Kondisi Demokrat 'ngeri-ngeri pahit'

Sabtu, 28 Januari 2012 - 11:06 WIB
Kondisi Demokrat ngeri-ngeri...
Kondisi Demokrat 'ngeri-ngeri pahit'
A A A
Sindonews.com - Partai Demokrat diterpa isu tak sedap menyusul ulah para kadernya. Dari hasil survei sejumlah lembaga riset, partai pemenang pemilu dua periode ini popularitas terus-menurun.

Pengamat Politik Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, penurunan itu seiring pemberitaan negatif secara terus-menurus hampir satu tahun belakangannya ini. Terutama, saat kadernya menjadi terdakwa dalam kasus korupsi serta dikaitkannya nama Ketua Umum (Ketum) PD Anas Urbaningrum dalam kasus yang merugikan negara hingga ratusan miliar itu.

Kata Yunanto, pemberitaan negatif Demokrat selama ini terjadi bukan karena karang-karangan pihak lain dan bukan buatan media massa, tapi lantaran polemik akibat kasus-kasus hukum itu. Lalu, sering terjadi bantah-membantah dari para kader sendiri di dalam partai. Ini, terjadi bahkan sejak delapan bulan lalu.

Menurut Yunanto, jika polemik itu dipicu oleh kasus hukum yang membelit beberapa kader Demokrat, maka seharusnya segera diselesaikan secara tuntas.

"Kalau memang tersangkut kasus, maka status hukumnya seperti apa. Kalau dibiarkan akan menjadi benalu, bukan hanya pada kasus M Nazaruddin tapi juga dalam kasus-kasus ke depan.

Apalagi 2014, SBY tak bisa menjadi presiden lagi," kata Yunanto dalam diskusi Polemik Sindoradio dengan tema 'Demokrat Terguncang" di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2012).

Melihat kondisi Demokrat saat ini, Yunanto menyebutnya 'Ngeri-ngeri pahit'. "Sudah ngeri, ujungnya pahit," ujarnya. Permasalahan itu, lanjutnya dapat dilihat dari dua perspektif, yakni hukum dan politik. Dari perspektif hukum, tentunya Demokrat tak bisa menyelesaikan sendiri, karena semua kasus itu berada wilayah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Maka seharusnya KPK didorong agar kasus hukum itu segera dipercepat," katanya.
Jika tidak diselesaikan dan dibiarkan terkatung-katung, maka masyarakat akan melihat masalah itu sebagai drama politik. Partai Demokrat terombang-ambing dan masuk dalam situasi tidak enak.

Sedangkan dalam perspektif politik, ketika masih menunggu status hukum Nazar, di internal partai terus ricuh. Demokrat akan menjadi drama yang kurang enak ditonton. Di situlah akan terjadi penurunan elektoral partai. (lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5430 seconds (0.1#10.140)