Antisipasi teror, pasukan khusus TNI latihan gabungan
A
A
A
Sindonews.com - Tiga matra pasukan khusus TNI, pekan ini menggelar latihan gabungan penanggulangan teror. Latihan itu dirasa perlu, untuk mengukur kemampuan dan kesiapan pasukan menghadapi ancaman yang bisa saja terjadi di musim pemilukada, pemilihan gubernur dan pilpres 2014.
Latihan bersandi Trimatra VI 2012 melibatkan Detasemen Bravo 90 Pasukan Khas (Paskhas) Angkatan Udara, Detasemen 81 Korps Pasukan Khusus (Kopasus) Angkatan Darat dan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Angkatan Laut akan digelar di Pangkalan Udara Husen Sastranegara, Bandung.
Asisten Operasi Korpaskhas Kolonel Psk Rolland DG Waha mengatakan, pihaknya telah memaparkan rencana garis besar latihan itu. Dalam latihan itu nanti tak akan menampilkan kemampuan dan kesiapan pasukan khusus TNI dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini terutama jika ada teror.
"Di sini nanti kemampuan kami akan diuji. Bagaimana antisipasi dan kesiapan serta tindakan menangani keadaan bahaya," jelas Rolland yang akan berperan sebagai Ketua Wasit dan Pengendali (Kawasdal) melalui rilis kepada Sindonews, Senin (23/1/2012)
Alasan mengapa pangkalan udara dijadikan tempat latihan, menurut Rolland agar semua prajurit mengetahui karakteristik lapangan udara maupun bandar udara. Dalam kondisi genting, lanud maupun bandara biasanya menjadi tempat strategis ancaman teror.
"Di sini, agar semua prajurit itu mengetahui keadaan sebenarnya, tidak hanya gambaran saja," tuturnya. (lin)
Latihan bersandi Trimatra VI 2012 melibatkan Detasemen Bravo 90 Pasukan Khas (Paskhas) Angkatan Udara, Detasemen 81 Korps Pasukan Khusus (Kopasus) Angkatan Darat dan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Angkatan Laut akan digelar di Pangkalan Udara Husen Sastranegara, Bandung.
Asisten Operasi Korpaskhas Kolonel Psk Rolland DG Waha mengatakan, pihaknya telah memaparkan rencana garis besar latihan itu. Dalam latihan itu nanti tak akan menampilkan kemampuan dan kesiapan pasukan khusus TNI dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini terutama jika ada teror.
"Di sini nanti kemampuan kami akan diuji. Bagaimana antisipasi dan kesiapan serta tindakan menangani keadaan bahaya," jelas Rolland yang akan berperan sebagai Ketua Wasit dan Pengendali (Kawasdal) melalui rilis kepada Sindonews, Senin (23/1/2012)
Alasan mengapa pangkalan udara dijadikan tempat latihan, menurut Rolland agar semua prajurit mengetahui karakteristik lapangan udara maupun bandar udara. Dalam kondisi genting, lanud maupun bandara biasanya menjadi tempat strategis ancaman teror.
"Di sini, agar semua prajurit itu mengetahui keadaan sebenarnya, tidak hanya gambaran saja," tuturnya. (lin)
()