Penembakan Papua bukti pemerintah tak adil
A
A
A
Sindonews.com - Kasus penembakan oleh orang tidak dikenal (OTK) di kawasan konsesi PT Freeport Indonesia tak kunjung mereda. Beberapa hari yang lalu Briptu Ronald menjadi korban tembakan, kejadian penembakan misterius kembali terjadi yang melukai dua orang warga.
Eva Sundari Komisi III mengatakan kekerasan yang terjadi di bumi cendrawasih itu disebabkan ketidakadilan terhadap masyarakat Papua.
"Segala kekerasan di Papua berawal dari permasalahan ketidakadilan bagi rakyat Papua," tutur Eva melalui pesan BlackBerry messengernya kepada Sindonews, Jumat (10/2/2012).
Menurutnya, selama ini pemerintah menggunakan cara-cara pendekatan militer dan itu telah gagal. Maka saatnya pemerintah serius menjalankan pendekatan kesejahteraan dan politik sekaligus memberikan keadilan terhadap masyarkat Papua.
"Bisa diawali dengan penarikan pasukan-pasukan militer dari Papua, demi trust building sebagai syarat untuk penyelesaian politik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Kasus penembakan maupun teror dari Organisasi Tidak Dikenal (OTK) di kawasan konsesi PT Freeport Indonesia tidak kunjung mereda. Hari ini dua orang warga menjadi korban penembakan OTK tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal (Pol) M Taufik mengatakan, penembakan terjadi pagi tadi, sekira pukul 08.00 WIT.
"Terjadi penembakan terhadap masyarakat penduduk suku Kamuru oleh beberapa orang bersenjata tidak dikenal. Tempat Kejadian Perkara (TKP) di mile 37, Desa Layaro, Mimika, Papua, area PT Freeport Indonesia," kata Taufik di Mabes Polri, Jakarta.
Adapun korban luka tembak, yang pertama atas nama Beni Yamamo. "Korban mengalami luka tembak di bagian dada sebelah kanan dan satu lagi korban atas nama Piter Tumoka luka tembak pada bagian kaki," katanya.
Ditanya siapa pelaku penembakan, berapa orang pelaku penembakan dan apa motif dari penembakan tersebut, Taufik mengaku belum bisa memberikan keterangan lanjutan.
"Sampai saat ini kami belum bisa memberikan penjelasan terkait pelaku penembakan, dan berapa orang yang melakukan penembakan. Karena sampai saat ini juga masih dalam proses penyelidikan, dan pengembangan di lapangan," katanya. (wbs)
Eva Sundari Komisi III mengatakan kekerasan yang terjadi di bumi cendrawasih itu disebabkan ketidakadilan terhadap masyarakat Papua.
"Segala kekerasan di Papua berawal dari permasalahan ketidakadilan bagi rakyat Papua," tutur Eva melalui pesan BlackBerry messengernya kepada Sindonews, Jumat (10/2/2012).
Menurutnya, selama ini pemerintah menggunakan cara-cara pendekatan militer dan itu telah gagal. Maka saatnya pemerintah serius menjalankan pendekatan kesejahteraan dan politik sekaligus memberikan keadilan terhadap masyarkat Papua.
"Bisa diawali dengan penarikan pasukan-pasukan militer dari Papua, demi trust building sebagai syarat untuk penyelesaian politik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Kasus penembakan maupun teror dari Organisasi Tidak Dikenal (OTK) di kawasan konsesi PT Freeport Indonesia tidak kunjung mereda. Hari ini dua orang warga menjadi korban penembakan OTK tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal (Pol) M Taufik mengatakan, penembakan terjadi pagi tadi, sekira pukul 08.00 WIT.
"Terjadi penembakan terhadap masyarakat penduduk suku Kamuru oleh beberapa orang bersenjata tidak dikenal. Tempat Kejadian Perkara (TKP) di mile 37, Desa Layaro, Mimika, Papua, area PT Freeport Indonesia," kata Taufik di Mabes Polri, Jakarta.
Adapun korban luka tembak, yang pertama atas nama Beni Yamamo. "Korban mengalami luka tembak di bagian dada sebelah kanan dan satu lagi korban atas nama Piter Tumoka luka tembak pada bagian kaki," katanya.
Ditanya siapa pelaku penembakan, berapa orang pelaku penembakan dan apa motif dari penembakan tersebut, Taufik mengaku belum bisa memberikan keterangan lanjutan.
"Sampai saat ini kami belum bisa memberikan penjelasan terkait pelaku penembakan, dan berapa orang yang melakukan penembakan. Karena sampai saat ini juga masih dalam proses penyelidikan, dan pengembangan di lapangan," katanya. (wbs)
()