Ramadhan tetap tuntut 'indikasi' Bima diusut
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Sekjen Partai Demokrat membenarkan dirinya meminta maaf kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di sejumlah media. Tetapi Ramadahan tetap menuntut indikasi PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) di Bima sebagai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Aburizal Bakrie diusut.
"Saya menyuarakan segala bentuk penyimpangan termasuk dugaan konspirasi antara pemilik modal, partai politik dan kepala daerah yang telah menyengsarakan masyarakat di sekitar potensi pertambangan," katanya kepada Sindonews, Kamis (2/1/2012).
Ramadhan meminta, kepada penegak hukum meminta agar seluruh indikasi yang menggambarkan adanya konspirasi antara pemilik modal dengan partai politik dan kepala daerah di Bima segera diusut secara mendalam.
"Saya bersedia untuk membantu penyelidikan yang dilakukan oleh Polri terhadap dugaan konspirasi tersebut," ucapnya tegas.
Seluruh pernyataan dirinya mengenai indikasi tersebut dilatarbelakangi oleh rasa tanggung jawabnya selaku wakil rakyat khususnya mengenai apa-apa yang dihadapi oleh masyarakat di Bima.
Sebelumnya Ramadhan membenarkan dirinya meminta maaf di sejumlah media atas pernyataannya. Namun permintaan maaf itu dikarenakan Aburizal Bakrie sebagai orangtua.
"Saya sebagai anggota DPR, saya tidak akan meminta maaf, atas pernyataan saya yang menyebut 'indikasi', dan tidak akan mencabut kata 'indikasi'. Katanya
Pendapat yang sama juga diungkapkan rekan sesama partai, Sutan Bhatoegana. Politikus Demokrat itu pernyataan Ramadhan beberapa waktu lalu itu bukan tudingan.
"Sebenarnya Ramadhan Pohan itu berbicara sebagai orang politisi, hanya menyampaikan 'Indikasi'," ujarnya kemarin.
Indikasi yang disampaikan Ramadhan, sama halnya ketika Partai Demokrat yang diisukan menerima aliran dana Bank Century. "Indikasi itu kan bisa ya bisa tidak. Kan tak menuduh," tambahnya.
Sutan menuturkan, Partai Demokrat atau tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono sudah sering disebut-sebut atau diindikasikan menerima aliran dana Bank Century. Tapi pihaknya tak pernah menggubris.
"Tak pernah ribut-ribut. Itu menandakan kita politisi dewasa," pungkasnya. (wbs)
"Saya menyuarakan segala bentuk penyimpangan termasuk dugaan konspirasi antara pemilik modal, partai politik dan kepala daerah yang telah menyengsarakan masyarakat di sekitar potensi pertambangan," katanya kepada Sindonews, Kamis (2/1/2012).
Ramadhan meminta, kepada penegak hukum meminta agar seluruh indikasi yang menggambarkan adanya konspirasi antara pemilik modal dengan partai politik dan kepala daerah di Bima segera diusut secara mendalam.
"Saya bersedia untuk membantu penyelidikan yang dilakukan oleh Polri terhadap dugaan konspirasi tersebut," ucapnya tegas.
Seluruh pernyataan dirinya mengenai indikasi tersebut dilatarbelakangi oleh rasa tanggung jawabnya selaku wakil rakyat khususnya mengenai apa-apa yang dihadapi oleh masyarakat di Bima.
Sebelumnya Ramadhan membenarkan dirinya meminta maaf di sejumlah media atas pernyataannya. Namun permintaan maaf itu dikarenakan Aburizal Bakrie sebagai orangtua.
"Saya sebagai anggota DPR, saya tidak akan meminta maaf, atas pernyataan saya yang menyebut 'indikasi', dan tidak akan mencabut kata 'indikasi'. Katanya
Pendapat yang sama juga diungkapkan rekan sesama partai, Sutan Bhatoegana. Politikus Demokrat itu pernyataan Ramadhan beberapa waktu lalu itu bukan tudingan.
"Sebenarnya Ramadhan Pohan itu berbicara sebagai orang politisi, hanya menyampaikan 'Indikasi'," ujarnya kemarin.
Indikasi yang disampaikan Ramadhan, sama halnya ketika Partai Demokrat yang diisukan menerima aliran dana Bank Century. "Indikasi itu kan bisa ya bisa tidak. Kan tak menuduh," tambahnya.
Sutan menuturkan, Partai Demokrat atau tim sukses Susilo Bambang Yudhoyono sudah sering disebut-sebut atau diindikasikan menerima aliran dana Bank Century. Tapi pihaknya tak pernah menggubris.
"Tak pernah ribut-ribut. Itu menandakan kita politisi dewasa," pungkasnya. (wbs)
()