Gerindra-Hanura masih andalkan ketokohan

Jum'at, 20 Januari 2012 - 07:17 WIB
Gerindra-Hanura masih...
Gerindra-Hanura masih andalkan ketokohan
A A A
Sindonews.com– Partai Gerindra dinilai masih mengandalkan ketokohan ketua dewan pembinanya, Prabowo Subianto, dalam menggalang simpati pemilih di 2014 nanti. Demikian pula Partai Hanura dengan kekuatan figur sang ketua umum, Wiranto.

Pengamat politik dari Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf memandang Gerindra dan Hanura masih mengandalkan figur pimpinan tertingginya pada 2014 karena sejauh ini belum banyak kadernya di parlemen maupun di luar parlemen yang menonjol.

Dia mencontohkan, untuk Hanura, hanya Akbar Faisal dan Ludy Amaludin yang suaranya terdengar di DPR. Selebihnya, kiprah legislator dari Hanura minim terekspos dibandingkan partai lain di DPR. Demikian pula Gerindra.

“Supaya bisa sukses dalam pemilu legislatif maupun pilpres pada 2014 mendatang, Gerindra dan Hanura harus menggenjot para kadernya supaya lebih berinisiatif dan responsif terhadap apa yang terjadi di tengah masyarakat. Kalau tidak, pamor Gerindra dan Hanura akan semakin tertinggal jauh,” ujar Asep, Jakarta, Kamis 19 Januari 2012.

Menurut Asep, yang paling mendasar, Gerindra dan Hanura harus segera melempar agenda kerja riil yang langsung menyentuh masyarakat calon pemilih. Ketokohan Prabowo dan Wiranto memang perlu terus disosialisasikan dalam rangka rencana pencapresan, tetapi para kader dari pusat hingga daerah tetap harus dekat dengan rakyat dalam arti sesungguhnya.

”Bila kiprah Gerindra maupun Hanura tidak banyak berubah, pada pemilu mendatang partai ini bukan lagi menjadi alternatif bagi masyarakat yang jenuh dengan partaipartai besar,”jelas Asep.

Guru besar ilmu hukum dan tata negara ini melanjutkan,sedikitnya ada empat faktor yang dapat dilakukan Gerindra maupun Hanura untuk bisa meningkatkan perolehan atau setidaknya mempertahankan suara pada 2014.

Pertama,memperkuat ketokohan para kadernya agar tidak hanya mengandalkan pamor Prabowo maupun Wiranto. Kedua, memperkuat program-program kepartaiannya agar lebih responsif terhadap berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.

Ketiga, mengonsolidasikan dukungan finansial yang lebih kuat dalam menjalankan mesin partai.Dan keempat, menggerakkan mesin politik hingga pelosok daerah dengan beragam program yang telah disusun dengan baik dan terencana.

Hal senada diungkapkan pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya. Dia mengatakan, Hanura maupun Gerindra masih sangat bergantung kepada sosok Prabowo dan Wiranto untuk menjaring massa. ”Prabowo bahkan bisa dikatakan justru menjadi mesin politik partainya. Begitu juga Wiranto,”imbuhnya.

Membandingkan peluang kedua partai tersebut pada 2014,Yunarto menilai Gerindra memiliki peluang lebih besar dibandingkan Hanura. Dia menjelaskan, Prabowo baru satu kali memunculkan diri sebagai bakal calon wakil presiden, yakni pada Pilpres 2009.
Adapun Wiranto sudah dua kali maju, sebagai capres dan sebagai cawapres.Faktor lainnya, Prabowo dikenal masyarakat sebagai antitesis SBY yang lambat dan ragu-ragu.

Sosok Wiranto, lanjut Toto (sapaan Yunarto), tidak lagi menjual karena sudah dua kali mengikuti pilpres dan tidak terpilih. Dia mengatakan, dengan penurunan pamor ini, Wiranto akan terkesan memaksakan bila tetap maju sebagai capres maupun cawapres pada Pilpres 2014.

