Kekerasan justru meningkat di era reformasi
A
A
A
Sindonews.com – Kekerasan setiap tahun mengalami kenaikan. Akan tetapi, kekerasan justru terus meningkat setelah era reformasi dimulai.
Hal tersebut dikatakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Meningkatnya kasus kekerasan saat ini justru terjadi setelah era reformasi bergulir. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan kajian.
“Kekerasan seperti di Bima, kantor pemerintahan dibakar, kantor polisi dibakar di beberapa wilayah di Indonesia harus ditelusuri lebih dalam,” katanya pada acara talk show DPD dengan topik 'Bila Negara Gagal Melindungi Warganya' di Press Room DPD, Jakarta, Jumat (27/1/2012).
Kondisi saat-saat ini sangat jauh berbeda dengan masa orde baru yang dipimpin pemerintah yang otoriter. Dijelaskannya, penyebab meningkatnya kasus kekerasaan selama ini, karena masa reformasi itu telah mengubah sikap perilaku masyarakat yang tadinya saat Orde Baru begitu menurut dan mudah diatur pemerintahnya.
"Katakanlah saat pemerintahan Orde Baru itu, mulut rakyat diplester, kaki, dan tangan diborgol," ujarnya.
Namun, kondisi tersebut, kata dia, cukup ampuh dalam mengurus rakyat. "Saat setelah era reformasi, kan berubah. Masyarakat itu sering menuntut hak-haknya. Terkadang mengabaikan kewajibannya sebagai warga negara," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, ketika kondisi sudah seperti ini, hukum perlu ditegakkan dengan baik. "Karena seakan-akan saat ini, tindakan apapun termasuk kriminalitas dilakukan secara berjamaah," pungkasnya.(azh)
Hal tersebut dikatakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Meningkatnya kasus kekerasan saat ini justru terjadi setelah era reformasi bergulir. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan kajian.
“Kekerasan seperti di Bima, kantor pemerintahan dibakar, kantor polisi dibakar di beberapa wilayah di Indonesia harus ditelusuri lebih dalam,” katanya pada acara talk show DPD dengan topik 'Bila Negara Gagal Melindungi Warganya' di Press Room DPD, Jakarta, Jumat (27/1/2012).
Kondisi saat-saat ini sangat jauh berbeda dengan masa orde baru yang dipimpin pemerintah yang otoriter. Dijelaskannya, penyebab meningkatnya kasus kekerasaan selama ini, karena masa reformasi itu telah mengubah sikap perilaku masyarakat yang tadinya saat Orde Baru begitu menurut dan mudah diatur pemerintahnya.
"Katakanlah saat pemerintahan Orde Baru itu, mulut rakyat diplester, kaki, dan tangan diborgol," ujarnya.
Namun, kondisi tersebut, kata dia, cukup ampuh dalam mengurus rakyat. "Saat setelah era reformasi, kan berubah. Masyarakat itu sering menuntut hak-haknya. Terkadang mengabaikan kewajibannya sebagai warga negara," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, ketika kondisi sudah seperti ini, hukum perlu ditegakkan dengan baik. "Karena seakan-akan saat ini, tindakan apapun termasuk kriminalitas dilakukan secara berjamaah," pungkasnya.(azh)
()