Golkar harus antisipasi risiko capres gagal

Rabu, 09 Mei 2012 - 08:51 WIB
Golkar harus antisipasi...
Golkar harus antisipasi risiko capres gagal
A A A
Sindonews.com - Partai Golkar harus sangat selektif menetapkan figur calon presiden (capres) dengan menghitung sekecil mungkin risiko kekalahan. Faktor historis yakni kekalahan dalam tiga kali pilpres harus menjadi pertimbangan utama.

"Semestinya Golkar melihat sejarah,lalu menatap ke depan menyongsong 2014. Jangan hanya mendengar keinginan segelintir orang ataupun pembisik-pembisik politik. Capres yang akan diusung harus terjamin elektabilitasnya ketika dibawa ke masyarakat," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit di Jakarta, kemarin.

Arbi menjelaskan, capres Golkar idealnya orang yang tak terlalu banyak disangkut-pautkan dengan kasus ataupun kontroversi dalam perjalanan kariernya.

Golkar sebisa mungkin mengusung figur yang citranya bersih, baik, dan menjual di mata publik. Menurut Arbi, Golkar semestinya membuka berbagai alternatif lain sebagai bakal capres di luar nama Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK).

Dia mengingatkan, masih banyak tokoh yang punya kapabilitas dan kapasitas mumpuni untuk diusung menjadi capres. Hal ini sangat penting agar Golkar mampu membuktikan diri sebagai partai yang melahirkan tokoh baru dan bisa diandalkan menuntaskan beragam persoalan bangsa.

"Tapi kalau tokoh yang diangkat itu-itu saja,risikonya harus dilihat juga yakni bisa kalah dalam pilpres. Dulu Wiranto yang diusung Golkar kalah. Kemudian JK juga kalah 2009. Masak sih dalam mengusung pemimpin bangsa calonnya seputaran itu saja. Harus munculkan tokoh lain yang lebih baik dan energik," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, target Golkar pada 2014 adalah meraih dua kemenangan sekaligus yakni menang dalam pemilu legislatif sehingga mampu menduduki kursi parlemen sebanyak-banyaknya dan memenangi pemilu presiden.

Berpijak dari target ini, kata Akbar, sudah barang tentu Golkar harus menyusun langkahlangkah strategis. Mekanisme pengusungan capres harus jelas demikian pula penyusunan daftar calon legislator. "Siapa pun figur yang kemudian ditampilkan Golkar, tentu sudah melalui suatu proses mekanisme internal yang baik. Dalam hal ini mekanisme yang harus demokratis," ungkapnya.

Menurut Akbar, semua elemen partai sebaiknya diberi kesempatan menyampaikan suara, bahkan memunculkan nama-nama yang pantas diusung menjadi pemimpin bangsa. Sebab itu, sungguh tak ada salahnya bagi Golkar membuat mekanisme pencapresan.

Pengurus DPD II maupun organisasi sayap Golkar semestinya juga diberi kesempatan menyampaikan pandangannya tentang tokoh yang menurut mereka cocok menjadi capres. "Dalam hal ini bisa dilihat dari survei siapa yang paling kuat dukungannya, siapa yang kuat elektabilitasnya. Dari sanalah baru diputuskan siapa capres Golkar untuk 2014," papar Akbar.

Dengan sistem dan mekanisme yang baik, Akbar yakin Golkar akan keluar sebagai pemenang pemilu legislatif sekaligus Pilpres 2014, terlebih bila calonnya adalah JK. "Kalau mekanisme penetapan capres Golkar terbuka seperti yang diusulkan Dewan Pertimbangan, peluang Pak JK sangat besar," pungkasnya.

Di tempat terpisah, JK masih mengelak berbicara tentang wacana pengusungannya sebagai capres di Golkar maupun Partai Demokrat.JK hanya memberi sinyal bahwa peran bagi bangsa pada masa depan haruslah memberi ruang lebih bagi generasi muda.

"Saat ini saatnya anak muda tampil. Sudah saatnya anak muda memegang peranan besar karena anak muda memiliki jiwa kepemimpinan, tulang punggung, serta penuh semangat untuk menjalankan aksiaksikemanusiaan," ungkapnya.

Mantan Wakil Presiden 2004-2009 ini menjelaskan, anak muda adalah agen-agen perubahan untuk membuat perbaikan di antara sesamanya juga di masyarakat. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5522 seconds (0.1#10.140)