Koalisi Demokrat-PDIP dimungkinkan usung Prabowo
A
A
A
Sindonews.com - Belum ada figur calon presiden dari Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai bisa membuka ruang komunikasi antara kedua partai itu untuk melakukan penjajakan koalisi.
Pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, sejauh ini masih susah diprediksi siapa yang bakal diusung oleh kedua partai itu karena memang secara figur belum ada yang mendapatkan respons kuat dari publik.
Dalam situasi yang seperti itulah, baik Demokrat maupun PDIP perlu memikirkan figur untuk ditawarkan ke rakyat. "Saya melihat dari petanya, semuanya belum ada yang percaya diri karena menyadari belum punya kekuatan signifikan. Itu yang menurut saya sesama partai harus saling menjajaki, jangan mengunci dulu. Dalam konteks partai besar, Demokrat dan PDIP juga sangat mungkin melakukan penjajakan," kata Asep kemarin.
Dia menilai, hampir semua partai termasuk Demokrat dan PDIP sekarang mengalami krisis kader sehingga ada ancaman kesulitan bisa mengajukan figur internal dalam Pilpres 2014. Namun, Demokrat dan PDIP belum mau menyadari kondisi itu sehingga belum ada upaya untuk membuka peluang mencalonkan figur dari nonkader. Jika pada perkem-bangannya mengambil alternatif koalisi Demokrat dan PDIP, penetapannya akan dilakukan setelah pemilu legislatif.
Hal itu sangat dimungkinkan jika mengacu pada upaya Taufiq Kiemas yang intens merekatkan komunikasi antara kedua partai itu. Di samping kemungkinan koalisi Demokrat-PDIP, dia melihat Partai Gerindra memiliki figur capres sangat kuat meskipun partainya belum tentu memenuhi persyaratan minimal pengajuan capres.
"Karena itu, alternatif lainnya adalah Demokrat dan PDIP membuka penjaringan figur untuk dicalonkan atau mencalonkan Prabowo dengan kompensasi di pembagian kursi menterinya. Kalkulasinya, kalau cawapresnya dari PDIP, dominasi kabinetnya dari Demokrat atau sebaliknya," ungkapnya.
Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah mengakui PDIP siap untuk bekerja sama dengan parpol mana pun termasuk dengan Partai Demokrat dalam rangka Pilpres 2014. "Kerja sama antara PDIP dan parpol-parpol lain untuk mengurus Republik adalah sebuah keniscayaan politik karena hal tersebut sesuai falsafah gotong-royong," katanya.
Namun, kata dia, syarat dari kerja sama tersebut harus berlandaskan kesamaan ideologi perjuangan,bukan karena faktor kepentingan politik sesaat, apalagi yang bersifat transaksional.
"Secara teoritis, baik PDIP maupun Partai Demokrat sama-sama berasaskan ideologi Pancasila dan punya platform perjuangan mengawal prinsip empat pilar berbangsa. Dengan demikian, syarat formal bagi PDIP untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat sudah terpenuhi," ungkapnya.
Dengan terpenuhinya syarat formal itu, kemungkinan kerja sama PDIP dengan Demokrat tinggal syarat politiknya. "Syarat tersebut yaitu bergantung dinamika politik yang akan berkembang pada saat menjelang pilpres nanti," katanya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo mengatakan, kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai lain termasuk PDIP dan Gerindra tetap terbuka. Demokrat bahkan membuka peluang untuk mencalonkan figur dari nonkader. Namun, itu keputusannya ada di Majelis Tinggi melalui berbagai pertimbangan.
"Kita berdasarkan AD/ART jelas bahwa penentuan capres berdasarkan Majelis Tinggi bahwa yang namanya majelis tinggi itu tidak menutup kemungkinan calon dari luar yang punya kemampuan jajak pendapatnya tinggi. Kalau surveinya tinggi tentu akan kita pertimbangkan," katanya. (san)
Pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, sejauh ini masih susah diprediksi siapa yang bakal diusung oleh kedua partai itu karena memang secara figur belum ada yang mendapatkan respons kuat dari publik.
Dalam situasi yang seperti itulah, baik Demokrat maupun PDIP perlu memikirkan figur untuk ditawarkan ke rakyat. "Saya melihat dari petanya, semuanya belum ada yang percaya diri karena menyadari belum punya kekuatan signifikan. Itu yang menurut saya sesama partai harus saling menjajaki, jangan mengunci dulu. Dalam konteks partai besar, Demokrat dan PDIP juga sangat mungkin melakukan penjajakan," kata Asep kemarin.
Dia menilai, hampir semua partai termasuk Demokrat dan PDIP sekarang mengalami krisis kader sehingga ada ancaman kesulitan bisa mengajukan figur internal dalam Pilpres 2014. Namun, Demokrat dan PDIP belum mau menyadari kondisi itu sehingga belum ada upaya untuk membuka peluang mencalonkan figur dari nonkader. Jika pada perkem-bangannya mengambil alternatif koalisi Demokrat dan PDIP, penetapannya akan dilakukan setelah pemilu legislatif.
Hal itu sangat dimungkinkan jika mengacu pada upaya Taufiq Kiemas yang intens merekatkan komunikasi antara kedua partai itu. Di samping kemungkinan koalisi Demokrat-PDIP, dia melihat Partai Gerindra memiliki figur capres sangat kuat meskipun partainya belum tentu memenuhi persyaratan minimal pengajuan capres.
"Karena itu, alternatif lainnya adalah Demokrat dan PDIP membuka penjaringan figur untuk dicalonkan atau mencalonkan Prabowo dengan kompensasi di pembagian kursi menterinya. Kalkulasinya, kalau cawapresnya dari PDIP, dominasi kabinetnya dari Demokrat atau sebaliknya," ungkapnya.
Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah mengakui PDIP siap untuk bekerja sama dengan parpol mana pun termasuk dengan Partai Demokrat dalam rangka Pilpres 2014. "Kerja sama antara PDIP dan parpol-parpol lain untuk mengurus Republik adalah sebuah keniscayaan politik karena hal tersebut sesuai falsafah gotong-royong," katanya.
Namun, kata dia, syarat dari kerja sama tersebut harus berlandaskan kesamaan ideologi perjuangan,bukan karena faktor kepentingan politik sesaat, apalagi yang bersifat transaksional.
"Secara teoritis, baik PDIP maupun Partai Demokrat sama-sama berasaskan ideologi Pancasila dan punya platform perjuangan mengawal prinsip empat pilar berbangsa. Dengan demikian, syarat formal bagi PDIP untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat sudah terpenuhi," ungkapnya.
Dengan terpenuhinya syarat formal itu, kemungkinan kerja sama PDIP dengan Demokrat tinggal syarat politiknya. "Syarat tersebut yaitu bergantung dinamika politik yang akan berkembang pada saat menjelang pilpres nanti," katanya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo mengatakan, kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai lain termasuk PDIP dan Gerindra tetap terbuka. Demokrat bahkan membuka peluang untuk mencalonkan figur dari nonkader. Namun, itu keputusannya ada di Majelis Tinggi melalui berbagai pertimbangan.
"Kita berdasarkan AD/ART jelas bahwa penentuan capres berdasarkan Majelis Tinggi bahwa yang namanya majelis tinggi itu tidak menutup kemungkinan calon dari luar yang punya kemampuan jajak pendapatnya tinggi. Kalau surveinya tinggi tentu akan kita pertimbangkan," katanya. (san)
()