Katrol nilai siswa, sekolah akan Disanksi

Kamis, 15 Maret 2012 - 00:02 WIB
Katrol nilai siswa, sekolah akan Disanksi
Katrol nilai siswa, sekolah akan Disanksi
A A A
Sindonews.com - Sekolah akan ditolak ikut Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) apabila mengkatrol nilai siswanya yang ikut jalur undangan.

Direktur Sekolah Menengah Atas (SMA) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Toto Supriyanto mengatakan, tidak ada jalan lain bagi sekolah agar mau meningkatkan kredibilitas nilai sekolah yang akan dipakai sebagai satu-satunya persyaratan siswanya ikut jalur undangan SNMPTN melainkan dengan sekolah itu tidak akan diizinkan mendaftarkan siswanya masuk jalur undangan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Toto menganggap perlu sanksi daftar hitam ini terkait nilai akademik yang berujung pada intelektualitas karakter.

“Kalau rapor saja dicetak tidak jujur merupakan sesuatu yang pantas mendapatkan sanksi. Saya rasa sanksi ini perlu bagi setiap sekolah untuk tidak bermain dengan ketidakjujuran,” katanya usai membuka Kemah Remaja 2012, Rabu (14/3/2012).

Dirinya menyatakan, sanksi ini diharap menjadi efek jera bagi sekolah lain karena Kemendikbud sendiri tidak akan sanggup melakukan pengawasan ke satu per satu sekolah. Kemendikbud juga sudah mendorong setiap sekolah untuk berlaku jujur. Namun, Toto berharap, kejujuran ini juga harus didorong dari keluarga kepada setiap anaknya.

Toto tidak menampik bahwa lolosnya siswa ke jalur undangan SNMPTN merupakan prestise setiap sekolah. Namun kalau tidak pencegahan makin banyak kasus serupa yang akan terjadi.

“Dulu di Institut Pertanian Bogor (IPB) pernah ada kasus. Dari rapornya bagus namun dari prestasi mereka jeblok bahkan ada yang tidak naik kelas. Tahun depan jatah sekolah itu langsung dikurangi bahkan dinolkan dulu kuotanya,” ungkap Toto.

Mengenai usulan nilai raport supaya dimasukan database online, Toto mengaku kemungkinan akan diterapkan. Akan tetapi, metode pencegahan yang akan dilakukan sementara ini ialah sanksi daftar hitam tersebut. Bersamaan dengan itu pemerintah akan terus mensosialisasikan pentingnya kejujuran nilai baik untuk penilaian SNMPTN maupun Ujian Nasional (UN).

Pembinaan lain yang dilakukan yakni mengadakan kemah remaja untuk mendidik karakter siswa. Sebagai pilot project 18 siswa dari 25 sekolah mengikuti kemah remaja itu. Di antara sekolah yang dipilih itu merupakan sekolah yang kerap kali melakukan bullying seperti SMA 70 dan SMA 6 Jakarta.

“Mereka akan dilatih aspek kepramukan dan tolong menolong serta disiplin. Targetnya agar jangan ada lagi kekerasan yang terjadi pada anak,” ujarnya.

Siswa bandel yang disekolahnya kerap melakukan bullying juga diundang
agar menjadi duta sekolah supaya kekerasan tidak menjalar lagi. Kemendikbud juga akan menyediakan insentif Rp20 juta per sekolah untuk mengentaskan kekerasan. Target awal program ini akan dilakukan di Jakarta, jika berhasil akan dilanjutkan ke sekolah lain di seluruh Indonesia.

Sekretaris Jenderal Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Herry Suhardiyanto menambahkan, pihaknya meminta agar pemerintah membangun sistem monitoring terhadap nilai rapor secara nasional agar tidak terjadi kecurigaan terhadap sekolah. Monitoring dan evaluasi yang ketat akan mampu menghasilkan nilai rapor yang akurat sesuai dengan kemampuan siswa.

Sebagai Rektor IPB, Herry berujar, tidak dapat dipungkiri selalu ada oknum sekolah yang mencoba memanipulasi nilai. Namun sebagai rektor dirinya sudah berpengalaman untuk mendeteksi bentuk kecurangan sekolah yang berupaya memperbaiki nilai rapor. Kejanggalan nilai rapor bisa cepat terdeteksi ketika pendaftaran mahasiswa baru.

“Seleksi rapor dapat dilihat dari konsistensi nilai siswa sejak semester 1-5. Jalur undangan perlu agar siswa dari daerah semakin luas kesempatannya untuk
masuk PTN,” bebernya.

Mantan Ketua Panitia SNMPTN 2011 ini menyatakan, selama ini IPB menerima mahasiswa sebagian besar lewat jalur undangan hingga 63 persen dan kuota yang diterima dari ujian tertulis SNMPTN hanya 10 persen. Sedangkan melalui jalur mandiri 10 persen, dan sisanya tujuh persen melalui beasiswa utusan daerah.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6888 seconds (0.1#10.140)