Yunarto juga menyayangkan kiprah kedua partai ini di parlemen pusat yang sedikit sekali terdengar dan terekspos media massa. ”Berat sekali bila kedua tokoh ini maju jadi capres.Apalagi presidential threshold-nya 20%. Kalaupun berkoalisi dengan partai lain belum tentu tokohnya diterima,” kata Toto.

Untuk menyelamatkan kedua partai ini pada 2014,mau tidak mau tokoh yang diandalkan harus banyak muncul di tengah masyarakat dengan mempergunakan berbagai “panggung”.“ Mau bagaimana lagi? Hanura maupun Gerindra tidak memiliki basis massa yang banyak, ” pungkasnya.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi optimistis suara partainya akan meningkat pada 2014. Selain memiliki kader-kader yang militan, delapan partai kecil telah bergabung dengan Gerindra sehingga potensi perolehan suara pun meningkat. Di antaranya PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Partai Merdeka,Partai Kedaulatan, Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan Partai Nahdlatul Ummah Indonesia.

“Dengan begitu, kami juga sangat yakin dengan pencapresan Pak Prabowo. Dia tokoh yang sangat populer. Di luar negeri, siapa yang tidak kenal Prabowo,” katanya.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pihaknya tetap optimistis mengusung Prabowo sebagai bakal capres, bukan cawapres. Bahkan, Gerindra akan mendeklarasikan pencapresan Prabowo pada kongres luar biasa (KLB) 12 Februari 2012 di Jakarta.

“Agenda utama kami adalah mempertegas pencapresan Pak Prabowo. Semua elemen Gerindra di semua level akan terikat dengan ini,”ujarnya.

Dia menjelaskan,menyukseskan Prabowo sebagai capres adalah tugas utama Gerindra. Dia mengakui, elektabilitas Gerindra masih kurang kuat. Namun elektabilitas Prabowo sangat kuat. Gerindra mengusung Prabowo sebagai bakal capres karena menangkap berbagai soal yang terjadi di masyarakat. Prabowo memiliki konsep yang jelas sebagai jalan keluar dan siap memimpin merealisasikan konsep tersebut.

Adapun mengenai perolehan suara Gerindra yang hanya 4%, Muzani menekankan bahwa partainya tidak pesimistis. Gerindra hampir pasti akan berkoalisi dengan partaipartai lain.

“Kami sudah menjalin komunikasi politik dengan beberapa partai, khususnya PDIP,” ungkapnya.

Sementara itu,Wakil Sekjen DPP Partai Hanura Saleh Husin menegaskan bahwa sosok Wiranto masih cukup kuat untuk menjadi RI-1 atau RI-1 berdasarkan survei elektabilitas dan popularitas yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

“Citra Pak Wiranto kapabel, memiliki kapasitas, memiliki kepemimpinan yang kuat dan berani serta teruji sudah tertanam kuat di masyarakat. Ini modal untuk pilpres,” katanya.

Namun, lanjut Saleh, Hanura belum sampai pada tahap persiapan pilpres. Saat ini, pihaknya masih fokus mempersiapkan pemenangan pemilu legislatif agar mampu mengoleksi suara signifikan, dua kali lipat dari pemilu sebelumnya yang hanya 3,7% suara. “Target minimal kami, menguasai satu kursi DPR per dapil,”pungkasnya.

Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Hanura Djafar Badjeber menambahkan, pihaknya sedang bekerja keras menguatkan kelembagaan dan struktur kepengurusan untuk mampu meraup suara minimal 7% pada pemilu legislatif 2014. Penguatan kader dan wakil Hanura di daerah juga dilakukan sebagai basis mesin partai.

Dia menyebutkan,Hanura memiliki hampir 1.000 kader yang duduk di DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Jumlahnya lebih banyak dari wakil rakyat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Itu akan menjadi amunisi dalam mendekati masyarakat calon pemilih. Basis kekuatan kami memang di daerah. Jadi, bagi pihak-pihak yang pesimistis dengan kami, saya tegaskan bahwa Hanura sangat optimistis menghadapi 2014.Begitu juga dengan pilpres,’ tegasnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3501 seconds (0.1#10.140)