Disiplin dan Dorongan Semangat Keluarga, Pasien Sembuh Terus Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Pasien yang sembuh dari virus corona (Covid-19) terus meningkat kendati jumlah kasus baru baik di Indonesia maupun global belum terkendali. Penguatan imunitas pasien dan penumbuhan optimisme menjadi penyembuh efektif di tengah merebaknya virus yang belum ditemukan obatnya ini.
Di Indonesia tren pasien yang berhasil sembuh menunjukkan grafik positif. Merujuk data resmi pemerintah yang dirilis pada situs covid19.go.id kemarin, total pasien sembuh telah mencapai 64 orang. Meski persentasenya masih 4,9% dari total kasus positif sebanyak 1.285 orang, namun secara umum setiap hari tingkat kesembuhan meningkat. Sementara tingkat kematian tercatat mencapai 8,8% (114 orang).
Di antara jumlah kesembuhan cukup tinggi terlihat di Provinsi Jawa Timur. Dari 90 kasus positif yang terkonfirmasi, 11 pasien di antaranya telah dinyatakan sembuh. Di Jawa Barat, dari 149 yang terkonfirmasi, enam di antaranya berstatus sembuh. Adapun di Jakarta, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 45 orang dari total kasus terkonfirmasi sebanyak 675 orang. Kasus kesembuhan pasien tercatat sejak 10 Maret lalu dengan jumlah pasien sebanyak dua orang. Sabtu (28 Maret 2020) penambahan pasien sembuh mencapai angka tertinggi yakni 13 orang. Namun, grafik tersebut kembali menurun kemarin karena penambahan pasien yang sembuh hanya tercatat lima orang.
Dalam sepekan terakhir, beberapa rumah sakit (RS) di Jawa Timur melaporkan sejumlah pasien yang sebelumnya ditetapkan positif corona akhirnya dinyatakan sembuh. Di Kabupaten Sidoarjo, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat kemarin menyatakan empat pasien yang sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) telah berubah menjadi orang dalam pemantauan (ODP) atau sembuh. Lantaran kondisinya membaik, keempatnya pun telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Meski demikian, mereka tetap dipantau selama 14 hari. Jika kesehatannya terus membaik, Dinkes Sidoarjo akan menerbitkan surat kesehatan bagi mereka. (Baca: Positif Corona Tambah 130 Orang, Pemerintah Kembali Ingatkan Jaga Jarak)
Di Kota Malang, tiga pasien Sabtu (28 Maret 2020) juga dinyatakan sembuh. Di Kota Malang, awalnya tercatat ada 156 ODP. Sebanyak 18 orang di antaranya sudah dinyatakan lewat masa pantaunya. Sementara yang masih dalam pantauan ada 66 warga dan 48 tenaga kesehatan. Untuk PDP, hingga saat ini jumlah totalnya ada 13 orang. Dua di antaranya meninggal dunia, lima orang telah dinyatakan sehat, dan enam orang masih dalam perawatan intensif.
Tiga pasien yang berhasil sembuh itu sebelumnya menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Mereka adalah R (20), mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, perempuan berusia 61 tahun, dan perempuan yang berstatus pelajar.
Mengapa beberapa pasien tersebut bisa sembuh? Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang Husnul Muarif mengungkapkan, selama menjalani perawatan, para pasien mendapatkan perawatan sesuai standar. “Kepatuhan dan kedisiplinan pasien selama menjalani masa perawatan juga sangat menentukan kesembuhannya. Mereka rata-rata menjalani perawatan di ruang isolasi RSSA Malang selama 10 hari,” tuturnya.
Selain kepatuhan dan kedisiplinan pasien, faktor lainnya adalah dorongan dari keluarga yang akan memberikan semangat bagi pasien sehingga bisa terus berpikir positif. (Baca juga: Doni Monardo Ingatkan Pentingnya Social Distancing)
Selama menjalani perawatan, pasien juga mendapatkan penanganan medis untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Upaya meningkatkan daya tahan tubuh pasien selama menjalani perawatan medis di ruang isolasi tersebut juga diungkapkan oleh dokter spesialis paru RSSA Malang, dr Ungky Agus Setiawan. Dia menyatakan, Covid-19 memang belum ada obatnya sehingga yang bisa dilakukan adalah terapi untuk meningkatkan kondisi imunitas tubuh pasien agar pasien bisa sembuh dari serangan virus tersebut.
