Pasien Corona di Daerah Meningkat, Pemerintah Diminta Tingkatkan Faskes

Sabtu, 04 April 2020 - 06:25 WIB
Pasien Corona di Daerah...
Pasien Corona di Daerah Meningkat, Pemerintah Diminta Tingkatkan Faskes
A A A
JAKARTA - Pemerintah perlu mengantisipasi ledakan kasus yang diakibatkan oleh virus corona (Covid-19) di daerah dengan menyiapkan fasilitas dan tenaga kesehatan untuk menangani pasien, termasuk laboratorium pengujian, rumah sakit rujukan, hingga tim medis. Langkah ini mendesak dilakukan mengingat adanya tren peningkatan kasus korona di daerah.

Data ini bukan isapan jempol. Di Jawa Barat, misalnya, jumlah kasus corona kemarin mencapai 225 kasus, naik dibanding sehari sebelumnya sebanyak 223 kasus; Banten dari 164 menjadi 170 kasus; Jawa Tengah dari 104 menjadi 114 kasus; Jawa Timur dari 104 kasus menjadi 155 kasus.

Kondisi sama juga terpantau dari beberapa daerah di luar Jawa. Misalnya di Kalimantan Timur, jika pada Kamis (2/4/2020) ada 21 kasus, kemarin bertambah menjadi 22 kasus, Sulawesi Selatan dari 66 menjadi 82 kasus, Papua dari 10 menjadi 16 kasus. (Baca: Cegah Penyebaran Corona, 14 Ormas Islam Imbau Masyarakat Tak Mudik)

Secara total di negeri ini per kemarin ada penambahan 196 kasus baru sehingga jumlah total pasien positif corona mencapai 1.986 kasus, dengan jumlah yang meninggal mencapai 181. DKI Jakarta tetap menjadi pusat wabah dengan kasus positif corona mencapai 971.

Selain mengantisipasi tren peningkatan kasus corona, antisipasi juga dibutuhkan karena faktanya jumlah laboratorium dan rumah sakit rujukan masih terbatas. Jangan sampai peningkatan kasus tidak cepat terdeteksi, kemudian tertangani dengan baik, sehingga memunculkan sumber penyebaran corona baru.

Dorongan agar pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan dan tenaga medis di seluruh daerah di Tanah Air kemarin juga disampaikan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Dia menandaskan, dalam keadaan darurat dan genting seperti saat ini pemerintah harus melakukan berbagai cara demi menyelamatkan nyawa warganya.

Jika kendalanya anggaran, menurut dia, pemerintah dapat menggunakan kewenangan di bidang anggaran, termasuk dengan mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu). "Silakan pemerintah menggunakan undang-undang apa pun, termasuk undang-undang darurat sipil agar warga terselamatkan,” tutur Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Dengan melihat semakin terus bertambahnya orang terpapar corona, Jazilul menegaskan bahwa MPR akan menyetujui setiap kebijakan dan keputusan yang diambil eksekutif. Di sisi lain, Jazilul menyarankan agar dalam memerangi corona pemerintah pusat dan pemerintah daerah hendaknya selalu berkoordinasi agar tidak ada kebijakan yang berbeda. (Baca juga: Pemerintah Harus Sajikan Data Akurat Korban Corona)

Pemerintah menyadari pentingnya penambahan kapasitas infrastruktur kesehatan untuk meningkatkan daya tangkal menghadapi corona. Kemarin Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengungkapkan, pemerintah akan menambah laboratorium pemeriksaan untuk mencari kasus-kasus positif virus corona di tengah masyarakat.

Menurut dia, salah satu kunci di dalam pemutusan rantai ini adalah menemukan kasus-kasus baru, yakni kasus positif yang masih berada di tengah-tengah masyarakat. “Sehingga kita berharap bisa memutuskan ini dan bisa melakukan pencegahan dengan cara maksimal,” ungkap Yuri dalam konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.

Saat ini ada 48 laboratorium di seluruh Indonesia yang sudah beroperasi untuk mencari sampel kasus positif virus ini. Penambahan laboratorium ini juga akan didukung dengan mengaktifkan beberapa alat diagnosis penyakit tuberkulosis (TB). “Ini cukup banyak jumlahnya dan tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Namun, masih diperlukan beberapa konversi dari mesin dan kemudian beberapa setting. Kita akan bekerja keras untuk mengejar ini semua,” tambah Yuri.

