PDIP Tanggapi Pernyataan Gatot Nurmantyo Terkait Fobia Masjid
A
A
A
JAKARTA - Seruan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo agar umat Islam beramai-ramai melaksanakan salat berjamaah di masjid di tengah wabah virus corona terus mendapatkan tanggapan.
Kali ini Anggota Komisi VIII DPR, Selly Andriyana Gantina menanggapinya. "Menanggapi apa yang disampaikan oleh Pak Gatot Nurmantyo, saya rasa ada beberapa hal penting yang perlu untuk kita jadikan kesepahaman," ujar Selly kepada SINDOnews, Kamis (19/3/2020).
(Baca juga: Respons PPP Soal Gatot Nurmantyo Serukan Salat Berjamaah)
Selly mengatakan, tidak benar adanya fobia pada masjid maupun tempat ibadah lainnya. "Pak Gatot mungkin terlalu cepat menerka, atau mungkin sengaja menerka adanya fobia itu, karena mau sampaikan maksud yang lain," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Selly mengatakan, Islam sangat terbuka dengan kontekstualisasi zaman, dengan perubahan dinamika kehidupan. Dia melanjutkan, Ijtihadnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi corona ini saja jelas menunjukkan upaya keselamatan umat.
Dalam Fatwa MUI itu, kata dia, umat diminta untuk menjaga kebersihan, merubah sedikit pola interaksi, tanpa meninggalkan prinsip ketaqwaan masing-masing umat.
"Masa malah mau dilawan dengan ujaran yang seakan mempertentangkan begitu? Apakah Pak Gatot terlalu cepat menerka sampai tidak ikuti perkembangan informasi? Kan sayang sekali. Saya rasa tidak ada itu fobia masjid. Umat tetap tenang dan jangan terpengaruh lah," katanya.
Mantan Wakil Bupati Cirebon ini menyarankan, masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga kebersihan dan menjaga pola interaksi sementara.
"Daripada fobia-fobia begitu, kan lebih baik kita gotong-royong bersihkan masjid dengan disinfektan, malah justru bisa menghalau virus-virus aneh seperti itu," pungkasnya.
Kali ini Anggota Komisi VIII DPR, Selly Andriyana Gantina menanggapinya. "Menanggapi apa yang disampaikan oleh Pak Gatot Nurmantyo, saya rasa ada beberapa hal penting yang perlu untuk kita jadikan kesepahaman," ujar Selly kepada SINDOnews, Kamis (19/3/2020).
(Baca juga: Respons PPP Soal Gatot Nurmantyo Serukan Salat Berjamaah)
Selly mengatakan, tidak benar adanya fobia pada masjid maupun tempat ibadah lainnya. "Pak Gatot mungkin terlalu cepat menerka, atau mungkin sengaja menerka adanya fobia itu, karena mau sampaikan maksud yang lain," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Selly mengatakan, Islam sangat terbuka dengan kontekstualisasi zaman, dengan perubahan dinamika kehidupan. Dia melanjutkan, Ijtihadnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) menanggapi corona ini saja jelas menunjukkan upaya keselamatan umat.
Dalam Fatwa MUI itu, kata dia, umat diminta untuk menjaga kebersihan, merubah sedikit pola interaksi, tanpa meninggalkan prinsip ketaqwaan masing-masing umat.
"Masa malah mau dilawan dengan ujaran yang seakan mempertentangkan begitu? Apakah Pak Gatot terlalu cepat menerka sampai tidak ikuti perkembangan informasi? Kan sayang sekali. Saya rasa tidak ada itu fobia masjid. Umat tetap tenang dan jangan terpengaruh lah," katanya.
Mantan Wakil Bupati Cirebon ini menyarankan, masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga kebersihan dan menjaga pola interaksi sementara.
"Daripada fobia-fobia begitu, kan lebih baik kita gotong-royong bersihkan masjid dengan disinfektan, malah justru bisa menghalau virus-virus aneh seperti itu," pungkasnya.
(maf)