Syarif Hasan tepis kecurangan Anas di Kongres Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarief Hasan mengaku tidak yakin dengan politik uang saat pemilihan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010 lalu.
Lebih jauh dia meyakini terpilihnya Anas karena keinginan kader. "Kita menganggap itu tidak ada, tapi kalau ada laporkan. Kalau ada laporannya, baru kita verifikasi data-datanya," tutur Syarif Hasan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Menurut Syarief, uang transportasi untuk para kader tersebut tidak bisa juga diartikan sebagai sogokan. Karena memang kader yang datang dalam kongres itu berasal dari daerah-daerah yang jauh.
"Dana transportasi itu relatif, belum tentu bisa dinilai sebagai money politik. Semisal orang pergi ke Papua, ada yang membutuhkan dana Rp5 juta, tapi ada yang Rp10 juta masih kurang," tepisnya.
Lebih lanjut, Syarif menjelaskan, kalau ada yang merasa menerima uang sogokan untuk memenangkan pasangan calon tertentu, bisa segera dilaporkan. Namun, tetap harus diperkuat bukti-bukti yang konkret.
"Kalau ada begitu, bawa saja buktinya. Tapi kami yakini enggak ada, kwitansi kan bisa dibikin di mana-mana. Saya beli kwitansi di luar juga bisa. Pokoknya kalau ada yang merasa begitu laporkan saja ke DPP," tukasnya. (san)
Lebih jauh dia meyakini terpilihnya Anas karena keinginan kader. "Kita menganggap itu tidak ada, tapi kalau ada laporkan. Kalau ada laporannya, baru kita verifikasi data-datanya," tutur Syarif Hasan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Menurut Syarief, uang transportasi untuk para kader tersebut tidak bisa juga diartikan sebagai sogokan. Karena memang kader yang datang dalam kongres itu berasal dari daerah-daerah yang jauh.
"Dana transportasi itu relatif, belum tentu bisa dinilai sebagai money politik. Semisal orang pergi ke Papua, ada yang membutuhkan dana Rp5 juta, tapi ada yang Rp10 juta masih kurang," tepisnya.
Lebih lanjut, Syarif menjelaskan, kalau ada yang merasa menerima uang sogokan untuk memenangkan pasangan calon tertentu, bisa segera dilaporkan. Namun, tetap harus diperkuat bukti-bukti yang konkret.
"Kalau ada begitu, bawa saja buktinya. Tapi kami yakini enggak ada, kwitansi kan bisa dibikin di mana-mana. Saya beli kwitansi di luar juga bisa. Pokoknya kalau ada yang merasa begitu laporkan saja ke DPP," tukasnya. (san)
()