Selain itu, Yuri juga melaporkan saat ini sekitar 7.500 orang telah diperiksa Kementerian Kesehatan untuk mencari kasus positif virus ini. “Bahwa jajaran Kementerian Kesehatan, melalui laboratorium yang telah ditunjuk, telah melaksanakan pemeriksaan lebih dari 7.400 orang. Yang tentu ini dikerjakan bersama ribuan tenaga kesehatan yang berada di pusat maupun yang berada di daerah,” tuturnya.

Sehari sebelumnya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menunjukkan ketersediaan tempat tidur di 132 rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien corona. Menurut dia, secara total pemerintah telah menyiapkan lebih dari 40.000 tempat tidur. "Untuk kesediaan tempat tidur ada di 132 rumah sakit rujukan, telah disiapkan 40.829 tempat tidur," katanya dalam rapat dengan Komisi IX DPR yang digelar secara virtual, Kamis (2/4/2020).

Terawan juga menyampaikan berapa jumlah ventilator yang tersedia. Secara umum telah ada ventilator 8.413 buah, tersedia di 2.867 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun jumlah dokter spesialis yang tersebar di seluruh Indonesia yakni 40.320 dokter di 2.877 rumah sakit pemerintah maupun swasta.

Prediksi Puncak Corona di Bulan April

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, berdasarkan kajian Badan Intelijen Negara (BIN), penyebaran virus corona diprediksi akan mencapai puncak pada Juli 2020 dengan 106.287 kasus. “Puncaknya akhir Juni atau akhir Juli,” kata Doni dalam rapat kerja (raker) virtual dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/4).

Berdasarkan kajian BIN yang dipaparkan Doni, kasus positif Covid-19 ini akan mengalami peningkatan setiap bulannya sebelum mencapai puncak, 1.577 di akhir Maret, 27.307 di akhir April, 95.451 di akhir Mei, dan 105.765 di akhir Juni. Prediksi untuk jumlah kasus di akhir Maret ini akurasinya 99%.

Selain itu, Doni menyampaikan bahwa terdapat 50 kabupaten/kota prioritas dari 100 kabupaten/kota yang memiliki risiko tinggi terkait peningkatan penyebaran virus corona ini. Tidak kurang dari 49% wilayah itu berlokasi di Pulau Jawa.

Namun, Doni mengingatkan bahwa kajian BIN ini bisa tidak terjadi bila langkah-langkah pencegahan terus dilakukan. ”Kalau kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi,” ucap Kepala BNPB ini. (Baca juga: Tidak Lazim, Koruptor Dibebaskan dengan Alasan Rawan Corona)

Sebelumnya Achmad Yurianto menyebut jumlah warga yang berisiko terinfeksi virus corona di Indonesia mencapai 600.000 orang. Karena itulah pemerintah menyiapkan sekitar 1 juta test kit untuk pemeriksaan massal virus corona.

Menkes Terawan mengakui sulitnya mengatasi wabah corona. Kendalanya, dia menyebut ada lima hambatan yang terjadi. Hambatan pertama terkait sulitnya mengakses alat kesehatan (alkes), khususnya alat pelindung diri (APD) maupun masker. Kondisi ini terjadi karena semua negara membutuhkan.

“Tadinya memang tidak ada di pasaran, namun gerak cepat dari tim BPN dan dibantu aparat-aparat kita bisa mendapatkan APD dalam waktu singkat dan mudah-mudahan akan terus sesuai standar APD yang paling premium yang akan bisa kita dapatkan dan distribusikan,” papar Terawan dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR bersama Kepala Gugus Tugas Covid-19 dan Menteri Tenaga Kerja secara virtual di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/4/2020).

Kedua, terkait tingginya beban SDM di rumah sakit rujukan corona. Ketiga, sulitnya memobilisasi tenaga kesehatan antar-fasilitas kesehatan (faskes), keempat perlunya tempat khusus untuk karantina tenaga kesehatan yang menangani corona, dan kelima belum tersedianya obat ataupun vaksin untuk saat ini.

Untuk kendala kelima ada kabar gembira. Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), penanganan pasien corona bisa menggunakan obat Tamiflu. Kini pemerintah memiliki persediaan Tamiflu dan telah mendistribusikannya sebanyak 450.000 tablet ke berbagai rumah sakit. “Dan ini kemarin hari Rabu datang bahan baku untuk Tamiflu, sehingga kita akan bisa mendapatkan satu juta tablet dalam seminggu dua minggu mendatang,” jaminnya. (Kiswondari/Binti Mufaridah/Abdul Rochim)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)