Prada Firman tewas ditembus kaliber 5,56
A
A
A
Sindonews.com - Peluru tajam berkaliber 5,56 ditemukan bersarang di dada Prada Firman. Peluru itu diduga berasal dari senapan laras panjang. Hal itu diungkapkan Panglima Kodam VII Wirabuana Mayjend Muhammad Nizam.
"Peluru tidak sempat diangkat di Gorontalo karena tidak ada peralatan memadai. Apalagi untuk peralatan uji forensik," ujar Nizam saat dihubungi wartawan, Kamis (26/4/2012).
Nizam mengatakan, peluru itu dikeluarkan dalam autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Menurutnya, autopsi dilakukan di Makassar karena peralatan di rumah sakit Gorontalo tidak memadai.
Prada Firman adalah anggota Kostrad Gorontalo yang bentrok dengan anggota Brimob Gorontalo. Firman meninggal di RS Aloei Saboe Gorontalo. Jenazah tiba di Landasan Udara Hasanuddin Kamis (26/4/2012).
Firman menghembuskan nafas terakhirnya di Gorontalo pukul 05.00 Wita. Dia kritis sejak 22 April 2012 lalu. Jenazah akan dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Corawali, Kecamatan Barobbo, Kabupaten Bone 200 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan.
"Saya masih berada di Gorontalo untuk memantau situasi yang ada. Sudah terbentuk tim gabungan TNI Polri untuk menangani masalah ini secara serius, pungkasnya.
Hingga saat ini jenazah Firman masih berada di ruang autopsi RS Bhayangkara Makassar. Sebuah ambulans dan peti mati diletakkan di halaman ruang Kedokteran Kepolisian Bhayangkara. (san)
"Peluru tidak sempat diangkat di Gorontalo karena tidak ada peralatan memadai. Apalagi untuk peralatan uji forensik," ujar Nizam saat dihubungi wartawan, Kamis (26/4/2012).
Nizam mengatakan, peluru itu dikeluarkan dalam autopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Menurutnya, autopsi dilakukan di Makassar karena peralatan di rumah sakit Gorontalo tidak memadai.
Prada Firman adalah anggota Kostrad Gorontalo yang bentrok dengan anggota Brimob Gorontalo. Firman meninggal di RS Aloei Saboe Gorontalo. Jenazah tiba di Landasan Udara Hasanuddin Kamis (26/4/2012).
Firman menghembuskan nafas terakhirnya di Gorontalo pukul 05.00 Wita. Dia kritis sejak 22 April 2012 lalu. Jenazah akan dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Corawali, Kecamatan Barobbo, Kabupaten Bone 200 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan.
"Saya masih berada di Gorontalo untuk memantau situasi yang ada. Sudah terbentuk tim gabungan TNI Polri untuk menangani masalah ini secara serius, pungkasnya.
Hingga saat ini jenazah Firman masih berada di ruang autopsi RS Bhayangkara Makassar. Sebuah ambulans dan peti mati diletakkan di halaman ruang Kedokteran Kepolisian Bhayangkara. (san)
()