Kematian Ongen membongkar makam Munir (I)
A
A
A
Sindonews.com - Kematian saksi kunci kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib, Raymond 'Ongen' Latuihamalo (56), seakan membongkar makam almarhum Munir di Taman Pemakaman Umum Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Ongen meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Rabu 2 Mei 2012, sekira pukul 17.00 WIB di pelukan istrinya, Eta Latuihamalo.
Pihak rumah sakit menduga, Ongen meninggal dunia karena serangan jantung. Namun, banyak pihak tak percaya dengan keterangan itu. Sebab, Ongen dikabarkan mengalami kejang sesaat sebelum kematiannya. Dugaan itu semakin diperkuat dengan keterangan keluarga yang mengatakan, musisi Jazz itu tak memiliki riwayat penyakit jantung.
Istri almarhum Munir, Suciwati bahkan menduga, kematian Ongen tak wajar. Karena, sehari sebelum terkena serangan jantung, Ongen dikabarkan bertemu dengan orang yang menggunakan mobil berplat nomor polisi (nopol) milik TNI dan sempat bersitegang.
"Kematian beliau harus jadi perhatian serius aparat negeri ini, sebab saya mendapatkan informasi almarhum Ongen malam sebelum meninggal sempat bersitegang dengan orang yang menaiki kendaraan berplat nomor TNI. Coba tanya jelas keluarganya, biar tidak sepihak, diinvestigasi," kata Suciwati kepada Sindonews, Kamis (3/5/2012).
Kecurigaan Suci bukan tak mendasar. Dengan meninggalnya Ongen, proses mencari keadilan terhadap Munir bagai mendirikan benang basah. Kesaksian Ongen masih dibutuhkan untuk novum kasus Muchdi Purwopranjono. Dengan meninggalnya Ongen, tak ada saksi kasus Munir. Sebelumnya, Bijak Subiakto yang merupakan Deputi VII Badan intelijen Negara (BIN) juga meninggal.
Ditambahkan Suci, peran Ongen dalam kasus Munir cukup besar. Dia yang membeberkan aktivitas Munir sesaat sebelum meninggal dalam pesawat dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004. Saat itu, Ongen yang tengah transit di Bandara Changi, Singapura, ketika hendak manggung di Belanda mengaku, sempat melihat Munir duduk bersama Pollycarpus Budihari Priyanto.
Dalam BAP-nya, Ongen mengatakan, melihat Pollycarpus duduk bersama Munir di Coffee Bean, Bandara Changi sambil membawa dua buah gelas minuman. Namun dalam persidangan pemeriksaan berkas Peninjauan Kembali (PK) kasus pembunuhan Munir di Pengadilan Negeri (PN), Jakarta Pusat, dengan tersangka Indra Setiawan dan Rohainil Aini, Ongen mencabut keterangannya dalam BAP yang menjadi novum baru bagi PK.
Diduga, Ongen membantah omongannya sendiri karena mendapat tekanan dari pihak kepolisian selama proses pemeriksaan.
Kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Poltak Manulang, Ongen menyebutkan, orang yang menekannya adalah Ketua Penyidik Perkara Munir, Brigjen Mathius Salempang. Hingga kini, belum diketahui motif Mathius melakukan hal itu.
Namun, saat berada ditingkat Mahkamah Agung (MA), Ongen kembali mengakui keterangan awalnya dengan mengatakan Pollycarpus membawa dua cangkir minuman saat bertemu dengan Munir di Coffee Bean, Bandara Changi. Karena keterangannya itulah, Pollycarpus divonis 20 tahun penjara.
Salah satu majelis hakim PK Munir, Djoko Sarwoko mengatakan, kesaksian Ongen dalam perkara itu sangat vital. Untuk itulah, majelis hakim memutuskan bahwa pria yang membunuh Munir adalah Pollycarpus. Kendati sudah mendapatkan pembunuh Munir, pengadilan masih belum mampu membongkar siapa orang di balik Polly. Dugaan kuat, Badan Intelijen Negara (BIN) dan rezim yang berkuasa di balik itu semua.
Seperti diketahui, nama Ongen mulai mencuat di media massa dan dikenal masyarakat setelah memberikan kesaksian atas kasus Munir. Informasi meninggalnya Ongen diungkapkan oleh kerabatnya yang juga musisi, Gleen Fredly dalam akun twitter @GlennFredly.
