SBY klaim TNI/Polri berhasil atasi GAM
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) berhasil mengatasi perlawanan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) serta berbagai konflik lainnya di Tanah Air.
"Aceh yang dulu berada dalam situasi konflik bersenjata selama lebih 30 tahun, tahun 2005 dapat kita akhiri. Sedang konflik-konflik komunal skala besar yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia seperti Maluku, Maluku Utara, Poso, dan beberapa tempat lain juga telah dapat diatasi dan redam," ujarnya dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri, di Auditorium STIK, Jalan Tirtayasa Raya No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2012).
Ditambahkan dia, secara signifikan keamanan dalam negeri sudah semakin membaik. Kendati kadang masih sering ditemui aksi anarkis disejumlah daerah, dan kekerasan komunal di tengah masyarakat, semua diserahkan kepada pihak kepolisian untuk menangani.
"Kita rasakan masih sering terjadi aksi anarkis, kekerasan komunal, yang tentu jadi tugas Polri untuk mengatasinya. Saya ingin ingatkan, bahwa tugas TNI adalah pengamanan dan menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulai dari penanganan bencana alam, peace keeping mission, dan pelatihan bersama dengan negara sahabat," terangnya.
Dijelaskan, tugas polri yang tak pernah berakhir untuk pengamanan kegiatan masyarakat di hari besar, Lebaran, Natalan, termasuk yang terjadi secara tidak regular, seperti SEA games, Asean Summit dan yang lainnya. Tugas lainnya adalah memberantas terorisme dan narkoba, korupsi perpajakan dan street crimes.
"Tentu saja ada pekerjaan pendidikan pembinaan pelatihan sebagai tugas Polri yang mengemuka. Itu yang jajaran Polri hadapi dengan intregitas yang cukup tinggi sesuai semangat kita menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, dan public security and stakeholder," tutup SBY.
Seperti diketahui, sejak malam pergantian tahun 2012 terjadi penembakan misterius oleh sekelompok orang tak dikenal di Aceh dengan sasaran pendatang asal Jawa. Serangan yang menewaskan sedikitnya empat orang tewas dan tujuh orang luka tembak itu, diduga dilakukan oleh mantan anggota GAM.
Tidak berhenti di situ, teror bersenjata kembali terjadi di awal tahun 2012, korbannya lagi-lagi pendatang asal Jawa. Dalam serangan kali ini dua orang tertembak, satu orang tewas di lokasi, seorang lagi kritis dan meninggal di rumah sakit. Selain kasus penembakan, sabotase dan teror bersenjata juga masih terjadi di Aceh. (san)
"Aceh yang dulu berada dalam situasi konflik bersenjata selama lebih 30 tahun, tahun 2005 dapat kita akhiri. Sedang konflik-konflik komunal skala besar yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia seperti Maluku, Maluku Utara, Poso, dan beberapa tempat lain juga telah dapat diatasi dan redam," ujarnya dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri, di Auditorium STIK, Jalan Tirtayasa Raya No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (20/1/2012).
Ditambahkan dia, secara signifikan keamanan dalam negeri sudah semakin membaik. Kendati kadang masih sering ditemui aksi anarkis disejumlah daerah, dan kekerasan komunal di tengah masyarakat, semua diserahkan kepada pihak kepolisian untuk menangani.
"Kita rasakan masih sering terjadi aksi anarkis, kekerasan komunal, yang tentu jadi tugas Polri untuk mengatasinya. Saya ingin ingatkan, bahwa tugas TNI adalah pengamanan dan menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulai dari penanganan bencana alam, peace keeping mission, dan pelatihan bersama dengan negara sahabat," terangnya.
Dijelaskan, tugas polri yang tak pernah berakhir untuk pengamanan kegiatan masyarakat di hari besar, Lebaran, Natalan, termasuk yang terjadi secara tidak regular, seperti SEA games, Asean Summit dan yang lainnya. Tugas lainnya adalah memberantas terorisme dan narkoba, korupsi perpajakan dan street crimes.
"Tentu saja ada pekerjaan pendidikan pembinaan pelatihan sebagai tugas Polri yang mengemuka. Itu yang jajaran Polri hadapi dengan intregitas yang cukup tinggi sesuai semangat kita menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, dan public security and stakeholder," tutup SBY.
Seperti diketahui, sejak malam pergantian tahun 2012 terjadi penembakan misterius oleh sekelompok orang tak dikenal di Aceh dengan sasaran pendatang asal Jawa. Serangan yang menewaskan sedikitnya empat orang tewas dan tujuh orang luka tembak itu, diduga dilakukan oleh mantan anggota GAM.
Tidak berhenti di situ, teror bersenjata kembali terjadi di awal tahun 2012, korbannya lagi-lagi pendatang asal Jawa. Dalam serangan kali ini dua orang tertembak, satu orang tewas di lokasi, seorang lagi kritis dan meninggal di rumah sakit. Selain kasus penembakan, sabotase dan teror bersenjata juga masih terjadi di Aceh. (san)
()