DPR Anggap Perlu Pelibatan RS Swasta untuk Tangani Pasien Corona
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Nabil Haroen mengatakan dalam mitigasi bencana ada empat tahapan yang harus dilakukan. Pertama tahap persiapan yang sudah dilakukan pemerintah. Berikutnya tahap respons yang saat ini sedang dilakukan. Ketiga tahap pemulihan (recovery), dan terakhir tahapan evaluasi.
"Kemarin kita sudah melewati tahap prepare, kini yang kedua tahap respons. Nah ketika prepare itu tentunya menjadi kewenangan pemerintah dan pemerintah sudah melakukan banyak hal dan sukses," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (8/3/2020). (Baca juga: Polisi Bakal Jual Masker Hasil Sitaan, Ombudsman RI: Berbahaya Sekali )
Dalam tahap respons ini, kata politikus yang akrab disapa Gus Nabil ini, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri namun harus melibatkan partisipasi masyarakat dan stakeholder terkait, termasuk kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah harus satu frekuensi sehingga masyarakat tidak kebingungan.
Terkait desakan untuk menggunakan rumah sakit (RS) swasta sebagai rujukan, menurut politikus PDIP ini, tentunya harus ditanggapi dengan baik karena ini bagian dari partisipasi masyarakat. "Namun harus ditinjau ulang, dipelajari, apakah RS tersebut memenuhi persyaratan standar protokol yang berlaku dan apakah itu sesuai tidak dengan peraturan perundang-undangan," katanya.
Dengan adanya penambahan jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang positif terinfeksi Corona menjadi enam orang, Gus Nabil menilai sebenarnya hal ini bukan sesuatu yang mengagetkan karena hampir semua negara juga terkena. "Entah positif atau tidak, memang tinggal menunggu waktu saja. Dan bisa jadi ini fenomena gunung es. Kemarin dua, dan nanti di bawahnya besar dan sebagainya," jelasnya.
Karena itu, dia berpandangan langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah pertama melakukan penelusuran (tracking) kepada siapa pasien yang positif Corona ini melakukan kontak langsung. "Mereka yang melakukan kontak langsung ini kemudian harus segera diperiksa dan diinkubasi jika memang suspect Corona," ucapnya.
Kedua, pemerintah diminta betul-betul mempersiapkan rumah sakit-rumah sakit rujukan yang siap dalam menghadapi kondisi seperti ini. Sebab, bisa jadi penyebaran Corona juga terjadi di luar Jawa bahkan di tempat-tempat lain.
"Terakhir adalah bagaimana kemudian pemerintah bisa membuat suasana ini menjadi lebih sejuk, tenang, adem. Kadi kalau misalnya ada pasien yang positif terinfeksi Corona, mereka adalah saudara kita dan mereka bukan teroris yang harus mendapatkan stigma yang berlebihan. Ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah," tuturnya.
Di sisi lain, masyarakat juga harus bersama-sama saling mendoakan dan memberikan dukungan dan semangat supaya mereka yang sekarang ini positif terinfeksi Corona dapat segera sembuh dan kemudian secara bersama-sama mengusir Corona ini dari Nusantara. (Baca juga: Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BNPB Tinjau Kesiapan Pembangunan RSK Corona di Pulau Galang )
Gus Nabil menambahkan dirinya bersama dengan Panglima TNI dan Kapolri baru saja meninjau juga baru saja meninjau Pulau Galang di Kepulauan Riau yang bakal dijadikan sebagai tempat untuk transit dan observasi pasien-pasien Corona. "Lokasinya cukup bagus. Ini dulu camp untuk mengurusi pengungsi Vietnam. Ini luasnya 80 hektare yang akan digunakan untuk lokasi ini adalah 20 hektare dan pembangunannya ditargetkan rampung dalam 21 hari," kata Ketua Umum Pagar Nusa NU ini.
"Kemarin kita sudah melewati tahap prepare, kini yang kedua tahap respons. Nah ketika prepare itu tentunya menjadi kewenangan pemerintah dan pemerintah sudah melakukan banyak hal dan sukses," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (8/3/2020). (Baca juga: Polisi Bakal Jual Masker Hasil Sitaan, Ombudsman RI: Berbahaya Sekali )
Dalam tahap respons ini, kata politikus yang akrab disapa Gus Nabil ini, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri namun harus melibatkan partisipasi masyarakat dan stakeholder terkait, termasuk kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah harus satu frekuensi sehingga masyarakat tidak kebingungan.
Terkait desakan untuk menggunakan rumah sakit (RS) swasta sebagai rujukan, menurut politikus PDIP ini, tentunya harus ditanggapi dengan baik karena ini bagian dari partisipasi masyarakat. "Namun harus ditinjau ulang, dipelajari, apakah RS tersebut memenuhi persyaratan standar protokol yang berlaku dan apakah itu sesuai tidak dengan peraturan perundang-undangan," katanya.
Dengan adanya penambahan jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang positif terinfeksi Corona menjadi enam orang, Gus Nabil menilai sebenarnya hal ini bukan sesuatu yang mengagetkan karena hampir semua negara juga terkena. "Entah positif atau tidak, memang tinggal menunggu waktu saja. Dan bisa jadi ini fenomena gunung es. Kemarin dua, dan nanti di bawahnya besar dan sebagainya," jelasnya.
Karena itu, dia berpandangan langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah pertama melakukan penelusuran (tracking) kepada siapa pasien yang positif Corona ini melakukan kontak langsung. "Mereka yang melakukan kontak langsung ini kemudian harus segera diperiksa dan diinkubasi jika memang suspect Corona," ucapnya.
Kedua, pemerintah diminta betul-betul mempersiapkan rumah sakit-rumah sakit rujukan yang siap dalam menghadapi kondisi seperti ini. Sebab, bisa jadi penyebaran Corona juga terjadi di luar Jawa bahkan di tempat-tempat lain.
"Terakhir adalah bagaimana kemudian pemerintah bisa membuat suasana ini menjadi lebih sejuk, tenang, adem. Kadi kalau misalnya ada pasien yang positif terinfeksi Corona, mereka adalah saudara kita dan mereka bukan teroris yang harus mendapatkan stigma yang berlebihan. Ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah," tuturnya.
Di sisi lain, masyarakat juga harus bersama-sama saling mendoakan dan memberikan dukungan dan semangat supaya mereka yang sekarang ini positif terinfeksi Corona dapat segera sembuh dan kemudian secara bersama-sama mengusir Corona ini dari Nusantara. (Baca juga: Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BNPB Tinjau Kesiapan Pembangunan RSK Corona di Pulau Galang )
Gus Nabil menambahkan dirinya bersama dengan Panglima TNI dan Kapolri baru saja meninjau juga baru saja meninjau Pulau Galang di Kepulauan Riau yang bakal dijadikan sebagai tempat untuk transit dan observasi pasien-pasien Corona. "Lokasinya cukup bagus. Ini dulu camp untuk mengurusi pengungsi Vietnam. Ini luasnya 80 hektare yang akan digunakan untuk lokasi ini adalah 20 hektare dan pembangunannya ditargetkan rampung dalam 21 hari," kata Ketua Umum Pagar Nusa NU ini.
(kri)