Survei IPO: Ganjar Pranowo Kepala Daerah Paling Berpotensi Jadi Capres
A
A
A
JAKARTA - Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei mengenai tokoh-tokoh yang berpotensi maju dalam Pilpres 2024. Di antara nama tokoh yang muncul, ada sejumlah nama kepala daerah.
Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo muncul sebagai kepala daerah yang paling punya potensi diusung sebagai calon presiden (capres). Kendati begitu, Ganjar Pranowo berada di bawah bayang-bayang Ketua DPR RI Puan Maharani karena berasal dari partai politik (parpol) yang sama.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan, dalam daftar kepala daerah yang berpotensi maju di Pilpres, Ganjar Pranowo memiliki potensi sebagai capres sebesar 72,5% dan potensi sebagai calon wakil presiden (cawapres) sebesar 27,5%.
Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya memiliki potensi sebagai capres 23,0% dan potensi cawapres lebih tinggi sebesar 77,0%. Berikutnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki potensi sebagai capres 32,8% dan cawapres 67,2%, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah indar Parawansa memiliki potensi diusung sebagai capres 25,0% dan potensi cawapres 75,0%.
"Sebenarnya ada kepala daerah di luar Jawa yang juga punya potensi seperti Edy Rahmayadi (Gubernur Sumut) dan Nurdin Abdullah (Gubernur Sulsel0," kata Dedi saat diskusi bertajuk "Political Outlook 2024: Regenerasi Elite Politik Nasional Indonesia Masa Depan" di d'consulate, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Sementara, untuk tokoh potensial dari lintas sektor ada nama Mendagri Muhammad Tito Karnavian yang memiliki potensi sebagai capres sebesar 13,9% dan potensi cawapres 64,3%. Tokoh potensial dengan latar belakang politisi dan pejabat publik terpopuler antara lain Sandiaga Uno dengan potensi capres 8,1% dan potensi cawapres 67%, Agus HArimurti Yudhoyono (AHY) berpotensi sebagai capres 6,7% dan cawapres 63%.
Berikutnya Airlangga Hartarto potensi capres 5,2% dan cawapres 61%, Puan Maharani potensi capres 2,8% dan cawapres 57%, Muhaimin Iskandar potensi capres 2,7% dan cawapres 41%, dan Zulkifli Hasan potensi capres 1,5% dan cawapres 32%.
Nama Menhan Prabowo Subianto masuk dalam deretan tokoh lama dengan popularitas tertinggi sebesar 92,0%, namun elektabilitasnya hanya 16,4%. Dedi menyebut bahwa jika memaksakan maju sebagai capres lagi, Prabowo harus bekerja keras meskipun bergandengan dengan partai penguasa sekalipun. Hal ini karena tres elektabilitasnya yang terus menurun.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, sebuah penelitian yang dilakukan dengan metodologi yang benar memang bisa menggambarkan suara publik saat ini. Namun, kemungkinan besar masih banyak perubahan perubahan.
"Seperti Prabowo dikatakan di situ kalau dia maju lagi, masyarakat mengatakan akan kalah, belum tentu kalah. Menurut saya Pak Prabowo masih punya kans besar untuk memenangkan pilpres di depan kalau yang dilawan hanya tokoh-tokoh seperti itu. Berbeda kalau muncul orang seperti Joko Widodo lagi," katanya.
Survei IPO tersebut dilakukan pada Januari 2020 di 27 provinsi dengan jumlah responden 1.600 dengan sampling error 4,5% dan tingkat akurasi data 97%.
Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo muncul sebagai kepala daerah yang paling punya potensi diusung sebagai calon presiden (capres). Kendati begitu, Ganjar Pranowo berada di bawah bayang-bayang Ketua DPR RI Puan Maharani karena berasal dari partai politik (parpol) yang sama.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan, dalam daftar kepala daerah yang berpotensi maju di Pilpres, Ganjar Pranowo memiliki potensi sebagai capres sebesar 72,5% dan potensi sebagai calon wakil presiden (cawapres) sebesar 27,5%.
Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya memiliki potensi sebagai capres 23,0% dan potensi cawapres lebih tinggi sebesar 77,0%. Berikutnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki potensi sebagai capres 32,8% dan cawapres 67,2%, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah indar Parawansa memiliki potensi diusung sebagai capres 25,0% dan potensi cawapres 75,0%.
"Sebenarnya ada kepala daerah di luar Jawa yang juga punya potensi seperti Edy Rahmayadi (Gubernur Sumut) dan Nurdin Abdullah (Gubernur Sulsel0," kata Dedi saat diskusi bertajuk "Political Outlook 2024: Regenerasi Elite Politik Nasional Indonesia Masa Depan" di d'consulate, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Sementara, untuk tokoh potensial dari lintas sektor ada nama Mendagri Muhammad Tito Karnavian yang memiliki potensi sebagai capres sebesar 13,9% dan potensi cawapres 64,3%. Tokoh potensial dengan latar belakang politisi dan pejabat publik terpopuler antara lain Sandiaga Uno dengan potensi capres 8,1% dan potensi cawapres 67%, Agus HArimurti Yudhoyono (AHY) berpotensi sebagai capres 6,7% dan cawapres 63%.
Berikutnya Airlangga Hartarto potensi capres 5,2% dan cawapres 61%, Puan Maharani potensi capres 2,8% dan cawapres 57%, Muhaimin Iskandar potensi capres 2,7% dan cawapres 41%, dan Zulkifli Hasan potensi capres 1,5% dan cawapres 32%.
Nama Menhan Prabowo Subianto masuk dalam deretan tokoh lama dengan popularitas tertinggi sebesar 92,0%, namun elektabilitasnya hanya 16,4%. Dedi menyebut bahwa jika memaksakan maju sebagai capres lagi, Prabowo harus bekerja keras meskipun bergandengan dengan partai penguasa sekalipun. Hal ini karena tres elektabilitasnya yang terus menurun.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, sebuah penelitian yang dilakukan dengan metodologi yang benar memang bisa menggambarkan suara publik saat ini. Namun, kemungkinan besar masih banyak perubahan perubahan.
"Seperti Prabowo dikatakan di situ kalau dia maju lagi, masyarakat mengatakan akan kalah, belum tentu kalah. Menurut saya Pak Prabowo masih punya kans besar untuk memenangkan pilpres di depan kalau yang dilawan hanya tokoh-tokoh seperti itu. Berbeda kalau muncul orang seperti Joko Widodo lagi," katanya.
Survei IPO tersebut dilakukan pada Januari 2020 di 27 provinsi dengan jumlah responden 1.600 dengan sampling error 4,5% dan tingkat akurasi data 97%.
(pur)