Pemberantasan korupsi alami kemajuan
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengatakan, upaya pemberantasan korupsi terus mengalami kemajuan. Dia menepis anggapan bahwa pemberantasan korupsi jalan di tempat.
Menurut dia, asumsi bahwa pemberantasan korupsi jalan di tempat lantaran gencarnya pemberitaan tentang korupsi di media massa sehingga membuat upaya pemberantasan korupsi seolah tidak maksimal, terlebih pemberitaan di media lebih banyak mengangkat sisi negatif ketimbang positifnya.
“Pemberitaan korupsi saat ini sering tidak adil sehingga upaya pemberantasan korupsi seakan tak maksimal,” ungkap Denny pada Diskusi Kebangsaan di Kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Selasa (6/3/2012).
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) untuk negaranegara ASEAN sejak 2004–2010, IPK Indonesia mengalami kemajuan. Bahkan, selama rentang waktu tersebut IPK Indonesia naik menjadi 0,8 poin.
Meski terkesan kecil, kata Denny, capaian tersebut tetap harus diapresiasi, sebab itu menggambarkan bahwa ada kecenderungan ke arah perbaikan dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Di antara negara ASEAN, IPK kita tertinggi, sedangkan di ASIA kita nomor 5,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, banyak yang melihat keberhasilan China dalam upaya pemberasan korupsi dengan cara menerapkan hukuman mati terhadap koruptor. Namun, tidak berarti bahwa korupsi di China sedikit.
Ironisnya lagi, berdasarkan informasi yang dia dengar, pelaku korupsi yang dihukum mati ternyata lawan politik penguasa.
“Apakah di China korupsi sedikit, tidak juga. Bahkan, menurut teman yang pernah tinggal di China, koruptor yang dihukum mati ternyata lawan politik penguasa,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum LDII Abdul Syam menambahkan, dalam rangka membangun bangsa ke depan, sikap optimisme harus tetap ditanamkan dengan mengesampingkan sikap pesimisme dan mudah mengeluh.
Dia meyakini optimisme dan konsistensi dalam melakukan upaya perbaikan akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.
“Kita tetap harus optimistis dan jangan banyak mengeluh. Kita perlu mengakui dan mengapresiasi perbaikan atau kemajuan yang telah dicapai pemerintah sekarang,” imbuhnya.(lin)
Menurut dia, asumsi bahwa pemberantasan korupsi jalan di tempat lantaran gencarnya pemberitaan tentang korupsi di media massa sehingga membuat upaya pemberantasan korupsi seolah tidak maksimal, terlebih pemberitaan di media lebih banyak mengangkat sisi negatif ketimbang positifnya.
“Pemberitaan korupsi saat ini sering tidak adil sehingga upaya pemberantasan korupsi seakan tak maksimal,” ungkap Denny pada Diskusi Kebangsaan di Kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Selasa (6/3/2012).
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) untuk negaranegara ASEAN sejak 2004–2010, IPK Indonesia mengalami kemajuan. Bahkan, selama rentang waktu tersebut IPK Indonesia naik menjadi 0,8 poin.
Meski terkesan kecil, kata Denny, capaian tersebut tetap harus diapresiasi, sebab itu menggambarkan bahwa ada kecenderungan ke arah perbaikan dalam upaya pemberantasan korupsi.
“Di antara negara ASEAN, IPK kita tertinggi, sedangkan di ASIA kita nomor 5,” ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, banyak yang melihat keberhasilan China dalam upaya pemberasan korupsi dengan cara menerapkan hukuman mati terhadap koruptor. Namun, tidak berarti bahwa korupsi di China sedikit.
Ironisnya lagi, berdasarkan informasi yang dia dengar, pelaku korupsi yang dihukum mati ternyata lawan politik penguasa.
“Apakah di China korupsi sedikit, tidak juga. Bahkan, menurut teman yang pernah tinggal di China, koruptor yang dihukum mati ternyata lawan politik penguasa,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum LDII Abdul Syam menambahkan, dalam rangka membangun bangsa ke depan, sikap optimisme harus tetap ditanamkan dengan mengesampingkan sikap pesimisme dan mudah mengeluh.
Dia meyakini optimisme dan konsistensi dalam melakukan upaya perbaikan akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.
“Kita tetap harus optimistis dan jangan banyak mengeluh. Kita perlu mengakui dan mengapresiasi perbaikan atau kemajuan yang telah dicapai pemerintah sekarang,” imbuhnya.(lin)
()