Buntut bentrok, napi minta Kalapas Kerobokan dicopot
A
A
A
Sindonews.com - Selain dilatarbelakangi dendam, bentrok antarnarapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Kerobokan, Bali, juga dipicu atas kekecewaan para napi terhadap kepala lapas.
Hal itu terbongkar dalam dialog antarnapi dengan pemerintah daerah dan perwakilan lapas usai bentrokan terjadi. Dalam pertamuan itu, para narapidana mengungkapkan keluhan dan tuntutannya.
Pertama, menuntut adanya keadilan dan perlakuan yang sama terhadap sesama narapidana. Kedua, copot Kalapas Kelas IIA Kerobokan. Terakhir, perbaiki sistem pembinaan dalam lapas.
"Kami masih mendalami tuntutan para narapidana, apa yang mereka maksud dengan diperlakukan tidak adil dalam pembinaan. Pihak internal lapas akan melihat kembali proses pembinaan yang sudah dilakukan," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarat Polri Irjen (Pol) Saud Usman Nasution di Jakarta, Rabu (22/2/2012).
Ketidakadilan yang dimaksud para napi, tambah Saud, di antaranya adalah jam besuk dan keleluasaan napi di dalam tahanan tidak sama antara yang satu dengan lainnya, hingga menimbulkan kecemburuan sesama napi.
"Yang jelas, tuntutan mereka supaya ada keadilan dalam pembinaan. Ini kan masih tuntutan, kami juga tidak tahu sebenarnya apa, tapi yang jelas adalah masalah proses pembinaan terhadap para napi di sana," tambahnya.
Seperti diketahui, bentrok antarnapi di Lapas Kerobokan telah menghanguskan penjara terbesar di Bali itu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, tiga orang napi mengalami luka. (san)
Hal itu terbongkar dalam dialog antarnapi dengan pemerintah daerah dan perwakilan lapas usai bentrokan terjadi. Dalam pertamuan itu, para narapidana mengungkapkan keluhan dan tuntutannya.
Pertama, menuntut adanya keadilan dan perlakuan yang sama terhadap sesama narapidana. Kedua, copot Kalapas Kelas IIA Kerobokan. Terakhir, perbaiki sistem pembinaan dalam lapas.
"Kami masih mendalami tuntutan para narapidana, apa yang mereka maksud dengan diperlakukan tidak adil dalam pembinaan. Pihak internal lapas akan melihat kembali proses pembinaan yang sudah dilakukan," ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarat Polri Irjen (Pol) Saud Usman Nasution di Jakarta, Rabu (22/2/2012).
Ketidakadilan yang dimaksud para napi, tambah Saud, di antaranya adalah jam besuk dan keleluasaan napi di dalam tahanan tidak sama antara yang satu dengan lainnya, hingga menimbulkan kecemburuan sesama napi.
"Yang jelas, tuntutan mereka supaya ada keadilan dalam pembinaan. Ini kan masih tuntutan, kami juga tidak tahu sebenarnya apa, tapi yang jelas adalah masalah proses pembinaan terhadap para napi di sana," tambahnya.
Seperti diketahui, bentrok antarnapi di Lapas Kerobokan telah menghanguskan penjara terbesar di Bali itu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, tiga orang napi mengalami luka. (san)
()