"Saya baru kehilangan orang yg paling penting dlm hidup saya, om-ku Ongen Latuihamallo.. saya sangat berduka kawan.. Rest in Love om Ongen," tulis Gleen dalam pesannya di twitter, pada Rabu 2 Mei 2012. (san)
Pihak rumah sakit menduga, Ongen meninggal dunia karena serangan jantung. Namun, banyak pihak tak percaya dengan keterangan itu. Sebab, Ongen dikabarkan mengalami kejang sesaat sebelum kematiannya. Dugaan itu semakin diperkuat dengan keterangan keluarga yang mengatakan, musisi Jazz itu tak memiliki riwayat penyakit jantung.
Istri almarhum Munir, Suciwati bahkan menduga, kematian Ongen tak wajar. Karena, sehari sebelum terkena serangan jantung, Ongen dikabarkan bertemu dengan orang yang menggunakan mobil berplat nomor polisi (nopol) milik TNI dan sempat bersitegang.
"Kematian beliau harus jadi perhatian serius aparat negeri ini, sebab saya mendapatkan informasi almarhum Ongen malam sebelum meninggal sempat bersitegang dengan orang yang menaiki kendaraan berplat nomor TNI. Coba tanya jelas keluarganya, biar tidak sepihak, diinvestigasi," kata Suciwati kepada Sindonews, Kamis (3/5/2012).
Kecurigaan Suci bukan tak mendasar. Dengan meninggalnya Ongen, proses mencari keadilan terhadap Munir bagai mendirikan benang basah. Kesaksian Ongen masih dibutuhkan untuk novum kasus Muchdi Purwopranjono. Dengan meninggalnya Ongen, tak ada saksi kasus Munir. Sebelumnya, Bijak Subiakto yang merupakan Deputi VII Badan intelijen Negara (BIN) juga meninggal.
Ditambahkan Suci, peran Ongen dalam kasus Munir cukup besar. Dia yang membeberkan aktivitas Munir sesaat sebelum meninggal dalam pesawat dari Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004. Saat itu, Ongen yang tengah transit di Bandara Changi, Singapura, ketika hendak manggung di Belanda mengaku, sempat melihat Munir duduk bersama Pollycarpus Budihari Priyanto.
Dalam BAP-nya, Ongen mengatakan, melihat Pollycarpus duduk bersama Munir di Coffee Bean, Bandara Changi sambil membawa dua buah gelas minuman. Namun dalam persidangan pemeriksaan berkas Peninjauan Kembali (PK) kasus pembunuhan Munir di Pengadilan Negeri (PN), Jakarta Pusat, dengan tersangka Indra Setiawan dan Rohainil Aini, Ongen mencabut keterangannya dalam BAP yang menjadi novum baru bagi PK.
Diduga, Ongen membantah omongannya sendiri karena mendapat tekanan dari pihak kepolisian selama proses pemeriksaan.
Kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Poltak Manulang, Ongen menyebutkan, orang yang menekannya adalah Ketua Penyidik Perkara Munir, Brigjen Mathius Salempang. Hingga kini, belum diketahui motif Mathius melakukan hal itu.
Namun, saat berada ditingkat Mahkamah Agung (MA), Ongen kembali mengakui keterangan awalnya dengan mengatakan Pollycarpus membawa dua cangkir minuman saat bertemu dengan Munir di Coffee Bean, Bandara Changi. Karena keterangannya itulah, Pollycarpus divonis 20 tahun penjara.
Salah satu majelis hakim PK Munir, Djoko Sarwoko mengatakan, kesaksian Ongen dalam perkara itu sangat vital. Untuk itulah, majelis hakim memutuskan bahwa pria yang membunuh Munir adalah Pollycarpus. Kendati sudah mendapatkan pembunuh Munir, pengadilan masih belum mampu membongkar siapa orang di balik Polly. Dugaan kuat, Badan Intelijen Negara (BIN) dan rezim yang berkuasa di balik itu semua.
Seperti diketahui, nama Ongen mulai mencuat di media massa dan dikenal masyarakat setelah memberikan kesaksian atas kasus Munir. Informasi meninggalnya Ongen diungkapkan oleh kerabatnya yang juga musisi, Gleen Fredly dalam akun twitter @GlennFredly.
"Saya baru kehilangan orang yg paling penting dlm hidup saya, om-ku Ongen Latuihamallo.. saya sangat berduka kawan.. Rest in Love om Ongen," tulis Gleen dalam pesannya di twitter, pada Rabu 2 Mei 2012. (san)
()