Istana bantah dialog wartawan-SBY setingan

Selasa, 14 Februari 2012 - 14:39 WIB
Istana bantah dialog wartawan-SBY setingan
Istana bantah dialog wartawan-SBY setingan
A A A
Sindonews.com - Acara silaturahmi dan dialog antara wartawan nasional dan luar negeri dengan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara mendapat kritikan dari banyak pihak. Sejumlah komentator di televisi mencurigai, dialog itu sudah di-setting sehingga terlihat normatif.

Mendengar kritikan itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengaku kecewa. "Terus terang saya kecewa dengan komentator di tivi, yang menyebut acara semalam itu sengaja di setting," ujar Julian di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/2/2012).

Ditegaskan Julian, tidak ada setting dalam dialog itu, yang ada hanya pengaturan waktu untuk menyampaikan pertanyaan. Pengaturan itu dimaksudkan agar efisiensi waktu.

"Saya harus tegaskan di sini, yang dimaksud di-setting demi kelancaran dan ketertiban acara itu benar. Saya memang meminta kepada rekan-rekan agar lebih tertib mengingat waktu terbatas, sehingg pertanyaan atau isu yang ingin ditanyakan membutuhkan manajemen waktu lebih baik," paparnya.

Soal kabar semua pertanyaan dari wartawan sudah diatur, Julian sekali lagi dengan tegas membantah. Menurutnya, tidak ada intervensi soal pertanyaan yang ingin disampaikan wartawan di Istana itu.

"Soal substansi, isi pertanyaan sudah di-setting, dititipkan atau dimintakan, itu tidak benar. Saya tidak mencampuri sama sekali, itu murni datang dari para wartawan. Apa yang menjadi perhatian publik dan wartawan ditanykan langsung dan mendapat respons langsung dari presiden," jelas Julian lagi.

Pihaknya, tidak intervensi soal substansi pertanyaan namun hanya mengatur waktu supaya berlansung tertib. "Ketertiban itu harus dong, karena kita kan bukan mengadakan dialog di warung kopi atau sejenisnya. Ini kan ditanyakan kepada Presiden RI tentu perlu etika dan ketertiban serta keteraturan, saya kira demikian," imbuhnya.

Sementara itu, reaksi dan kecamanan dari masyarakat terus terjadi setelah melihat acara tanya jawab antara Presiden SBY dengan wartawan. Kecaman disampaikan ke jejaring sosial tidak saja disampaika oleh warga tapi juga pengamat politik dan anggota DPR.

Sebagian masyarakat menilai tanya jawab semalam seperti sudah diatur sedemikian rupa sehingga pertanyaan dan jawaban terlihat normatif.

Anggota Komisi IX Fahri Hamzah melalui twitternya menyebut wartawan tunduk pada protokoler kepresidenan.

"Wartawan Istana telah tumbuh dan lumat dalam protokoler dan mati wacananya," tulis Fahri dalam akun twitternya.

Pengamat politik Fadjroel Rahman pun angkat suara dalam akun twitternya @fadjroel. "Kok teman2 Jurnalis mau ngikutin pencitraan Jenderal," katanya.

Beberapa twitter dari masyarakat di antaranya,"Tanya jwb presiden sby dan wartawan sdh diskenario. Ada dua jenis skenario yg disiapkan. #istana," tulis @tomyGutomo dalam akun twitternya, semalam.

"Sy gak tahu bgmana skenario malam ini. Tp lihat suasananya, sptnya memang sdh di-setting spt dulu," lanjut @tomyGutomo.

"Tanya jawab SBY dan wartawan kok teratur banget ya, para wartawan keliatan 'jinak2' kayak pada kekenyangan...:p," kata @erwin_marpaung.

"SBY dah ngikutin Soeharto, pertanyaan pas tanya jawab sama wartawan semalem di seleksi dulu dari jauh-jauh hari. ckckck," @RatihFilantropi. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6741 seconds (0.1#10.140)