Pasien Corona Meningkat, Pemerintah Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Nabil Haroen menyatakan, terkait dengan perkembangan persebaran virus corona (Covid-19) yang trennya semakin meningkat dan meluas, perlu ada peningkatan kewaspadaan dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia.
Setidaknya, sampai Selasa kemarin, jumlah pasien positif corona mencapai 27 orang. "Sebagaimana diketahui, kasus terburuk dalam penyebaran virus corona (Covid-19) terjadi di Italia dan Iran," ujar Nabil kepada SINDOnews, Rabu (11/3/2020).
(Baca juga: Satu Orang Pasien Positif Corona Meninggal Dunia)
Kata Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, negara Italia mengkarantina lebih dari 16 juta warganya, dengan tingkat kematian akibat virus ini yang semakin meningkat.
Sementara, negara Iran juga mengalami hal yang sama, dengan persebaran yang lebih luas. Nabil mengatakan, untuk menganalisa perkembangan virus ini, Gus Nabil sapaan akrabnya memberikan beberapa catatan yang harus diperhatikan pemerintah dan masyarakat.
Pertama, Indonesia harus belajar dari kasus Italia dan Iran. Meski tingkat persebaran virus corona (Covid-19) di China memperlihatkan tren stagnan dan cenderung turun, namun virus ini telah menyebar ke pelbagai penjuru dunia.
Di antara kasus yang ekstrem terjadi di Italia dan Iran. "Negara-negara Eropa sudah meningkatkan kewaspadaan dengan memberi informasi rutin dan realtime kepada warganya, agar bersiap dan meningkatkan kewaspadaan diri," tutur dia.
Kedua, Ketua Umum Pagar Nusa itu meminta pemerintah Indonesia harus bersiap menerapkan kebijakan proteksi dengan skema-skema khusus. Dalam hal ini, Gus Nabil mengapresiasi Kementerian Kesehatan dan institusi di bawahnya, serta Kantor Staf Presiden yang mengomando informasi atas perkembangan kasus Covid-19.
"Pemerintah juga harus mengawasi stok bahan pangan, sekaligus stok alat kesehatan. Jangan sampai ada yang mengambil untung dalam situasi krisis dengan menimbun, serta mengakibatkan kepanikan," ucap dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, beberapa negara semisal Jerman, Prancis dan Inggris sudah mulai melarang warganya untuk mengadakan acara atau perkumpulan dalam jumlah besar.
Selain itu menurutnya, beberapa institusi dan perusahaan di negara-negara tersebut juga sudah bersiap untuk sistem kerja online atau kerja dari rumah, guna mengurangi kemungkinan persebaran virus.
"Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan kebijakan ini, dengan secepatnya mengatur institusi dan lembaga-lembaga pemerintah untuk bersiap jika sewaktu-waktu tren virus corona (Covid-19) meningkat drastis," tandasnya.
Setidaknya, sampai Selasa kemarin, jumlah pasien positif corona mencapai 27 orang. "Sebagaimana diketahui, kasus terburuk dalam penyebaran virus corona (Covid-19) terjadi di Italia dan Iran," ujar Nabil kepada SINDOnews, Rabu (11/3/2020).
(Baca juga: Satu Orang Pasien Positif Corona Meninggal Dunia)
Kata Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, negara Italia mengkarantina lebih dari 16 juta warganya, dengan tingkat kematian akibat virus ini yang semakin meningkat.
Sementara, negara Iran juga mengalami hal yang sama, dengan persebaran yang lebih luas. Nabil mengatakan, untuk menganalisa perkembangan virus ini, Gus Nabil sapaan akrabnya memberikan beberapa catatan yang harus diperhatikan pemerintah dan masyarakat.
Pertama, Indonesia harus belajar dari kasus Italia dan Iran. Meski tingkat persebaran virus corona (Covid-19) di China memperlihatkan tren stagnan dan cenderung turun, namun virus ini telah menyebar ke pelbagai penjuru dunia.
Di antara kasus yang ekstrem terjadi di Italia dan Iran. "Negara-negara Eropa sudah meningkatkan kewaspadaan dengan memberi informasi rutin dan realtime kepada warganya, agar bersiap dan meningkatkan kewaspadaan diri," tutur dia.
Kedua, Ketua Umum Pagar Nusa itu meminta pemerintah Indonesia harus bersiap menerapkan kebijakan proteksi dengan skema-skema khusus. Dalam hal ini, Gus Nabil mengapresiasi Kementerian Kesehatan dan institusi di bawahnya, serta Kantor Staf Presiden yang mengomando informasi atas perkembangan kasus Covid-19.
"Pemerintah juga harus mengawasi stok bahan pangan, sekaligus stok alat kesehatan. Jangan sampai ada yang mengambil untung dalam situasi krisis dengan menimbun, serta mengakibatkan kepanikan," ucap dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, beberapa negara semisal Jerman, Prancis dan Inggris sudah mulai melarang warganya untuk mengadakan acara atau perkumpulan dalam jumlah besar.
Selain itu menurutnya, beberapa institusi dan perusahaan di negara-negara tersebut juga sudah bersiap untuk sistem kerja online atau kerja dari rumah, guna mengurangi kemungkinan persebaran virus.
"Pemerintah Indonesia harus mempersiapkan kebijakan ini, dengan secepatnya mengatur institusi dan lembaga-lembaga pemerintah untuk bersiap jika sewaktu-waktu tren virus corona (Covid-19) meningkat drastis," tandasnya.
(maf)