Bursa calon Gubernur DKI Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Suhu persaingan bursa calon Gubernur DKI Jakarta ini makin hangat.Partai-partai sudah merilis calon-calon terbaiknya untuk “diadu”’ agar bisa menduduki posisi orang nomor satu di Ibu Kota Negara ini.
Partai Golkar berkoalisi dengan PPP dan PDS mengusung Alex Noerdin-Nono Sampono.Partai Demokrat mencalonkan gubernur incumbent Fauzi Bowo dan Adang Ruchiatna. PDIP bakal mengusung kadernya, Wali Kota Solo Joko Widodo. Bursa pemilihan calon gubernur DKI ini juga diramaikan dengan munculnya calon-calon dari jalur independen seperti Faisal Basri-Biem Benjamin maupun Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria.
Siapa pun nama yang muncul dalam bursa tersebut patut kita apresiasi sepanjang memang mereka mematuhi aturan yang berlaku. Tentunya,di era demokrasi, munculnya banyak calon patut disyukuri. Selain fenomena ini pertanda demokrasi makin baik, masyarakat juga banyak diberi pilihan. Masyarakat bisa menilai sendiri siapa yang pantas dari calon yang muncul untuk memimpin Jakarta ke depan.
Masyarakat bisa melihat mereka dari track record para calon yang akan maju ke bursa gubernur DKI tersebut, baik dari segi kualitas kepemimpinan maupun pengalamannya. Yang perlu dikedepankan adalah bagaimana menggelar pesta rakyat ini dengan fair, sehat, damai, dan bermartabat. Bursa pemilihan gubernur DKI ini jangan sampai dikotori oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah, partai politik, dan pemangku kepentingan lainnya harus bisa memberikan pelajaran politik yang baik kepada masyarakat.Jangan ada kecurangan politik yang bisa berujung pada ketidakabsahan, konflik politik atau munculnya kekerasan politik. Jangan sampai ada politik dagang sapi maupun politik uang yang bisa mengotori eventmulia ini. Semua kandidat pun harus bisa bermain fair dan elegan serta siap kalah dan siap menang.
Artinya, kandidat yang kalah harus legawa dan siap mendukung yang menang. Sebaliknya, masyarakat Jakarta harus lebih kritis. Jangan tergoda dengan kenikmatan sesaat seperti menerima uang “suap”dari para kandidat agar mereka dipilih. Pilihlah pemimpin yang benar-benar layak memimpin Jakarta, bukan pemimpin yang hanya pandai mengumbar janji atau pemimpin yang hanya pandai membangun citra tanpa kerja yang nyata. Karena bagaimanapun bukan hal mudah untuk menjadi pemimpin Jakarta.
Kota ini dengan banyak dinamikanya menyimpan segudang masalah yang hingga kini belum terpecahkan.Mulai dari macet, banjir, sampah,maraknya kriminalitas, polusi, kebakaran hingga makin sempitnya lahan hijau.Karena itu, Jakarta memerlukan pemimpin yang tegas, berani, dan memiliki terobosan yang mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Kita mengharapkan pemimpin Jakarta ke depan benar-benar memiliki visi yang jelas untuk membangun Jakarta.
Pemimpin yang mampu mengatasi kemacetan Jakarta. Pemimpin yang bisa membuat Jakarta bebas banjir. Pemimpin yang juga bisa menjamin rasa aman setiap orang yang berada di kota ini.Bagaimanapun Jakarta merupakan pintu gerbang Indonesia. Citra positif Indonesia bisa mulai dibangun dengan mewujudkan Jakarta yang bebas macet, bebas banjir, dan aman.
Keberhasilan mengatasi kemacetan,membebaskan banjir, maupun menjamin keamanan di Ibu Kota tidak saja berujung pada kenyamanan warganya, tetapi juga secara otomatis akan meningkatkan roda perekonomian di metropolitan ini.
