Bantu Atasi Corona, Muhammadiyah Bikin Program Safari dan Gemes Covid-19
A
A
A
JAKARTA - Muhammadiyah Covid-19 Command Center menetapkan strategi untuk menggerakkan semua sumber daya Muhammadiyah dalam rangka mengatasi penyebaran virus corona atau Covid-19.
Menurut Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center dr Corona Rintawan ada dua program bersama yang dikoordinasikan tim sebagai program nasional yakni Safari (Sadar Faktor Risiko) Covid-19 dan GEMES (Gerakan Memberi Masker) Covid-19.
"Safari Covid-19 adalah program pemberdayaan masyarakat untuk paham dan sadar apakah dirinya merupan kelompok risiko atau tidak. Jika kita mendorong masyarakat untuk paham dan sadar maka jelas ini akan mempermudah tugas pemerintah dalam melakukan tracking kelompok risiko. Selain kesadaran tersebut diharapkan juga mampu mendorong orang- orang proaktif melakukan karantina mandiri," jelas Corona Rintawan dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (10/3/2020).
Terkait program GEMES (Gerakan Memberi Masker) Covid-19, Corona menjelaskan gerakan ini mendorong masyarakat memberikan masker kepada orang-orang yang sakit flu. "Dengan gerakan ini akan mengubah kecenderungan egoisme dalam masyarakat menjadi kecenderungan untuk berbagi dan bersedekah. Dan, sasaran yang paling efektif dalam menggunakan masker adalah yang sakit, bukan yang sehat," ujarnya. (Baca Juga: Pasien Corona Mencapai 19 Orang, Jangan Anggap Remeh ) .
Terkait upaya pencegahan, sekolah dan perguruan tinggi menjadi fokus dari upaya Muhammadiyah. Upaya sosialisasi, edukasi, dan berbagai tindakan preventif disiapkan termasuk prosedur untuk dosen, guru, mahasiswa dan siswa yang cukup banyak akan pulang dari penugasan atau kegiatan di luar negeri. Sosialisasi dan pendampingan ini juga meliputi tata cara penggunaan masker, penggunaan hand sanitizer (penyanitasi tangan), etika batuk-bersin dan deteksi dini
Saat ini, jumlah TK Aisyiyah yang mencapai 22.000 tersebar di seluruh Indonesia menjadi salah satu fokus tim yang melibatkan Majelis Dikdasmen Aisyiyah. Demikian juga sekolah Muhammadiyah yang berjumlah 2.700 lebih di tingkat SD/MI, 1.700 lebih di tingkat SMP/MTs, 800 lebih di tingkat SMA/MA, serta pesantren yang berjumlah 300 lebih. Sementara, Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ Aisyiyah berjumlah 165.
Untuk potensi Angkatan Muda Muhammadiyah juga sudah dalam koordinasi tim, salah satunya gerakan yang dilakukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang anggotanya mencapai 7 juta orang di seluruh Indonesia. Selain itu ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang segera menyelenggarakan rakornas kesehatan dalam waktu dekat, Nasyiatul Aisyiyah yang berfokus pada pencegahan dan penanganan berbasis keluarga melalui program PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah), serta edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada kepanduan Hizbul Wathan dan Perguruan Silat Tapak Suci yang rutin memiliki agenda rutin pelatihan setiap minggunya.
"Selain itu Muhammadiyah mengoptimalkan peran takmir masjid/musala dalam pencegahan di masjid/musala melalui jamaah. Beberapa edukasi untuk jamaah adalah dengan membiasakan membawa sajadah sendiri-sendiri, menyempurnakan cuci tangan sesuai dengan prosedur selain menyempurnakan wudu, dan menyarankan jamaah yang sakit tidak berjamaah ke masjid dahulu."
Menurut Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center dr Corona Rintawan ada dua program bersama yang dikoordinasikan tim sebagai program nasional yakni Safari (Sadar Faktor Risiko) Covid-19 dan GEMES (Gerakan Memberi Masker) Covid-19.
"Safari Covid-19 adalah program pemberdayaan masyarakat untuk paham dan sadar apakah dirinya merupan kelompok risiko atau tidak. Jika kita mendorong masyarakat untuk paham dan sadar maka jelas ini akan mempermudah tugas pemerintah dalam melakukan tracking kelompok risiko. Selain kesadaran tersebut diharapkan juga mampu mendorong orang- orang proaktif melakukan karantina mandiri," jelas Corona Rintawan dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Selasa (10/3/2020).
Terkait program GEMES (Gerakan Memberi Masker) Covid-19, Corona menjelaskan gerakan ini mendorong masyarakat memberikan masker kepada orang-orang yang sakit flu. "Dengan gerakan ini akan mengubah kecenderungan egoisme dalam masyarakat menjadi kecenderungan untuk berbagi dan bersedekah. Dan, sasaran yang paling efektif dalam menggunakan masker adalah yang sakit, bukan yang sehat," ujarnya. (Baca Juga: Pasien Corona Mencapai 19 Orang, Jangan Anggap Remeh ) .
Terkait upaya pencegahan, sekolah dan perguruan tinggi menjadi fokus dari upaya Muhammadiyah. Upaya sosialisasi, edukasi, dan berbagai tindakan preventif disiapkan termasuk prosedur untuk dosen, guru, mahasiswa dan siswa yang cukup banyak akan pulang dari penugasan atau kegiatan di luar negeri. Sosialisasi dan pendampingan ini juga meliputi tata cara penggunaan masker, penggunaan hand sanitizer (penyanitasi tangan), etika batuk-bersin dan deteksi dini
Saat ini, jumlah TK Aisyiyah yang mencapai 22.000 tersebar di seluruh Indonesia menjadi salah satu fokus tim yang melibatkan Majelis Dikdasmen Aisyiyah. Demikian juga sekolah Muhammadiyah yang berjumlah 2.700 lebih di tingkat SD/MI, 1.700 lebih di tingkat SMP/MTs, 800 lebih di tingkat SMA/MA, serta pesantren yang berjumlah 300 lebih. Sementara, Perguruan Tinggi Muhammadiyah/ Aisyiyah berjumlah 165.
Untuk potensi Angkatan Muda Muhammadiyah juga sudah dalam koordinasi tim, salah satunya gerakan yang dilakukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang anggotanya mencapai 7 juta orang di seluruh Indonesia. Selain itu ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang segera menyelenggarakan rakornas kesehatan dalam waktu dekat, Nasyiatul Aisyiyah yang berfokus pada pencegahan dan penanganan berbasis keluarga melalui program PASHMINA (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah), serta edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada kepanduan Hizbul Wathan dan Perguruan Silat Tapak Suci yang rutin memiliki agenda rutin pelatihan setiap minggunya.
"Selain itu Muhammadiyah mengoptimalkan peran takmir masjid/musala dalam pencegahan di masjid/musala melalui jamaah. Beberapa edukasi untuk jamaah adalah dengan membiasakan membawa sajadah sendiri-sendiri, menyempurnakan cuci tangan sesuai dengan prosedur selain menyempurnakan wudu, dan menyarankan jamaah yang sakit tidak berjamaah ke masjid dahulu."
(zik)