2 tahanan anak Polsek Sijunjung tewas dipentung polisi

Rabu, 11 Januari 2012 - 12:43 WIB
2 tahanan anak Polsek...
2 tahanan anak Polsek Sijunjung tewas dipentung polisi
A A A
Sindonews.com - Dua orang narapidana anak, Budri M Zen (17) dan Faisal Akbar (14), tewas tergantung di kamar mandi tahanan Mapolsek Sijunjung Sumatera Barat. LBH Padang melihat banyak kejanggalan yang membuat keduanya tewas.

Dari temuan LBH Padang, di tubuh kedua jenazah ditemukan luka memar di tangan, punggung dan kakinya. Bahkan menurut Ketua LBH Padang Vino Oktavia Mancun, saat dijenguk ibunya (Yusmanidar), kedua kaki anak itu dibungkus kantong plastik. Saat itu mereka mengaku kepada Yusmanidar, telah dianiaya oleh anggota kepolisian.

"Bahkan korban berpesan kepada ibunya untuk cepat pulang. Korban khawatir ibunya tidak tahan melihat dirinya disiksa," ucap Vino, di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesi (YLBHI), di Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (11/1/2012).

Keluarga terkejut mendengar kematian keduanya. Polsek Sijunjung sempat menyodorkan surat perdamaian, yang isinya menerima kematian kedua anak ini dan tidak akan menuntut kepolisian. Pihak keluarga dengan terpaksa menerima surat perdamaian ini.

"Karena kalau tidak mau menandatangani, jenazah kedua anaknya tidak bisa dibawa pulang," tutur Vino.

Kemudian keluarga curiga melihat kedua jenasah tidak ada ciri-ciri orang mati gantung diri. Keluarga kemudian melakukan protes dan menuntut adanya otopsi ke pihak kepolisian.

"Pada tanggal 2 Januari 2012 pihak Polisi Daerah Sumatra Barat dari hasil otopsi menyatakan, ini murni bunuh diri dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan," ucapnya.

Namun keterangan kepolisian bertolak belakang dengan keterangan dari dokter forensik yang menyerahkan hasil otopsi resmi ke Polres Sijunjung pada tanggal 4 Januari 2012. Hasil otopsi menyebutkan, terdapat bekas luka memar dan luka akibat benda tumpul di leher, tangan pinggul dan kaki.

Hasil otopsi juga dibenarkan kakak korban Didi Firdaus yang menjemput jenasah adiknya dari Mapolsek Padang. Didi mengatakan, saat melihat keadaan mayat adiknya, di sekujur tubuhnya banyak luka memar.

"Polisi bilang adik saya gantung diri tetapi lidahnya tidak menjulur layaknya orang mati gantung diri. Di tubuhnya banyak luka memar akibat dipukul oleh pentungan polisi. Saya yakin adik saya mati dipentung polisi di dalam sel," ucapnya sambil menangis.

Karena melihat kejanggalan itu keluarga kemudian membawa kedua jenasah ke RS M Jamil Padang untuk mendapatkan otopsi ulang. Hasilnya, sekujur tubuh lebam, ada bekas luka yang berwarna hitam di kaki kiri bawah lutut, dan di sela paha ada bekas luka. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2945 seconds (0.1#10.140)