Demam Mobil Esemka

Kamis, 05 Januari 2012 - 07:26 WIB
Demam Mobil Esemka
Demam Mobil Esemka
A A A
Sindonews.com-Keputusan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) menunggangi mobil Kiat Esemka untuk urusan dinas telah membuat “latah” para pejabat di negeri ini. Mereka ramairamai menyatakan tertarik untuk memiliki mobil rakitan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Solo yang menggandeng perusahaan karoseri Kiat Klaten.

Namun,sikap latah kali ini harus dimaknai positif sebagai bentuk apresiasi terhadap karya anak bangsa di bidang automotif yang sudah lama dirindukan. Berkat langkah nyeleneh dan berani tampil beda dengan pejabat kebanyakan, Jokowi berhasil menggeret pamor Kiat Esemka yang sebelumnya hanya selalu dicibir.

Mobil produksi dalam negeri yang semula tak dilirik publik itu kini mendapat pujian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagaimana dituturkan Juru Bicara Presiden Julian Adrian Pasha, Rabu, 4 Januari 2012. Presiden bahkan menyalakan lampu hijau kepada Jokowi untuk menjadikan Kiat Esemka sebagai kendaraan dinas. “Presiden tidak melarang digunakan sebagai mobil dinas,” kata Julian.

Sementara itu,langkah Ketua DPR Marzuki Ali lebih konkret. Pada kunjungannya ke Solo kemarin, orang nomor satu di DPR yang sering menimbulkan polemik karena omongannya selalu ceplas-ceplos dan apa adanya ini langsung mengeksekusi satu unit Esemka Digdaya warna putih yang dibanderol Rp75 juta sebelum pajak.

Marzuki lebih tertarik model pikap Digdaya ketimbang SUV Esemka. Mobil berkapasitas empat orang itu akan diuji coba sebagai kendaraan patroli pengawal di DPR. Rekan-rekan Marzuki di DPR juga ramai-ramai ingin menjajal mobil murah tersebut. Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) DPR RI Tjahjo Kumolo bahkan mengaku sudah lama memesan mobil tersebut atas promosi Jokowi.

Karena barang terbatas dan harus antre, politikus Banteng itu harus bersabar. Kalau Tjahjo masih bisa menahan diri, lain halnya Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) DPR RI Arwani Thomafi yang begitu ngebetmemiliki mobil karya anak bangsa ini.

“Siapa lagi kalau bukan kita yang harus membelinya?” kata Arwani yang berencana ke Solo untuk memesan langsung. Kalangan penggiat Twitterjuga ramai merespons Kiat Esemka.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie menulis, “Kepada yang terhormat produsen dan bagian pemasaran mobil Kiat Esemka, tolong daftar saya mau pesan satu mobil untuk dipakai kerja sehari-hari di Jakarta.

Mohon info harga,dan lain-lain.” Sayangnya, respons publik yang begitu antusias tak bisa dipuaskan segera untuk mengendarai mobil tersebut, selain belum diproduksi massal, juga masih menanti izin layak jalan dan operasional dari Dirjen Perhubungan Darat.

Soal izin layak jalan tersebut punya cerita tersendiri. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengaku sudah lama mengajukan izin, tapi tak pernah ditanggapi serius Dirjen Perhubungan Darat.

Proses pengurusan izin yang dilayangkan sejak 2009 itu malah cenderung dipersulit. Di antaranya harus memenuhi persyaratan standar emisi Euro 2,tapi belakangan standar emisi ditingkatkan menjadi Euro 4.

Selama dua tahun lebih penantian izin tanpa kepastian, Pemkot Solo nekat memproklamirkan Kiat Esemka sebagai kendaraan dinas wali kota. Untungnya, para pejabat dan petinggi negara serta masyarakat umum menyambut positif kehadiran mobil tersebut yang diharapkan menjadi cikal bakal mobil nasional (mobnas).

Karena itu,Dirjen Perhubungan Darat segera memproses izin apakah Kiat Esemka layak jalan atau tidak. Jangan sampai semangat anak-anak bangsa berkarya untuk mengembangkan mobnas justru dikempiskan Dirjen Perhubungan Darat.

Mobil Kiat Esemka tentu tak bisa dibandingkan dengan produksi mobil ternama, tetapi anak-anak SMK sudah membuktikan bisa membuat mobil.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4124 seconds (0.1#10.140)