Seleksi ngawur, Demokrasi jadi taruhan

Rabu, 18 Januari 2012 - 08:50 WIB
Seleksi ngawur, Demokrasi...
Seleksi ngawur, Demokrasi jadi taruhan
A A A
Sindonews.com– Seleksi calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merupakan pertaruhan penting bagi masa depan demokrasi.

Bila Tim Seleksi (Timsel) KPU-Bawaslu yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi dan DPR lebih mengedepankan kepentingan politik tertentu dalam penjaringannya, tak hanya Pemilu 2014 yang akan penuh kekacauan.

Nasib konsolidasi demokrasi yang susah payah ditegakkan sejak awal masa Reformasi juga bakal terancam. Sekretaris Jenderal Partai NasDem Ahmad Rofiq mengatakan, hasil seleksi administrasi yang sudah dilakukan Timsel memang merisaukan.

NasDem berharap seleksi lanjutan bisa mengeliminasi nama- nama bermasalah yang kurang kompeten. “Sekarang belum banyak bisa kita kritisi karena proses lanjutan masih ada yakni seleksi tertulis,psikotes, dan seleksi wawancara. Kami harap dalam seleksi inilah nama-nama bermasalah bisa dieliminasi,” ungkapnya, Jakarta, Selasa, 17 Januari 2012.

Rofiq juga mengingatkan bahwa para kandidat anggota KPU-Bawaslu harus benar-benar dipastikan memiliki kemampuan penyelenggaraan pemilu. Jika tidak,yang jadi taruhan adalah nasib demokrasi Indonesia.Itu karena KPU adalah pihak paling sentral dalam pelaksanaan pesta demokrasi.

“Kita tak ingin gara-gara proses seleksi tidak baik, demokrasi kita terancam.Figur-figur mumpuni di KPU akan lahir apabila Timsel bisa menjalankan tugasnya dengan niat mulia dan menjalankan tugas secara independen, ” tegasnya.

Mantan anggota KPU Mulyana W Kusumah mengatakan, sah-sah saja DPR mengkritik keputusan Timsel yang meloloskan beberapa anggota aktif KPU yang kembali mendaftar. “Tapi, penilaian tersebut hendaknya dilakukan saat DPR memproses para calon dalam fit and proper test,” ujarnya.

Mulyana menilai, terlalu dini jika DPR berkomentar pada hasil seleksi awal yang sifatnya administratif. Dia sepakat jika anggota KPU yang terpilih adalah mereka yang berpengalaman.

“Namun, tidak mesti dari KPU Pusat. Beberapa anggota KPU daerah yang mendaftar tercatat memiliki kinerja bagus, berintegritastinggi, danmewakilisemangat muda,” ungkap Mulyana.

Sementara itu,anggota Timsel KPU-Bawaslu Siti Zuhro menegaskan, anggota aktif KPU-Bawaslu yang kembali maju sebagai calon anggota periode mendatang belum pasti lolos meski telah berpengalaman.

” Mereka harus berkompetisi dengan calon lain. Banyak calon yang lain tidak kalah bagusnya,” kata Siti.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini menjamin bahwa Timsel akan memilih yang terbaik dari para calon. Diberitakan sebelumnya, saat ini Timsel masih menyeleksi para calon anggota KPU dan Bawaslu. Pada tahap awal administrasi, tercatat ada 106 calon yang lolos.

Kritik dari berbagai pihak muncul saat mencermati para anggota aktif KPU, I Gusti Putu Artha dan Sri Nuryanti,ikut diloloskan. Padahal, banyak kalangan menilai pelaksanaan Pemilu 2009 amburadul.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0688 seconds (0.1#10.140)