Pemerintah Datangkan Alat Tes Corona dari Swiss
A
A
A
JAKARTA - Untuk mencari kasus positif virus corona (Covid-19) secara akurat, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah melalui metode swab dengan menggunakan alat polymerase chain reaction (PCR). Pemerintah pun mendatangkan alat ini dari perusahan laboratorium di Swiss, Roche.
"Sekitar 3 minggu lalu kita berhasil bernegosiasi dengan salah satu produsen alat tes PCR di Swiss yaitu Roche. Dan kita berhasil untuk bernegosiasi dan berhasil untuk membeli alat," ungkap Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga dalam Konferensi Pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Arya mengatakan, saat ini negara di dunia hampir semuanya 'bertempur' mencari alat PCR, mencari obat, bahan baku untuk obat, dan sebagainya. "Dan alat PCR adalah salah satu yang dicari banyak dan banyak negara karena bisa dijadikan alat uji tes apakah orang tersebut positif atau tidak," katanya.
Arya menjelaskan, Sabtu lalu sudah datang ke Indonesia alat PCR dengan detailnya ada dua buah Magnapure 96. Ini adalah automatic RNA untuk ekstraktor. "Biasanya di Indonesia itu adalah ada yang manual, yang matic juga. Nah ini kita hadirkan dua buah yang dia bisa untuk tes RNA itu bisa 1.000 per hari," jelasnya.
Kemudian, pemerintah juga mendatangkan 18 buah Lightcycle yaitu untuk detektor PCR, kapasitasnya mencapai 500 tes per hari. "Maka dengan alat ini, kalau sudah terinstal semua maka alat tersebut akan bisa satu harinya mencapai 9.000 sampai 10.000 tiap hari," kata Arya.
Dengan alat ini, pemerintah memastikan akan mempercepat informasi kasus positif corona di Indonesia. "Kita bisa mengetahui hasil tes, juga kecepatan alat tesnya untuk mengetahui positif atau tidak juga sangat tinggi. Dengan ini, maka kita harapkan dalam tempo cepat nanti bisa misal setiap hari ada tes sampai 5 ribu sampai 10 ribu, maka kita akan bisa dalam sebulan kita akan mencapai hampir 300 ribu orang yang sudah dites," kata Arya. (Baca Juga: Dampak Corona, 4,1 Juta Warga Jabodetabek Akan Terima Paket Sembako).
Alat PCR ini, kata Arya akan disebar di beberapa provinsi untuk menemukan kasus positif corona. Wilayah tersebut di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan di Papua. "Alat ini akan kita sebar cepatnya untuk yang di Jakarta. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diinstal karena ini memang membutuhkan secara teknikal. Memang membutuhkan sebuah proses."
"Sekitar 3 minggu lalu kita berhasil bernegosiasi dengan salah satu produsen alat tes PCR di Swiss yaitu Roche. Dan kita berhasil untuk bernegosiasi dan berhasil untuk membeli alat," ungkap Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga dalam Konferensi Pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Arya mengatakan, saat ini negara di dunia hampir semuanya 'bertempur' mencari alat PCR, mencari obat, bahan baku untuk obat, dan sebagainya. "Dan alat PCR adalah salah satu yang dicari banyak dan banyak negara karena bisa dijadikan alat uji tes apakah orang tersebut positif atau tidak," katanya.
Arya menjelaskan, Sabtu lalu sudah datang ke Indonesia alat PCR dengan detailnya ada dua buah Magnapure 96. Ini adalah automatic RNA untuk ekstraktor. "Biasanya di Indonesia itu adalah ada yang manual, yang matic juga. Nah ini kita hadirkan dua buah yang dia bisa untuk tes RNA itu bisa 1.000 per hari," jelasnya.
Kemudian, pemerintah juga mendatangkan 18 buah Lightcycle yaitu untuk detektor PCR, kapasitasnya mencapai 500 tes per hari. "Maka dengan alat ini, kalau sudah terinstal semua maka alat tersebut akan bisa satu harinya mencapai 9.000 sampai 10.000 tiap hari," kata Arya.
Dengan alat ini, pemerintah memastikan akan mempercepat informasi kasus positif corona di Indonesia. "Kita bisa mengetahui hasil tes, juga kecepatan alat tesnya untuk mengetahui positif atau tidak juga sangat tinggi. Dengan ini, maka kita harapkan dalam tempo cepat nanti bisa misal setiap hari ada tes sampai 5 ribu sampai 10 ribu, maka kita akan bisa dalam sebulan kita akan mencapai hampir 300 ribu orang yang sudah dites," kata Arya. (Baca Juga: Dampak Corona, 4,1 Juta Warga Jabodetabek Akan Terima Paket Sembako).
Alat PCR ini, kata Arya akan disebar di beberapa provinsi untuk menemukan kasus positif corona. Wilayah tersebut di antaranya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan di Papua. "Alat ini akan kita sebar cepatnya untuk yang di Jakarta. Mudah-mudahan minggu depan sudah bisa diinstal karena ini memang membutuhkan secara teknikal. Memang membutuhkan sebuah proses."
(zik)