Mem-branding Indonesia

Rabu, 11 Januari 2012 - 08:18 WIB
Mem-branding Indonesia
Mem-branding Indonesia
A A A
Mobil buatan anak bangsa Kiat Esemka asal Solo, Jawa Tengah ramai menjadi buah bibir masyarakat Indonesia.

Tidak hanya karena karya anak bangsa saya yang membuat mobil ini naik daun, tapi karena peran Pemerintah Kota Solo yang tak segan dan malu untuk melakukan brandingterhadap mobil ini. Wali Kota Joko Widodo alias Jokowi dan Wakil Wali Kota FX Hadi Rudyatmo alias Rudy, mau dan tak segan meminjam selanjutnya membeli mobil 1.500 cc ini sebagai mobil dinas.

Apa yang dilakukan Pemkot Solo langsung menjadi trigger bangkitnya produk dalam negeri. Semua daerah juga ikut menunjukkan kemampuan anak-anak bangsa yang juga membuat mobil, laptop, bahkan pesawat.

Bangsa ini harus bangga dengan kondisi ini. Padahal, kemampuan anak-anak bangsa tersebut sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Mereka mampu membuat mobil, komputer, robot, roket bahkan pesawat dan langsung mendapat sanjungan. Dan, itu sudah dipamerkan oleh kepada semua pihak melalui media.

Baik pelajar setingkat SMK (sekolah menengah kejuruan) maupun para mahasiswa kita mampu menciptakan produk-produk yang konon hanya bisa dikerjakan oleh negara lain. Karya-karya para pelajar SMK dan mahasiswa tersebut tidak hanya butuh sanjungan, tapi juga dukungan.

Bentuk dukungan yang diberikan pun harus nyata atau konkret, bukan retorika di dalam sambutan atau ucapan di media.Dukungan terhadap karyakarya anak bangsa dari semua pihak harus lebih riil.Pemkot Solo telah memberikan contoh sebuah dukungan yang riil dan bukan hanya retorika.

Dalam ilmu pemasaran,Pemkot Solo (dalam hal ini Jokowi dan Rudy) berperan sebagai ambasador untuk membranding produksi anak bangsa ini.Karya-karya pelajar SMK dan mahasiswa butuh orang-orang populer (pejabat, artis, tokoh masyarakat,dan lain-lain) untuk ikut mem-branding.

Kalau tidak, produk mereka nyaris sia-sia. Para pejabat di negeri ini harus menjadi pihak terdepan dalam melakukan branding. Apa yang terjadi oleh mobil Kiat Esemka dengan Pemkot Solo hanyalah contoh kecil. Cara ini seharusnya juga digunakan semua pihak untuk melakukan branding bangsa ini agar menjadi lebih baik.

Segala bidang dari bangsa ini butuh branding. Dari bidang hukum, negara ini butuh sebuah branding bahwa negeri ini sangat menjunjung tinggi hukum. Butuh branding bahwa semua pihak didudukkan sama rata di mata hukum.

Para penegak hukum ini harus menjadi ambasador bagi branding hukum Indonesia.Tidak boleh lagi ada penegak hukum baik hakim, jaksa, polisi dan lainnya melakukan tindak pidana korupsi maupun suap. Dari sisi politik,harus mampu melakukan brandingbagaimana melakukan politik dengan menjunjung aturan dan etika yang ada.

Partai politik dan kadernya harus menjadi ambasador politik Indonesia. Bukan lagi mengedepankan politik mempertahankan atau meraih kekuasaan saja, melainkan lebih mengedepankan politik kebangsaan yang lebih mengedepankan kepentingan bangsa. Dari sisi ekonomi pun butuh branding dari para pejabat kita.

Potensi negeri ini yang luar biasa butuh branding. Negeri ini mempunyai hampir semua bahan mentah yang bisa diolah untuk kehidupan manusia di bumi ini.Negeri ini juga mempunyai banyak tenaga untuk mengolah bahan mentah menjadi produk unggulan. Negeri ini juga mempunyai pasar yang luar biasa.

Nah,inilah yang harus di-branding oleh kita semua.Ekonomi makelar yang selama ini kita anut harus kita ubah menjadi ekonomi produsen.

Semua pihak harus menggunakan momentum ini untuk bangkit untuk menjadi bangsa yang optimis, kerja keras, dan mandiri. Jika ini dilakukan, negeri ini akan menjadi mercusuar dunia.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6078 seconds (0.1#10.140)