Muhammadiyah Minta Masyarakat Tak Berlebihan Sikapi Jenazah Pasien Corona

Jum'at, 03 April 2020 - 07:25 WIB
Muhammadiyah Minta Masyarakat Tak Berlebihan Sikapi Jenazah Pasien Corona
Muhammadiyah Minta Masyarakat Tak Berlebihan Sikapi Jenazah Pasien Corona
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Din Syamsuddin meminta masyarakat untuk tidak menolak jenazah penderita virus korona (Covid-19) untuk dimakamkan di pemakaman umum. Hal ini ditegaskan untuk merespons sikap sebagian masyarakat di berbagai wilayah yang meminta jenazah pasien korona tidak dikebumikan di wilayahnya.

“Jangan sampai ada sikap menolak seperti diberitakan sudah ada di gerbang pemakaman, tapi ditolak karena jenazah adalah penderita Covid-19. Ini yang tidak boleh,” ujar Din dalam Konferensi Pers tentang Penanggulangan Wabah Corona secara daring di Jakarta kemarin.

Din menegaskan, jenazah penderita Covid-19 bukan meninggal karena azab, melainkan karena penyakit. Penyakit ini menurut dia bisa mengenai siapa saja. Kepada seluruh umat Islam, dia mengingatkan bahwa mengurus jenazah adalah fardu kifayah. Jika tidak ada satu umat Islam yang berkenan mengurus mayat, maka seluruhnya akan berdosa. Namun, jika ada salah satu yang mengurus jenazah, maka semua akan mendapat pahala. (Baca: Jika Darurat Corona hingga Idul Fitri, Ini Ketetapan Muhammadiyah)

“Maka dari itu, tidak boleh ada yang tidak mengurus jenazah pasien Covid-19, bahkan menolak pemakamannya. Mengurus jenazah harus dilakukan oleh masyarakat Islam yang masih hidup,” tegas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

Namun, Din menganjurkan masyarakat agar menyerahkan kepada pihak medis yang sudah tahu prosedur dalam mengurus jenazah Covid-19. Sebab, petugas medis telah memiliki protokol keselamatan untuk meminimalkan terjadinya kontak sehingga tidak terjadi penularan.

Din juga menegaskan bahwa pandemi virus corona dinilai sebagai wabah pandemi yang melanda dunia. Jadi, perlu dilakukan langkah-langkah kebersamaan untuk terlibat dalam mengurangi laju perkembangan virus ini. “Dan saat inilah dituntut kebersamaan seluruh elemen bangsa. Baik pemerintah, ulama, maupun masyarakat luas harus kita hadapi bersama-sama,” katanya.

Din pun mengatakan, dalam mengatasi virus ini adalah dengan melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya umat Islam untuk betul-betul berdisiplin menerapkan physical distancing dan social distancing. “Tapi physical distancing atau jarak sehat dua meter itu harus benar ditaati,” katanya.

Tokoh karismatik ini mengajak semua pihak untuk membantu masyarakat yang terdampak secara sosial ekonomi. “Ada puluhan, bahkan ratusan ribu saudara-saudara kita yang kebutuhan sehari-harinya tidak tercukupi karena terdampak. Jadi, kita perlu galang dana atau dorong lembaga-lembaga Filantropi Islam atau lembaga-lembaga amil zakat untuk meningkatkan kinerja,” ujarnya.

Penegasan yang sama juga disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti. Dia meminta masyarakat tidak berlebihan dalam menyikapi mereka yang terpapar virus corona, baik yang masih dalam pantauan, sakit, maupun wafat. Mereka tetap harus diperlakukan secara manusiawi dengan penuh penerimaan dan kasih sayang. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Masyarakat Terima Pemakaman Jenazah Positif Corona)

Bagi mereka yang beragama Islam, hak mereka sebagai muslim harus ditunaikan. Salah satunya apabila ada yang meninggal, harus dirawat sebagaimana tuntutan syariat, yakni dimandikan, dikafani, disalatkan, dan dimakamkan.

“Tugas kita justru membangkitkan optimisme keluarga yang ditinggalkan. Mereka sudah berat menanggung musibah dan beban itu hendaknya kita ringankan dengan menerima mereka sepenuhnya,” ungkap Abdul Mu’ti kemarin. (Binti Mufarida)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4987 seconds (0.1#10.140)