Pemerintah bentuk kerajaan kecil
A
A
A
Sindonews.com - pemerintah saat ini melahirkan neofeodalilme. Desentralisasi malah melahirkan kerajaan-kerajaan kecil yang feodal. Indonesia menjadi ketinggalan bukan hanya dari segi infrastruktur tetapi dari pola pikir, kebudayaan, dan peradaban.
Ketua Umum Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh menilai pemerintah saat ini tidak konsisten menjalankan reformasi. Padahal reformasi sudah jalan selama 13 tahun.
“Kita akui reformasi telah gagal, kita kehilangan saling menghargai dan kepercayaan di antara kekitaan. Dari bangsa ramah tamah, sopan, malah jadi bangsa yang hipokrit. Inilah yang dihadapi dalam keseharian kita,” ungkapnya usai perayaan HUT Ke-2 Nasdem di Bandung, Rabu 1 Januari 2012 malam.
Paloh menilai kehidupan berbangsa Indonesia terancam krisis moral dan perpecahan. Demoralisasi terjadi di mana-mana, institusi resmi negara hampir runtuh, hilangnya peran DPR dan hukum. Sehingga diperlukan restorasi perubahan untuk kembali mengenal jati diri sebagai suatu bangsa.
“Kita perlu perubahan pola pikir dari yang hipokrit jadi terus terang dan jujur. Intinya restorasi untuk mengembalikan negara yang bermartabat, kuat, sejahtera dan adil dalam berbangsa dan bernegara,” ujarya.
Paloh menegaskan, bangsa Indonesia jangan berharap kepada bangsa lain untuk mengubah nasibnya. “Kita bisa berubah karena usaha kita sendiri, yaitu oleh mereka yang berkumpul dalam Nasional Demokarat,” sebutnya.
Sekira seribu orang yang memenuhi ruang perayaan HUT Nasdem gemuruh menyambut semangat Paloh.
Maka Paloh mengajak semua komponen bangsa Indonesia untuk bisa membuka kata hatinya, untuk bersatu teguh menyelesaikan masalah bangsa dan negara ini.
“Setelah 13 tahun reformasi, pola pengambilan kebijakan pemerintah lebih karena sentimen emosi. UUD hingga 4 kali diamandemen, adanya rekonstruksi pemerintahan dari sentralisasi jadi desentralisasi. Tetapi sayang maksud itu tidak diikuti konsistensi sikap,” pungkasnya. (wbs)
Ketua Umum Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh menilai pemerintah saat ini tidak konsisten menjalankan reformasi. Padahal reformasi sudah jalan selama 13 tahun.
“Kita akui reformasi telah gagal, kita kehilangan saling menghargai dan kepercayaan di antara kekitaan. Dari bangsa ramah tamah, sopan, malah jadi bangsa yang hipokrit. Inilah yang dihadapi dalam keseharian kita,” ungkapnya usai perayaan HUT Ke-2 Nasdem di Bandung, Rabu 1 Januari 2012 malam.
Paloh menilai kehidupan berbangsa Indonesia terancam krisis moral dan perpecahan. Demoralisasi terjadi di mana-mana, institusi resmi negara hampir runtuh, hilangnya peran DPR dan hukum. Sehingga diperlukan restorasi perubahan untuk kembali mengenal jati diri sebagai suatu bangsa.
“Kita perlu perubahan pola pikir dari yang hipokrit jadi terus terang dan jujur. Intinya restorasi untuk mengembalikan negara yang bermartabat, kuat, sejahtera dan adil dalam berbangsa dan bernegara,” ujarya.
Paloh menegaskan, bangsa Indonesia jangan berharap kepada bangsa lain untuk mengubah nasibnya. “Kita bisa berubah karena usaha kita sendiri, yaitu oleh mereka yang berkumpul dalam Nasional Demokarat,” sebutnya.
Sekira seribu orang yang memenuhi ruang perayaan HUT Nasdem gemuruh menyambut semangat Paloh.
Maka Paloh mengajak semua komponen bangsa Indonesia untuk bisa membuka kata hatinya, untuk bersatu teguh menyelesaikan masalah bangsa dan negara ini.
“Setelah 13 tahun reformasi, pola pengambilan kebijakan pemerintah lebih karena sentimen emosi. UUD hingga 4 kali diamandemen, adanya rekonstruksi pemerintahan dari sentralisasi jadi desentralisasi. Tetapi sayang maksud itu tidak diikuti konsistensi sikap,” pungkasnya. (wbs)
()