Pakai jasa asing, Freeport tak percaya pribumi?
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Direktur PT Freeport Rozik B Soetjipto mengaku menggunakan jasa asing eks marinir Amerika Serikat untuk mengamankan wilayah perusahaannya. Namun pihaknya akan segera mengevaluasi penggunaan tenaga asing tersebut di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Itu jobdescription yang menentukan bahwa seperti apa? Kewajibannya, kalau ada dari Indonesia yang mampu memenuhinya pasti kita lihat," ujar Rozik usai rapat Tim Pengawas Otonomi Khusus Papua dan Aceh di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2012).
Ditambahkan dia, sejuah ini PT Freeport belum melihat potensi orang Indonesia yang bisa menjadi keamanan. "Sejauh ini belum ada yang memenuhi kan? Belum kita lihat," ketusnya.
Sebenarnya, tambah Rozik, sekuriti PT Freeport itu lebih dari 700 orang berasal dari Indonesia, dan orang asing hanya 40 persen. Prosentase itu, menurut Rozik, sangat kecil, yakni di bawah 50 persen. Namun pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi. "Kami akan lakukan evaluasi," terangnya.
Diakuinya, banyak karyawan asing di PT Freeport yang menduduki jabatan strategis, karena memang Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia belum bisa memenuhi kualifikasi. (san)
"Itu jobdescription yang menentukan bahwa seperti apa? Kewajibannya, kalau ada dari Indonesia yang mampu memenuhinya pasti kita lihat," ujar Rozik usai rapat Tim Pengawas Otonomi Khusus Papua dan Aceh di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2012).
Ditambahkan dia, sejuah ini PT Freeport belum melihat potensi orang Indonesia yang bisa menjadi keamanan. "Sejauh ini belum ada yang memenuhi kan? Belum kita lihat," ketusnya.
Sebenarnya, tambah Rozik, sekuriti PT Freeport itu lebih dari 700 orang berasal dari Indonesia, dan orang asing hanya 40 persen. Prosentase itu, menurut Rozik, sangat kecil, yakni di bawah 50 persen. Namun pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi. "Kami akan lakukan evaluasi," terangnya.
Diakuinya, banyak karyawan asing di PT Freeport yang menduduki jabatan strategis, karena memang Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia belum bisa memenuhi kualifikasi. (san)
()