Jaksa Sistoyo dibacok, KPK tak responsif
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tidak bertindak responsif dalam menangani insiden penyerangan terhadap Jaksa Sistoyo yang terjadi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung, kemarin.
"KPK tidak responsif dengan keamanan yang ada di pengadilan dan sejak awal ini kami sesalkan. Oleh karena itu jika tidak ada jaminan kemanan pada klien saya dalam memberikan kesaksian, saya minta agar pengadilan ditunda dan kalau perlu pengadilannya dipindahkan ke Jakarta demi keamanan," kuasa hukum Jaksa Sistoyo, Firman Wijaya, kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/3/2012).
Walau tidak mau menyalahkan berbagai pihak atas insiden yang menimpa kliennya tersebut, Firman mengaku sangat kecewa dengan tindakan pihak keamanan yang seharusnya bertanggung jawab untuk melakukan pengamanan.
"Sebagai peradilan modern ini merupakan suatu penghinaan, karena ini terjadi di dalam ruang persidangan, karena saya angap ada rangkaian yang sistematis. Ini tidak terjadi kemarin saja, tapi juga terjadi pada hari pertama pembacaan surat dakwaan," ungkapnya.
"Penyerangan terhadap Sistoyo juga terjadi pada hari itu dan saya tidak melihat ada antisipasi sama sekali terhadap insiden itu. Bagaimana seseorang bisa masuk ruang persidangan tanpa ada sistem keamanan yang jelas," jelasnya.
"Kemudian insiden yang kali ini terjadi, hemat saya sudah berada pada titik batas toleransi yang bisa diterima," imbuhnya.
Sistoyo diserang senjata tajam usai sidang kasus korupsi di Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, kemarin pagi. Sistoyo mendapatkan luka serius di keningnya, dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sementara pelaku yang membacok Sistoyo langsung diciduk polisi dan diamankan.
Kejadian tersebut bermula sekira pukul 10.00 WIB, di lantai dua Ruang Sidang Utama PN Bandung. Terdakwa kasus suap Rp100 juta yang ditangkap KPK itu baru saja selesai menjalani sidang eksepsi. Begitu keluar ruang sidang, tiba-tiba seorang pelaku menghampiri Sistoyo yang mengenakan batik gelap.
"Penghianat kamu," kata pria setengah baya yang beridentitas Deddy Sugarda, sambil memukulkan golok ke kepalanya.
Dalam pemeriksaan, Deddy mengaku penyerangannya terhadap Sistoyo dilatarbelakangi kebenciannya terhadap para pelaku tindak pidana korupsi. (wbs)
"KPK tidak responsif dengan keamanan yang ada di pengadilan dan sejak awal ini kami sesalkan. Oleh karena itu jika tidak ada jaminan kemanan pada klien saya dalam memberikan kesaksian, saya minta agar pengadilan ditunda dan kalau perlu pengadilannya dipindahkan ke Jakarta demi keamanan," kuasa hukum Jaksa Sistoyo, Firman Wijaya, kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/3/2012).
Walau tidak mau menyalahkan berbagai pihak atas insiden yang menimpa kliennya tersebut, Firman mengaku sangat kecewa dengan tindakan pihak keamanan yang seharusnya bertanggung jawab untuk melakukan pengamanan.
"Sebagai peradilan modern ini merupakan suatu penghinaan, karena ini terjadi di dalam ruang persidangan, karena saya angap ada rangkaian yang sistematis. Ini tidak terjadi kemarin saja, tapi juga terjadi pada hari pertama pembacaan surat dakwaan," ungkapnya.
"Penyerangan terhadap Sistoyo juga terjadi pada hari itu dan saya tidak melihat ada antisipasi sama sekali terhadap insiden itu. Bagaimana seseorang bisa masuk ruang persidangan tanpa ada sistem keamanan yang jelas," jelasnya.
"Kemudian insiden yang kali ini terjadi, hemat saya sudah berada pada titik batas toleransi yang bisa diterima," imbuhnya.
Sistoyo diserang senjata tajam usai sidang kasus korupsi di Pengadilan Tipikor Bandung, Jawa Barat, kemarin pagi. Sistoyo mendapatkan luka serius di keningnya, dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sementara pelaku yang membacok Sistoyo langsung diciduk polisi dan diamankan.
Kejadian tersebut bermula sekira pukul 10.00 WIB, di lantai dua Ruang Sidang Utama PN Bandung. Terdakwa kasus suap Rp100 juta yang ditangkap KPK itu baru saja selesai menjalani sidang eksepsi. Begitu keluar ruang sidang, tiba-tiba seorang pelaku menghampiri Sistoyo yang mengenakan batik gelap.
"Penghianat kamu," kata pria setengah baya yang beridentitas Deddy Sugarda, sambil memukulkan golok ke kepalanya.
Dalam pemeriksaan, Deddy mengaku penyerangannya terhadap Sistoyo dilatarbelakangi kebenciannya terhadap para pelaku tindak pidana korupsi. (wbs)
()