Harga interior pesawat kepresidenan tak wajar
A
A
A
Sindonews.com- Sikap krtitis DPR terhadap pemerintah terkait pengadaan pesawat kepresidenan dipandang masih dalam kewajaran. Sebab, biaya pengadaan pesawat tersebut dirasa tergolong sangat mahal.
Selain itu, sikap kritis ini juga bagian dari tugas dan fungsi dewan dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
"Kenapa semahal itu. Seharusnya meski desain interior anti peluru, anti hujan dan anti angin tapi harus memperhatikan efektivitas dan efesiensi. itu menurut kami. Kayak beli rumah saja, kenapa desain interiornya sama dengan harga rumah?” ujar anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo, Jakarta, Jumat 10 Februari 2012.
Dia mengatakan, untuk kabin interior dianggarkan dana USD27 juta dan security system USD4,5. Sementara pesawatnya sendiri dibeli secara greenaircraft alias kosong tanpa interior seharga USD585 yang dibayar melalui tiga tahap. Pada 2010 sebesar USD11,7 juta, tahap kedua sebesar USD10,2 juta pada 2011 dan tahap tiga pada Januari 2012 sebesar USD36,6 juta.
“Ini memang sudah disetujui oleh DPR periode yang lalu dan itu cukup bisa dipahami. Yang menjadi pertanyaan kami di Komisi I kenapa renovasi interior itu kok hampir sama dengan harga pesawat,” tukasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menambahkan, jika perbedaannya hanya 20 samapi 30 persen mungkin bisa dimaklumi. “Tapi ini kok sampai 400 miliar atau USD 27juta untuk interior dan security system USD4,5 juta,” singgungnya.
Selain itu, sikap kritis ini juga bagian dari tugas dan fungsi dewan dalam melakukan pengawasan terhadap pemerintah.
"Kenapa semahal itu. Seharusnya meski desain interior anti peluru, anti hujan dan anti angin tapi harus memperhatikan efektivitas dan efesiensi. itu menurut kami. Kayak beli rumah saja, kenapa desain interiornya sama dengan harga rumah?” ujar anggota Komisi I DPR, Tjahjo Kumolo, Jakarta, Jumat 10 Februari 2012.
Dia mengatakan, untuk kabin interior dianggarkan dana USD27 juta dan security system USD4,5. Sementara pesawatnya sendiri dibeli secara greenaircraft alias kosong tanpa interior seharga USD585 yang dibayar melalui tiga tahap. Pada 2010 sebesar USD11,7 juta, tahap kedua sebesar USD10,2 juta pada 2011 dan tahap tiga pada Januari 2012 sebesar USD36,6 juta.
“Ini memang sudah disetujui oleh DPR periode yang lalu dan itu cukup bisa dipahami. Yang menjadi pertanyaan kami di Komisi I kenapa renovasi interior itu kok hampir sama dengan harga pesawat,” tukasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menambahkan, jika perbedaannya hanya 20 samapi 30 persen mungkin bisa dimaklumi. “Tapi ini kok sampai 400 miliar atau USD 27juta untuk interior dan security system USD4,5 juta,” singgungnya.
()