Peningkatan imunitas bisa dilakukan dengan pemberian oksigen dan cairan. Selain itu, kondisi imunitas pasien yang menurun karena infeksi virus dan kemungkinan infeksi sekunder juga bisa ditambahkan antibiotik. Pasien bisa diterapi dengan imuno stabilisator untuk menstabilkan imunitas tubuh pasien. “Yang tidak kalah penting adalah dukungan untuk pasien agar terus bersemangat dan tidak berpikir negatif karena pikiran negatif dan depresi pada pasien akan memperburuk kondisi kesehatannya,” tegas Ungki.
Komandan Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan, virus Covid-19 bisa dikalahkan jika ketahanan tubuh pasien terjaga dengan baik. Hal ini menjadi cara efektif karena vaksin untuk mengobati virus ini juga belum ditemukan. “Jadi sembuh itu begini ya, virus ini sampai saat ini hanya mati dengan ketahanan tubuh. Kalau virus obatnya sesungguhnya pencegahan dengan vaksin,” kata dr Joni kepada wartawan di Gedung Grahadi Surabaya kemarin.
Direktur RSU dr Soetomo Surabaya ini mencontohkan, kasus pasien positif corona yang belum lama ini dia tangani. Saat masuk di rumah sakit umumnya kondisi pasien menurun. Pada pasien dengan infeksi di paru-paru biasanya diikuti gejala sesak napas atau masalah di sistem pencernaan perut. “Lalu, apa obatnya saat infeksi? Ya kita beri antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut,” jelasnya.
Kabag Humas Pemkot Malang Widianto bersyukur beberapa warganya yang menjadi pasien positif corona akhirnya berhasil sembuh. Dia meminta masyarakat untuk mematuhi imbauan seperti menjaga jarak berinteraksi (social distancing), beraktivitas di rumah (activity at home), dan membatasi kontak dengan orang (physical distancing). ”Yang tak kalah penting adalah membiasakan pola hidup sehat,” terangnya. (Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Masyarakat Diimbau Tidak Pulang Kampung)
Pentingnya menjaga jarak ini juga kembali diingatkan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto. Kemarin tercatat ada penambahan jumlah kasus baru sebanyak 130 orang secara nasional hingga totalnya menjadi 1.285 orang. Penambahan ini menggambarkan bahwa masyarakat belum melaksanakan isolasi maupun menjaga jarak dengan baik.
Selain itu, menurut Yuri, penambahan pasien positif juga terjadi karena masih ada penularan karena kontak dekat. Dia mengingatkan agar masyarakat menjaga jarak terutama di dalam berkomunikasi. “Saya minta kepada masyarakat seluruhnya bahwa kembali lagi jaga jarak di dalam berkomunikasi sosial baik dengan orang di luar rumah ataupun yang di dalam rumah upayakan tetap di rumah,” ungkapnya.
5.816 Orang Daftar Relawan
Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia sekaligus Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dandi Prasetia mengungkapkan, hingga saat ini sebanyak 5.816 orang telah mendaftar sebagai relawan penanggulangan virus corona .
Rinciannya, 1.868 orang terdaftar sebagai relawan medis dan tenaga kesehatan yang terbagi dari berbagai bidang. “Yang mendaftar sebagai administrasi rumah sakit sebanyak 32 orang, apoteker ada 56 orang, dokter spesialis 4 orang, dokter umum 93 orang, kesehatan masyarakat 113 orang, perawat 776 orang, psikolog 12 orang, teknisi laboratorium 221 orang,” sebutnya.
Sedangkan 4.868 orang relawan lainnya yang terdaftar sebagai relawan nonmedis terdiri atas ahli gizi sebanyak 115 orang dan bidan 324 orang. “Untuk dapur umum ada 274 orang, logistik atau pergudangan sebanyak 1.024 orang, radiografer 4 orang, sopir atau tim ambulans 549 orang,” ungkapnya.
