RI minta Interpol tangani penjualan organ TKI
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia meminta pertanggungjawaban pihak kepolisian Malaysia atas nasib tiga Tenaga Kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga telah menjadi korban perdagangan organ tubuh.
"Kita mendapatkan informasi, polisi Malaysia sudah siap melakukan penelusuran lebih dalam. Karena itu, pihak Indonesia tentu meminta kecepatan dan ketegasan sikap polisi Malaysia atas peristiwa ini dan pertanggungjawaban. Kalau memang tidak salah dalam penembakan ini," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar usai K3 Expo dan Seminar 2012 Usaha Pemerintah dalam Pencapaian Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015 di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Selain itu, pihaknya juga telah meminta Interpol untuk turun tangan dalam menyelesaikan kejadian ini. "Kita terus minta pihak interpol agar bergerak supaya mendeteksi apa benar indikasi pembunuhan atau pengambilan organ tubuh itu benar," tegasnya.
Sebelumnya, keluarga dari tiga orang Tenaga Kerja Indonesia asal Lombok Timur menduga, ada indikasi praktik jual-beli organ tubuh karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada, dan perut korban. Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil.
Tiga TKI yang tewas dalam penembakan itu, Mad Noor (28), warga Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, dan Herman (34) serta Abdul Kadir Jaelani (25). Herman dan Jaelani keduanya adalah paman dan keponakan, warga Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. (san)
"Kita mendapatkan informasi, polisi Malaysia sudah siap melakukan penelusuran lebih dalam. Karena itu, pihak Indonesia tentu meminta kecepatan dan ketegasan sikap polisi Malaysia atas peristiwa ini dan pertanggungjawaban. Kalau memang tidak salah dalam penembakan ini," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar usai K3 Expo dan Seminar 2012 Usaha Pemerintah dalam Pencapaian Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015 di Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Selain itu, pihaknya juga telah meminta Interpol untuk turun tangan dalam menyelesaikan kejadian ini. "Kita terus minta pihak interpol agar bergerak supaya mendeteksi apa benar indikasi pembunuhan atau pengambilan organ tubuh itu benar," tegasnya.
Sebelumnya, keluarga dari tiga orang Tenaga Kerja Indonesia asal Lombok Timur menduga, ada indikasi praktik jual-beli organ tubuh karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada, dan perut korban. Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil.
Tiga TKI yang tewas dalam penembakan itu, Mad Noor (28), warga Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, dan Herman (34) serta Abdul Kadir Jaelani (25). Herman dan Jaelani keduanya adalah paman dan keponakan, warga Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. (san)
()