Komunitas Tionghoa kecewa kepemimpinan SBY
A
A
A
Sindonews.com - Kekecewaan terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga dirasakan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Seperti yang diungkapkan anggota Komunitas Glodok Orang Dekat Gus Dur, Hermawawi F Taslim misalnya.
"Negara gagal dalam melindungi rakyatnya, terutama dalam sejumlah peristiwa energisitas dan entitas," ujarnya dalam diskusi polemik "Imlek dan kiprah Tionghoa kini" di Warung Daun, Jalan Cikini Raya No.26, Jakarta, Sabtu (21/1/2012).
Masyarakat keturunan Tionghoa, tambah Hermawawi, tidak melihat etnis tertentu dalam menentukan siapa pemimpin ke depan. "Warga Tionghoa memilih atau menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum itu tidak berdasarkan etnis," terangnya.
Lebih jauh, masyarakat Tionghoa juga mengaku kecewa dengan peran Partai Demokrat yang dinilai telah cacat. "Saya menduga pasti kekuatan pak SBY di Pilpres 2014 sangat jauh dari sekarang, karena kekecewaan orang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Dirinya pun menilai eksistensi Partai Demokrat di kancah Pilpres 2014 mendatang akan menurun drastis dari pemilihan sebelumnya.
"Kasus M Nazaruddin sangat berpengaruh terhadap dukungan Partai Demokrat. Tetapi secara pencitraan, saya ibaratkan orang akan lihat ternyata yang masuk penjara dia lagi, dia lagi, itu tak akan dipilih," ungkapnya.
Selama menjabat, kepemimpinan SBY dirasa sangat lemah dalam menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Hal itu akan secara langsung berpengaruh terhadap esksistensinya.
"Etnis Toinghoa merasa kadang Presiden mengutamakan partainya ketimbang negara atau rakyatnya," Ujar Taslim.
Hermawawi mengatakan, kekecewaan etnis Tionghoa terhadap kepemimpinan SBY, patut diperhatikan oleh tiap tokoh yang akan memimpin negara Indonesia kedepannya. "Presiden itu selalu tidak tegas dan ragu-ragu terhadap hal yang tegas," ujar Taslim.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sikap ketidak tegasan tersebut sangat berpengaruh terhadap eksistensi SBY sebagai pemimpin negara, dan sangat berpengaruh terhadap partai yang dipimpinnya.
"Pertanyaan untuk presiden kita, siapa sih yang nomor satu, rakyatnya apa partai demokratnya?," pungkasnya. (wbs)
"Negara gagal dalam melindungi rakyatnya, terutama dalam sejumlah peristiwa energisitas dan entitas," ujarnya dalam diskusi polemik "Imlek dan kiprah Tionghoa kini" di Warung Daun, Jalan Cikini Raya No.26, Jakarta, Sabtu (21/1/2012).
Masyarakat keturunan Tionghoa, tambah Hermawawi, tidak melihat etnis tertentu dalam menentukan siapa pemimpin ke depan. "Warga Tionghoa memilih atau menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum itu tidak berdasarkan etnis," terangnya.
Lebih jauh, masyarakat Tionghoa juga mengaku kecewa dengan peran Partai Demokrat yang dinilai telah cacat. "Saya menduga pasti kekuatan pak SBY di Pilpres 2014 sangat jauh dari sekarang, karena kekecewaan orang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Dirinya pun menilai eksistensi Partai Demokrat di kancah Pilpres 2014 mendatang akan menurun drastis dari pemilihan sebelumnya.
"Kasus M Nazaruddin sangat berpengaruh terhadap dukungan Partai Demokrat. Tetapi secara pencitraan, saya ibaratkan orang akan lihat ternyata yang masuk penjara dia lagi, dia lagi, itu tak akan dipilih," ungkapnya.
Selama menjabat, kepemimpinan SBY dirasa sangat lemah dalam menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Hal itu akan secara langsung berpengaruh terhadap esksistensinya.
"Etnis Toinghoa merasa kadang Presiden mengutamakan partainya ketimbang negara atau rakyatnya," Ujar Taslim.
Hermawawi mengatakan, kekecewaan etnis Tionghoa terhadap kepemimpinan SBY, patut diperhatikan oleh tiap tokoh yang akan memimpin negara Indonesia kedepannya. "Presiden itu selalu tidak tegas dan ragu-ragu terhadap hal yang tegas," ujar Taslim.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sikap ketidak tegasan tersebut sangat berpengaruh terhadap eksistensi SBY sebagai pemimpin negara, dan sangat berpengaruh terhadap partai yang dipimpinnya.
"Pertanyaan untuk presiden kita, siapa sih yang nomor satu, rakyatnya apa partai demokratnya?," pungkasnya. (wbs)
()