Zona satu saktu tak ubah waktu salat
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah berencana memberlakukan zona satu waktu di Indonesia. Namun langkah ini tidak akan mengubah pelaksanaan waktu salat bagi umat muslim.
Hal itu diungkapkan Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Senin (13/3/2012).
"Kita salat tetap berdasarkan matahari. Jadi waktu salat beda (tiap daerah). Patokannya tetap matahari, enggak ribet," ujarnya.
Kendati tidak ada yang berubah, lanjut SDA, pemberlakuan zona satu waktu itu tetap membutuhkan kesepakatan terkait waktu salat tersebut.
"Ini tinggal kesepakatan pihak-pihak yang memiliki kompetensi saja," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, penerapan zona satu waktu diyakini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 20 persen. Pembagian waktu (WIB, WIT, WITA) di Indonesia, disinyalir salah satu faktor penghambat peningkatan produktivitas berbagai sektor terutama ekonomi dan bisnis.
Kepala Divisi Humas dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Edib Muslim menjelaskan, peningkatan tersebut karena pertambahan angkatan kerja dari 190 juta orang menjadi 240 orang yang akan melakukan pekerjaannya secara bersama-sama.
Dalam berbagai transaksi bisnis, Indonesia sering kalah bersaing. Misalnya jadwal terbang Garuda yang selalu satu jam lebih lambat dari maskapai lain. Hal serupa juga dirasakan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menurutnya kalah satu jam dengan bursa efek di Hong Kong dan Shanghai.
Hal itu diungkapkan Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Senin (13/3/2012).
"Kita salat tetap berdasarkan matahari. Jadi waktu salat beda (tiap daerah). Patokannya tetap matahari, enggak ribet," ujarnya.
Kendati tidak ada yang berubah, lanjut SDA, pemberlakuan zona satu waktu itu tetap membutuhkan kesepakatan terkait waktu salat tersebut.
"Ini tinggal kesepakatan pihak-pihak yang memiliki kompetensi saja," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, penerapan zona satu waktu diyakini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 20 persen. Pembagian waktu (WIB, WIT, WITA) di Indonesia, disinyalir salah satu faktor penghambat peningkatan produktivitas berbagai sektor terutama ekonomi dan bisnis.
Kepala Divisi Humas dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Edib Muslim menjelaskan, peningkatan tersebut karena pertambahan angkatan kerja dari 190 juta orang menjadi 240 orang yang akan melakukan pekerjaannya secara bersama-sama.
Dalam berbagai transaksi bisnis, Indonesia sering kalah bersaing. Misalnya jadwal terbang Garuda yang selalu satu jam lebih lambat dari maskapai lain. Hal serupa juga dirasakan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menurutnya kalah satu jam dengan bursa efek di Hong Kong dan Shanghai.
()