Golkar pilih metode survei tentukan capres
A
A
A
Sindonews.com - Partai Golkar ingin segera menentukan calon presiden dari partainya. Karena itu, partai berlambang pohon beringin ini akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digelar Juli mendatang.
Namun sebelumnya, Golkar akan lebih dulu menggelar survei untuk memilih nama tokoh yang layak diusung Golkar sebagai capres 2014 mendatang.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, Golkar memilih survei untuk memilih kandidat. Metode survei lebih efektif dibandingkan metode konvensi dalam menentukan 'tiket' capres dari Golkar itu. Berdasarkan pengalaman masa lalu, metode konvensi tidak efektif.
"Yang pasti itu dulu sistem konvensi dua kali enggak berhasil, bahkan terkotak-kotak, money politic-nya enggak tahan. Parah sekali, gila-gilaan. Makanya kita enggak pakai lagi," ujar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ini saat berada di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Hasil metode survei itu lanjutnya akan dikukuhkan dalam rapimnas. Diakuinya, metode itu tidak sesuai tradisi Golkar. Tapi harus diakui survei dirasa lebih baik dibandingkan konvensi. Selain itu, metode survei juga bukanlah sesuatu yang baru.
"Kalau lebih bagus survei, ya pakai survei, karena money politicnya (konvensi) yang engga tahan, ngajarin yang enggak benar ke bawah-bawah. Makanya enggak usah deh, udah benar sistem survei," tuturnya.(lin)
Namun sebelumnya, Golkar akan lebih dulu menggelar survei untuk memilih nama tokoh yang layak diusung Golkar sebagai capres 2014 mendatang.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, Golkar memilih survei untuk memilih kandidat. Metode survei lebih efektif dibandingkan metode konvensi dalam menentukan 'tiket' capres dari Golkar itu. Berdasarkan pengalaman masa lalu, metode konvensi tidak efektif.
"Yang pasti itu dulu sistem konvensi dua kali enggak berhasil, bahkan terkotak-kotak, money politic-nya enggak tahan. Parah sekali, gila-gilaan. Makanya kita enggak pakai lagi," ujar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ini saat berada di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Hasil metode survei itu lanjutnya akan dikukuhkan dalam rapimnas. Diakuinya, metode itu tidak sesuai tradisi Golkar. Tapi harus diakui survei dirasa lebih baik dibandingkan konvensi. Selain itu, metode survei juga bukanlah sesuatu yang baru.
"Kalau lebih bagus survei, ya pakai survei, karena money politicnya (konvensi) yang engga tahan, ngajarin yang enggak benar ke bawah-bawah. Makanya enggak usah deh, udah benar sistem survei," tuturnya.(lin)
()