Pembelian kapal selam transaksi terbesar korsel

Kamis, 22 Desember 2011 - 10:11 WIB
Pembelian kapal selam transaksi terbesar korsel
Pembelian kapal selam transaksi terbesar korsel
A A A







Sindonews.com - Indonesia memastikan membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan (Korsel). Kontrak pembelian alutsista strategis tersebut diteken Kementerian Pertahanan (Kemhan) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Selasa 20 Desember 2011.

Kontrak senilai USD1,1 miliar itu disebut sebagai transaksi terbesar bidang pertahanan bagi sebuah perusahaan Korsel. Ini sekaligus merupakan ekspor kapal selam pertama dalam sejarah industri pertahanan negeri tersebut.

Sesuai kontrak, DSME akan membuat tiga kapal selam bertenaga diesel yang masing-masing berbobot 1.400 ton. DSME mengungkapkan,kapal selam itu akan memiliki panjang 61,3 meter dan mampu membawa kru sebanyak 40 pelaut. Rencananya, kontrak tiga kapal akan selesai pada semester pertama 2018.

“Kapal selam itu akan dipasangi delapan lubang senjata untuk meluncurkan torpedo, ranjau, rudal kendali, dan persenjataan lain. “Kami telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia sejak 2005 untuk kontrak kapal selam tersebut,” papar DSME seperti dikutip harian Korea Herald

Bagi Korsel, pembelian kapal selam oleh Indonesia telah melonjakkan ekspor industri pertahanannya hingga mencapai USD2,4 miliar. Departemen Program Akuisisi Pertahanan Korsel (DAPA), sebagaimana dikutip AFP, menyebutkan jumlah ini dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar USD1,19 miliar.

Adapun pada 2009 sebesar USD1,17 miliar. Selain pembelian kapal selam,lonjakan ekspor juga dipicu kontrak pembelian pesawat T-50 Golden Eagle yang juga dilakukan Indonesia.Pada Mei silam,perusahaan milik Korsel, Aerospace Industries (KAI), dan Indonesia menyepakati kontrak ekspor 16 pesawat latih tersebut senilai USD400 juta. Sebelumnya, pada 2003, DSME mendapatkan kontrak proyek upgradekapal selam Indonesia dan memenangi sebuah kontrak untuk proyek perawatan depot pada 2009.

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo yang mewakili Kemhan, kontrak pembelian akan diikuti dengan penggodokan lebih lanjut tentang alih teknologi yang diharapkan dapat segera dituntaskan dan nantinya dapat menguntungkan kedua pihak. Berdasar kontrak, kapal selam pertama dan kedua akan dibangun di Korsel dengan melibatkan perusahaan galangan kapal Indonesia, yaitu PT PAL di Surabaya. Untuk kapal selam ketiga nantinya akan diproduksi di PT PAL.

“Kami berharap penandatanganan kontrak itu menjadi momen yang bersejarah bagi Pemerintah Indonesia,khususnya Kemhan, DSME maupun bagi Pemerintah Korsel,” ujarnya.

Sementara Direktur Utama dan CEO DSME Sang-Tae Nam mengatakan, kontrak pembangunan kapal selam diyakininya akan memberikan sumbangan penting dalam memperkuat dan meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara. Untuk diketahui, proses pengadaan kapal melalui jalan panjang. Sebelum memutuskan tender dimenangi Korsel, sejumlah negara tertarik memperebutkan program tersebut, yakni Rusia dengan kelas Kilo, Prancis (Scorpene), Jerman (kelas U), dan Korea Selatan (kelas Changbogo).

Meski Indonesia telah memutuskan membeli dari Korsel,Turki yang datang belakangan masih optimistis bisa terlibat dalam pembangunan kapal selam karena merasa merekalah yang memegang lisensi sah pembangunan kelas U-209 dari pabrikan Howaldtswerke- Deutsche Werft GmbH (HDW) Jerman. DSME yang akan membangun kapal selam Indonesia adalah sebuah industri pembuatan kapal yang berbasis di Kota Ockpo.

Perusahaan ini telah mendapatkan lisensi dari HDW untuk membuat kapal selam kelas U-209 dan reputasinya tidak diragukan lagi karena telah berhasil memproduksi sembilan unit kapal selam U- 209/1200 setipe dengan KRI Cakra kelas Changbogo untuk AL Korsel sejak 1989 beserta perbaikannya dengan hasil memuaskan. KRI Cakra dan KRI Nanggala juga di-overhaul di tempat ini. Bagi Indonesia, pembelian tiga kapal selam dipastikan akan menambah kekuatan pertahanan laut Indonesia. Saat ini, Indonesia baru memiliki dua kapal selam, yakni Cakra dan Nanggala.

Selain kapal selam, Indonesia dalam waktu dekat akan mendapatkan tambahan alutsista berupa empat kapal perang berpeluru kendali Trimaran. Satu kapal produksi Lundin Banyuwangi diharapkan bisa kelar lima bulan lagi. Kapal senilai Rp114 miliar sepanjang 62,53 meter ini merupakan kapal pertama di dunia yang menggunakan serat karbon.

Selain Trimaran, PT PAL saat ini juga tengah membangun pengawal kapal rudal (PKR) jenis Sigma 10514. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meminta kapal seharga USD220 juta itu dipercepat pengerjaannya. Jika jadi, kapal perang yang dilengkapi meriam, rudal, dan torpedo itu akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Transfer Teknologi

Sebelumnya, Wakil Menhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, dalam kontrak itu ada ketentuan mengenai mekanisme alih teknologi mulai dari awal hingga akhir pengadaan selesai seluruhnya. Sebagai bagian dari transfer teknologi, Indonesia akan mengirimkan sejumlah teknisi untuk melihat langsung proses pembuatan kapal selam.

“Pengadaan sumber daya manusia yang akan dikirim ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, khususnya PT PAL, dan jumlahnya relatif besar minimal 50 orang,” ujar Sjafrie.

Pada pengadaan tahap kedua, para teknisi yang telah dikirimkan tersebut diharapkan mulai terlibat dalam hal-hal teknis menyangkut pembuatan kapal selam.Pada posisi ini mulai ada interaksi fisik langsung para teknisi kita dalam proses pembuatan kapal selam. Sebanyak 50% peran negara produsen diambil oleh teknisi Indonesia.

Selama proses pembuatan dua kapal selam itu pula, galangan kapal selam di Indonesia mulia dibangun. Selanjutnya, pada pembuatan kapal selam ketiga sudah dapat dilakukan di Indonesia dan seluruhnya dilakukan tenaga-tenaga Indonesia.

“Itu kebijakan dasar, strategi besar dalam mekanisme pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) yang ditetapkan Indonesia baik untuk pengadaan alat utama sistem senjata berteknologi tinggi seperti kapal selam maupun berteknologi sedang,” kata Sjafrie.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3603 seconds (0.1#10.140)