Cyber security harus ditingkatkan
A
A
A
Sindonews.com - Kemampuan soft dan smart power pertahanan harus ditingkatkan karena ancaman keamanan diprediksi terus mengalami pergeseran dilihat dari segi sifat maupun aktornya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dari sifatnya, ada pergeseran nilai dan ancaman, yakni melingkupi ancaman nasional ke regional dan kembali lagi ke nasional. "Sumbernya tak hanya militer," ujarnya saat wisuda program pascasarjana Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (16/5/2012).
Purnomo menjelaskan, ancaman berupa perang terbuka di masa mendatang kemungkinan jarang dijumpai. Sebab, perang akan lebih banyak menggunakan pendekatan soft power dan smart power, seperti teknologi informasi.
Karenanya, Menhan mendorong adanya penguatan pertahanan melalui pendidikan. "Tak heran Unhan membuka program studi cyber security," katanya.
Menurut dia, Unhan harus berperan dalam hard dan soft power, termasuk brain/smart power. "Di bawah Kemhan ada Unhan, UPN Veteran dan SMA Taruna Nusantara. Kelebihan berada di kampus-kampus itu adalah yang dipelajari tak hanya ilmu pngetahuan, tapi juga pengetahuan bela negara. Ini karakteristik keunikannya," terang dia.
Rektor Unhan Syarifudin Tippe mengungkapkan, jumlah program studi di Unhan terus bertambah. Pada 2009 ada dua program, naik menjadi empat di tahun berikutnya dan sekarang ada 12 program studi.
Dia menyebut, program studi cyber security juga sudah terwujud, termasuk program studi perang asimetris. "Diagendakan dibuka Juli 2012 bersama peace and conflict resolution dan energy security," tuturnya.
Pada Juni mendatang, juga dideklarasikan msyarakat perguruan tinggi peduli pembangunan perbatasan. "Melalui wadah ini Unhan menanamkan pemahaman bela negara bagi msyarakat perbatasan," urai dia.
Pada wisuda kali ini, lanjut Tippe, Unhan mewisuda 54 mahasiswa/mahasiswinya, sebanyak 24 diantaranya dari kalangan militer 24 dan 30 orang sipil. "Mereka dari Manajemen Pertahanan 23 orang, Manajemen Bencana 17 orang, Ekonomi Pertahanan 12 orang, dan Strategi Perang Semesta 2 orang
Tahun ajaran 2010/2011," imbuhnya. (wbs)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dari sifatnya, ada pergeseran nilai dan ancaman, yakni melingkupi ancaman nasional ke regional dan kembali lagi ke nasional. "Sumbernya tak hanya militer," ujarnya saat wisuda program pascasarjana Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (16/5/2012).
Purnomo menjelaskan, ancaman berupa perang terbuka di masa mendatang kemungkinan jarang dijumpai. Sebab, perang akan lebih banyak menggunakan pendekatan soft power dan smart power, seperti teknologi informasi.
Karenanya, Menhan mendorong adanya penguatan pertahanan melalui pendidikan. "Tak heran Unhan membuka program studi cyber security," katanya.
Menurut dia, Unhan harus berperan dalam hard dan soft power, termasuk brain/smart power. "Di bawah Kemhan ada Unhan, UPN Veteran dan SMA Taruna Nusantara. Kelebihan berada di kampus-kampus itu adalah yang dipelajari tak hanya ilmu pngetahuan, tapi juga pengetahuan bela negara. Ini karakteristik keunikannya," terang dia.
Rektor Unhan Syarifudin Tippe mengungkapkan, jumlah program studi di Unhan terus bertambah. Pada 2009 ada dua program, naik menjadi empat di tahun berikutnya dan sekarang ada 12 program studi.
Dia menyebut, program studi cyber security juga sudah terwujud, termasuk program studi perang asimetris. "Diagendakan dibuka Juli 2012 bersama peace and conflict resolution dan energy security," tuturnya.
Pada Juni mendatang, juga dideklarasikan msyarakat perguruan tinggi peduli pembangunan perbatasan. "Melalui wadah ini Unhan menanamkan pemahaman bela negara bagi msyarakat perbatasan," urai dia.
Pada wisuda kali ini, lanjut Tippe, Unhan mewisuda 54 mahasiswa/mahasiswinya, sebanyak 24 diantaranya dari kalangan militer 24 dan 30 orang sipil. "Mereka dari Manajemen Pertahanan 23 orang, Manajemen Bencana 17 orang, Ekonomi Pertahanan 12 orang, dan Strategi Perang Semesta 2 orang
Tahun ajaran 2010/2011," imbuhnya. (wbs)
()