Karena itu, terlepas dari siapa pun yang terpilih nantinya, pemimpin Jakarta harus mampu memberikan solusi atas permasalahan Jakarta yang hingga sekarang seperti “dibiarkan” saja. Kita menginginkan Jakarta yang lebih beradab, yakni Jakarta yang bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi tiap orang yang ada di dalamnya.(azh)
Partai Golkar berkoalisi dengan PPP dan PDS mengusung Alex Noerdin-Nono Sampono.Partai Demokrat mencalonkan gubernur incumbent Fauzi Bowo dan Adang Ruchiatna. PDIP bakal mengusung kadernya, Wali Kota Solo Joko Widodo. Bursa pemilihan calon gubernur DKI ini juga diramaikan dengan munculnya calon-calon dari jalur independen seperti Faisal Basri-Biem Benjamin maupun Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria.
Siapa pun nama yang muncul dalam bursa tersebut patut kita apresiasi sepanjang memang mereka mematuhi aturan yang berlaku. Tentunya,di era demokrasi, munculnya banyak calon patut disyukuri. Selain fenomena ini pertanda demokrasi makin baik, masyarakat juga banyak diberi pilihan. Masyarakat bisa menilai sendiri siapa yang pantas dari calon yang muncul untuk memimpin Jakarta ke depan.
Masyarakat bisa melihat mereka dari track record para calon yang akan maju ke bursa gubernur DKI tersebut, baik dari segi kualitas kepemimpinan maupun pengalamannya. Yang perlu dikedepankan adalah bagaimana menggelar pesta rakyat ini dengan fair, sehat, damai, dan bermartabat. Bursa pemilihan gubernur DKI ini jangan sampai dikotori oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Pemerintah, partai politik, dan pemangku kepentingan lainnya harus bisa memberikan pelajaran politik yang baik kepada masyarakat.Jangan ada kecurangan politik yang bisa berujung pada ketidakabsahan, konflik politik atau munculnya kekerasan politik. Jangan sampai ada politik dagang sapi maupun politik uang yang bisa mengotori eventmulia ini. Semua kandidat pun harus bisa bermain fair dan elegan serta siap kalah dan siap menang.
Artinya, kandidat yang kalah harus legawa dan siap mendukung yang menang. Sebaliknya, masyarakat Jakarta harus lebih kritis. Jangan tergoda dengan kenikmatan sesaat seperti menerima uang “suap”dari para kandidat agar mereka dipilih. Pilihlah pemimpin yang benar-benar layak memimpin Jakarta, bukan pemimpin yang hanya pandai mengumbar janji atau pemimpin yang hanya pandai membangun citra tanpa kerja yang nyata. Karena bagaimanapun bukan hal mudah untuk menjadi pemimpin Jakarta.
Kota ini dengan banyak dinamikanya menyimpan segudang masalah yang hingga kini belum terpecahkan.Mulai dari macet, banjir, sampah,maraknya kriminalitas, polusi, kebakaran hingga makin sempitnya lahan hijau.Karena itu, Jakarta memerlukan pemimpin yang tegas, berani, dan memiliki terobosan yang mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Kita mengharapkan pemimpin Jakarta ke depan benar-benar memiliki visi yang jelas untuk membangun Jakarta.
Pemimpin yang mampu mengatasi kemacetan Jakarta. Pemimpin yang bisa membuat Jakarta bebas banjir. Pemimpin yang juga bisa menjamin rasa aman setiap orang yang berada di kota ini.Bagaimanapun Jakarta merupakan pintu gerbang Indonesia. Citra positif Indonesia bisa mulai dibangun dengan mewujudkan Jakarta yang bebas macet, bebas banjir, dan aman.
Keberhasilan mengatasi kemacetan,membebaskan banjir, maupun menjamin keamanan di Ibu Kota tidak saja berujung pada kenyamanan warganya, tetapi juga secara otomatis akan meningkatkan roda perekonomian di metropolitan ini.
Karena itu, terlepas dari siapa pun yang terpilih nantinya, pemimpin Jakarta harus mampu memberikan solusi atas permasalahan Jakarta yang hingga sekarang seperti “dibiarkan” saja. Kita menginginkan Jakarta yang lebih beradab, yakni Jakarta yang bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi tiap orang yang ada di dalamnya.(azh)
()