Renovasi Banggar dilakukan sembunyi-sembunyi?
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Priyo Budi Santoso mengaku terkejut dengan renovasi ruang Badan Anggaran (Banggar) yang mencapai kisaran Rp20 miliar. Karena rencana itu dilakukan sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuan pimpinan DPR.
Menurutnya, rencana renovasi itu sangat tidak tepat dilakukan saat ini. Terlebih biaya yang digelontorkan sangat besar mencapai Rp20 juta. Renovasi ruang itu sama dengan menambah buruk citra anggota DPR di mata masyarakat yang suka menghamburkan uang.
"Kalau mengenai renovasi ruangan Banggar, saya harus katakan janggal. Saya dengan segenap pimpinan DPR lainnya tak mengetahui itu," ujar Priyo kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (12/1/2012).
Untuk lebih jelasnya, Priyo mengaku pimpinan DPR akan segera memanggil Sekjen DPR Nining Indra Saleh untuk dimintai pertanggungjawabannya. Sejauh mana anggaran negara itu digunakan untuk biaya renovasi. "Rencananya nanti siang, Bu Sekjen akan menjelaskan ke kami," ungkapnya.
Jika penjelasan dari Sekjen DPR nanti sama dengan kabar yang dia dengar, yakni akan dibangun mewah, maka proyek itu mesti dikoreksi. "Tapi sejauh mana itu, saya tidak tahu karena pimpinan DPR tak ada sangkut pautnya dengan tender proyek di DPR ini," terangnya.
Lebih jauh, Ketua DPR Marzuki Alie meminta pelaksaan renovasi Banggar dihentikan dan dilakukan evaluasi terlebih dahulu, karena dinilai menyalahi aturan. "Pembangunan Banggar DPR Rp 20 miliar. Kita minta itu evaluasi lagi, itu pasti ada yang salah," terangnya.
Proyek renovasi ruang Banggar merupakan kewenangan Setjen DPR. Mengenai teknisnya, Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dilibatkan untuk membahas bersama Setjen.
"Orang BURT itu orang politik, tidak tahu apa-apa. Nanti kalau ada mark up yang masuk penjara ya mereka. Orang DPR enggak ada urusan. Bu Sekjen saya pecat kalau masih menyalahkan anggota," jelasnya. (san)
Menurutnya, rencana renovasi itu sangat tidak tepat dilakukan saat ini. Terlebih biaya yang digelontorkan sangat besar mencapai Rp20 juta. Renovasi ruang itu sama dengan menambah buruk citra anggota DPR di mata masyarakat yang suka menghamburkan uang.
"Kalau mengenai renovasi ruangan Banggar, saya harus katakan janggal. Saya dengan segenap pimpinan DPR lainnya tak mengetahui itu," ujar Priyo kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (12/1/2012).
Untuk lebih jelasnya, Priyo mengaku pimpinan DPR akan segera memanggil Sekjen DPR Nining Indra Saleh untuk dimintai pertanggungjawabannya. Sejauh mana anggaran negara itu digunakan untuk biaya renovasi. "Rencananya nanti siang, Bu Sekjen akan menjelaskan ke kami," ungkapnya.
Jika penjelasan dari Sekjen DPR nanti sama dengan kabar yang dia dengar, yakni akan dibangun mewah, maka proyek itu mesti dikoreksi. "Tapi sejauh mana itu, saya tidak tahu karena pimpinan DPR tak ada sangkut pautnya dengan tender proyek di DPR ini," terangnya.
Lebih jauh, Ketua DPR Marzuki Alie meminta pelaksaan renovasi Banggar dihentikan dan dilakukan evaluasi terlebih dahulu, karena dinilai menyalahi aturan. "Pembangunan Banggar DPR Rp 20 miliar. Kita minta itu evaluasi lagi, itu pasti ada yang salah," terangnya.
Proyek renovasi ruang Banggar merupakan kewenangan Setjen DPR. Mengenai teknisnya, Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dilibatkan untuk membahas bersama Setjen.
"Orang BURT itu orang politik, tidak tahu apa-apa. Nanti kalau ada mark up yang masuk penjara ya mereka. Orang DPR enggak ada urusan. Bu Sekjen saya pecat kalau masih menyalahkan anggota," jelasnya. (san)
()