DPR Dukung Pengembangan Riset Vaksin Virus Corona dari Rempah-rempah

Kamis, 19 Maret 2020 - 09:35 WIB
DPR Dukung Pengembangan...
DPR Dukung Pengembangan Riset Vaksin Virus Corona dari Rempah-rempah
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Nabil Haroen mendukung usaha beberapa lembaga penelitian dan kampus menemukan obat-obatan untuk penanggulangan virus Corona, seperti yang dilakukan lembaga riset dari Kampus UI, IPB, Unair dan beberapa kampus lainnya. (Baca juga: Tanggulangi Corona, DPR Minta Pemerintah Libatkan Perguruan Tinggi)

Nabil menyampaikan Komisi IX mendukung penuh usaha pemerintah melalui instansi terkait guna menangani pandemi virus Corona. Pihaknya juga mendorong pemerintah Indonesia berkoordinasi dengan WHO, untuk langkah-langkah strategis penanggulangan krisis karena virus Corona (Covid-19) ini. "Jadi, Komisi IX DPR sangat mendukung langkah-langkah pemerintah untuk yang terbaik bagi bangsa Indonesia," tutur Nabil kepada SINDOnews, Kamis (19/3/2020).

Politikus PDI Perjuangan ini menyatakan, terkait belum cairnya dana penelitian untuk vaksin Corona, itu tahapan teknis yang masih dalam proses. Sebab, regulasi keuangan tidak sembarangan untuk mencairkan anggaran. Justru, regulasi itu penting agar satu komando dan akuntable. (Baca juga: 160 Warga Jakarta Positif Corona, Tersebar di 118 Kelurahan)

"Nah, dalam situasi krisis karena Corona ini, memang harus ada langkah cepat dan terobosan agar kita terhindar dari bencana yang lebih besar. Soal anggaran itu bukan satu-satunya tantangan," ujarnya.

Lebih lanjut Nabil mengatakan, yang penting saat ini adalah mendorong konsorsium riset. Karena, jangan sampai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bikin riset sendiri, sementara Kementerian Riset dan Dikti juga bikin riset terpisah.

Menurut Gus Nabil, sapaan akrabnya, dengan konsorsium itu nantinya ada tim yang melibatkan lintas kementerian, periset dari kampus-kampus dan lembaga penelitian, serta dari industri farmasi dari BUMN. "Jadi, dari proses awal dan akhirnya satu pintu, satu tim, satu kebijakan," ujar pria yang juga Ketua PP Pagar Nusa NU itu.

Menurut Gus Nabil, komitmen pemerintah untuk atasi krisis ini sangat serius, dan dukungan masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan. Pemerintah saat ini, menurutnya sangat berkomitmen untuk penanggulangan krisis akibat Corona.

"Tapi, kita kan punya prioritas, ada jangka pendek, menengah dan panjang. Nah, virus Corona ini kan baru, jadi semua negara sedang dalam proses riset. Masing-masing berusaha menyelesaikan tantangan untuk kebaikan warganya. Pemerintah Indonesia juga dalam tahapan itu," tutur dia.

Di sisi lain, dia juga mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh dengan ramuan tradisional. Dia menyebut Indonesia punya hasanah rempah-rempah yang sangat kaya manfaat, baik dari sisi medis maupun ekonomi.

Apalagi, masyarkat Indonesia sudah bisa membuat ramuan untuk meningkatkan kekebalan/kualitas kesehatan dari jahe, kunyit, dauh serai, dan sebagainya. Hal ini sehingga harus diapresiasi. Termasuk penelitian yang menyatakan jambu biji, kulit jeruk bermanfaat untuk penyembuhan pasien Corona.

"Ini kan kita punya semuanya, jadi ke depan pemerintah Indonesia harus mendorong kebijakan untuk riset-riset herbal dalam jangka menengah dan panjang," ujarnya.

Ditambahkan dia, DPR telah menyetujui peningkatan dana riset Rp5 triliun untuk tahun ini. Dari sebelumnya Rp950 miliar, saat ini menjadi Rp5,95 triliun. Bahkan, ada rencana untuk menambah anggaran dana abadi riset hingga Rp30 triliun hingga 2024.

Dengan demikian, Gus Nabil menganggap, sejak awal sudah ada usulan prioritas untuk riset keanekaragaman hayati Indonesia. Karena negara punya bahan melimpah, tinggal mendorong sumber daya peneliti bekerja sama dengan jaringan peneliti internasional.

Selain itu, negara juga punya resources, dan punya suntikan anggaran, sekaligus jaringan yang memungkinkan ribuan SDM Indonesia baik yang ada di negeri ini maupun yang sekolah atau bekerja di internasional bersama-sama menemukan obat antivirus Corona.

"Kami mendorong agar riset-riset keanekaragaman hayati ditingkatkan porsi dan prioritasnya, jangan sampai kita impor sekitar 90% obat seperti beberapa tahun terakhir. Kita harus mengolah hasanah rempah-rempah kita untuk produksi herbal medicine dalam skala yang lebih luas," katanya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7058 seconds (0.1#10.140)