Selain itu, sebanyak 68 orang mendaftar untuk teknisi mesin atau kelistrikan. Kemudian tenaga administrasi umum 983 orang, tenaga kebersihan umum 201 orang, tenaga kesehatan lingkungan 207 orang, tenaga sanitarian 133 orang, tenaga teknis kefarmasian 62 orang, dan tidak diketahui 585 orang. Dandi mengucapkan banyak terima kasih, salam hormat, dan salut kepada relawan karena ingin membantu Indonesia dalam penanggulangan bencana Covid 19 ini. (Yuswantoro/Aan Haryono/Binti Mufarida/Lukman Hakim)
Di Indonesia tren pasien yang berhasil sembuh menunjukkan grafik positif. Merujuk data resmi pemerintah yang dirilis pada situs covid19.go.id kemarin, total pasien sembuh telah mencapai 64 orang. Meski persentasenya masih 4,9% dari total kasus positif sebanyak 1.285 orang, namun secara umum setiap hari tingkat kesembuhan meningkat. Sementara tingkat kematian tercatat mencapai 8,8% (114 orang).
Di antara jumlah kesembuhan cukup tinggi terlihat di Provinsi Jawa Timur. Dari 90 kasus positif yang terkonfirmasi, 11 pasien di antaranya telah dinyatakan sembuh. Di Jawa Barat, dari 149 yang terkonfirmasi, enam di antaranya berstatus sembuh. Adapun di Jakarta, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 45 orang dari total kasus terkonfirmasi sebanyak 675 orang. Kasus kesembuhan pasien tercatat sejak 10 Maret lalu dengan jumlah pasien sebanyak dua orang. Sabtu (28 Maret 2020) penambahan pasien sembuh mencapai angka tertinggi yakni 13 orang. Namun, grafik tersebut kembali menurun kemarin karena penambahan pasien yang sembuh hanya tercatat lima orang.
Dalam sepekan terakhir, beberapa rumah sakit (RS) di Jawa Timur melaporkan sejumlah pasien yang sebelumnya ditetapkan positif corona akhirnya dinyatakan sembuh. Di Kabupaten Sidoarjo, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat kemarin menyatakan empat pasien yang sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) telah berubah menjadi orang dalam pemantauan (ODP) atau sembuh. Lantaran kondisinya membaik, keempatnya pun telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Meski demikian, mereka tetap dipantau selama 14 hari. Jika kesehatannya terus membaik, Dinkes Sidoarjo akan menerbitkan surat kesehatan bagi mereka. (Baca: Positif Corona Tambah 130 Orang, Pemerintah Kembali Ingatkan Jaga Jarak)
Di Kota Malang, tiga pasien Sabtu (28 Maret 2020) juga dinyatakan sembuh. Di Kota Malang, awalnya tercatat ada 156 ODP. Sebanyak 18 orang di antaranya sudah dinyatakan lewat masa pantaunya. Sementara yang masih dalam pantauan ada 66 warga dan 48 tenaga kesehatan. Untuk PDP, hingga saat ini jumlah totalnya ada 13 orang. Dua di antaranya meninggal dunia, lima orang telah dinyatakan sehat, dan enam orang masih dalam perawatan intensif.
Tiga pasien yang berhasil sembuh itu sebelumnya menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Mereka adalah R (20), mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, perempuan berusia 61 tahun, dan perempuan yang berstatus pelajar.
Mengapa beberapa pasien tersebut bisa sembuh? Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang Husnul Muarif mengungkapkan, selama menjalani perawatan, para pasien mendapatkan perawatan sesuai standar. “Kepatuhan dan kedisiplinan pasien selama menjalani masa perawatan juga sangat menentukan kesembuhannya. Mereka rata-rata menjalani perawatan di ruang isolasi RSSA Malang selama 10 hari,” tuturnya.
Selain kepatuhan dan kedisiplinan pasien, faktor lainnya adalah dorongan dari keluarga yang akan memberikan semangat bagi pasien sehingga bisa terus berpikir positif. (Baca juga: Doni Monardo Ingatkan Pentingnya Social Distancing)
Selama menjalani perawatan, pasien juga mendapatkan penanganan medis untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Upaya meningkatkan daya tahan tubuh pasien selama menjalani perawatan medis di ruang isolasi tersebut juga diungkapkan oleh dokter spesialis paru RSSA Malang, dr Ungky Agus Setiawan. Dia menyatakan, Covid-19 memang belum ada obatnya sehingga yang bisa dilakukan adalah terapi untuk meningkatkan kondisi imunitas tubuh pasien agar pasien bisa sembuh dari serangan virus tersebut.
