Kasus wisma atlet bikin popularitas Demokrat turun
Kasus wisma atlet bikin popularitas Demokrat turun
A
A
A
Sindonews.com - Populatiras Partai Demokrat semakin turun. Hal itu tak lepas dari pemberitaan atas kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games menyeret sejumlah petinggi partai berlambang Mercy ini.
Ketua DPP Bidang Pemberantasan Mafia Hukum Partai Demokrat Didi Irwadi Syamsuddin mengakui adanya kondisi tersebut. Pihaknya akan mengambil hikmah positif dari semua yang terjadi.
"Apa yang terjadi belakangan ini, memang tidak mudah. Kami mendapat kritikan dari mana-mana, tapi harus bisa mengambil hikmah positifnya dan tidak resisten," ujarnya saat diskusi Polemik Sindo Radio bertema "Parpol Menuju Titik Nadir" di Warung Daun Cikini, Sabtu (25/2/2012).
Apa yang dilihat masyarakat saat ini, menjadi pemberitaan yang menarik dan bisa dijual oleh oknum tertentu.
Menurut Didi, media massa menaruh perhatian besar terhadap kasus hukum yang membelit elite parpol. Akibatnya, media massa tidak memberi ruang pemberitaan atas keberhasilan program pemerintah.
Padahal, kata dia, pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tumbuh signifikan. Kendati begitu, Demokrat tidak akan mencoba membendung pemberitaan masif media. "Kami tidak boleh melawan opini publik," ujarnya.
Didi menambahkan, krisis kepercayaan publik terhadap parpol memang terjadi. "Kepercayaan terhadap parpol nyaris turun luar biasa. Setiap partai pasti ada oknumnya, enggak semua bersih orang di partai," ujarnya.(lin)
Ketua DPP Bidang Pemberantasan Mafia Hukum Partai Demokrat Didi Irwadi Syamsuddin mengakui adanya kondisi tersebut. Pihaknya akan mengambil hikmah positif dari semua yang terjadi.
"Apa yang terjadi belakangan ini, memang tidak mudah. Kami mendapat kritikan dari mana-mana, tapi harus bisa mengambil hikmah positifnya dan tidak resisten," ujarnya saat diskusi Polemik Sindo Radio bertema "Parpol Menuju Titik Nadir" di Warung Daun Cikini, Sabtu (25/2/2012).
Apa yang dilihat masyarakat saat ini, menjadi pemberitaan yang menarik dan bisa dijual oleh oknum tertentu.
Menurut Didi, media massa menaruh perhatian besar terhadap kasus hukum yang membelit elite parpol. Akibatnya, media massa tidak memberi ruang pemberitaan atas keberhasilan program pemerintah.
Padahal, kata dia, pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tumbuh signifikan. Kendati begitu, Demokrat tidak akan mencoba membendung pemberitaan masif media. "Kami tidak boleh melawan opini publik," ujarnya.
Didi menambahkan, krisis kepercayaan publik terhadap parpol memang terjadi. "Kepercayaan terhadap parpol nyaris turun luar biasa. Setiap partai pasti ada oknumnya, enggak semua bersih orang di partai," ujarnya.(lin)
()
Explore More