Peningkatan imunitas bisa dilakukan dengan pemberian oksigen dan cairan. Selain itu, kondisi imunitas pasien yang menurun karena infeksi virus dan kemungkinan infeksi sekunder juga bisa ditambahkan antibiotik. Pasien bisa diterapi dengan imuno stabilisator untuk menstabilkan imunitas tubuh pasien. “Yang tidak kalah penting adalah dukungan untuk pasien agar terus bersemangat dan tidak berpikir negatif karena pikiran negatif dan depresi pada pasien akan memperburuk kondisi kesehatannya,” tegas Ungki.
Komandan Gugus Kuratif Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan, virus Covid-19 bisa dikalahkan jika ketahanan tubuh pasien terjaga dengan baik. Hal ini menjadi cara efektif karena vaksin untuk mengobati virus ini juga belum ditemukan. “Jadi sembuh itu begini ya, virus ini sampai saat ini hanya mati dengan ketahanan tubuh. Kalau virus obatnya sesungguhnya pencegahan dengan vaksin,” kata dr Joni kepada wartawan di Gedung Grahadi Surabaya kemarin.
Direktur RSU dr Soetomo Surabaya ini mencontohkan, kasus pasien positif corona yang belum lama ini dia tangani. Saat masuk di rumah sakit umumnya kondisi pasien menurun. Pada pasien dengan infeksi di paru-paru biasanya diikuti gejala sesak napas atau masalah di sistem pencernaan perut. “Lalu, apa obatnya saat infeksi? Ya kita beri antibiotik untuk mengatasi infeksi tersebut,” jelasnya.
Kabag Humas Pemkot Malang Widianto bersyukur beberapa warganya yang menjadi pasien positif corona akhirnya berhasil sembuh. Dia meminta masyarakat untuk mematuhi imbauan seperti menjaga jarak berinteraksi (social distancing), beraktivitas di rumah (activity at home), dan membatasi kontak dengan orang (physical distancing). ”Yang tak kalah penting adalah membiasakan pola hidup sehat,” terangnya. (Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Masyarakat Diimbau Tidak Pulang Kampung)
Pentingnya menjaga jarak ini juga kembali diingatkan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto. Kemarin tercatat ada penambahan jumlah kasus baru sebanyak 130 orang secara nasional hingga totalnya menjadi 1.285 orang. Penambahan ini menggambarkan bahwa masyarakat belum melaksanakan isolasi maupun menjaga jarak dengan baik.
Selain itu, menurut Yuri, penambahan pasien positif juga terjadi karena masih ada penularan karena kontak dekat. Dia mengingatkan agar masyarakat menjaga jarak terutama di dalam berkomunikasi. “Saya minta kepada masyarakat seluruhnya bahwa kembali lagi jaga jarak di dalam berkomunikasi sosial baik dengan orang di luar rumah ataupun yang di dalam rumah upayakan tetap di rumah,” ungkapnya.
5.816 Orang Daftar Relawan
Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia sekaligus Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dandi Prasetia mengungkapkan, hingga saat ini sebanyak 5.816 orang telah mendaftar sebagai relawan penanggulangan virus corona .
Rinciannya, 1.868 orang terdaftar sebagai relawan medis dan tenaga kesehatan yang terbagi dari berbagai bidang. “Yang mendaftar sebagai administrasi rumah sakit sebanyak 32 orang, apoteker ada 56 orang, dokter spesialis 4 orang, dokter umum 93 orang, kesehatan masyarakat 113 orang, perawat 776 orang, psikolog 12 orang, teknisi laboratorium 221 orang,” sebutnya.
Sedangkan 4.868 orang relawan lainnya yang terdaftar sebagai relawan nonmedis terdiri atas ahli gizi sebanyak 115 orang dan bidan 324 orang. “Untuk dapur umum ada 274 orang, logistik atau pergudangan sebanyak 1.024 orang, radiografer 4 orang, sopir atau tim ambulans 549 orang,” ungkapnya.
Selain itu, sebanyak 68 orang mendaftar untuk teknisi mesin atau kelistrikan. Kemudian tenaga administrasi umum 983 orang, tenaga kebersihan umum 201 orang, tenaga kesehatan lingkungan 207 orang, tenaga sanitarian 133 orang, tenaga teknis kefarmasian 62 orang, dan tidak diketahui 585 orang. Dandi mengucapkan banyak terima kasih, salam hormat, dan salut kepada relawan karena ingin membantu Indonesia dalam penanggulangan bencana Covid 19 ini. (Yuswantoro/Aan Haryono/Binti Mufarida/Lukman Hakim)
(ysw)