Tracking Secara Detail Kasus Corona, Dua Warga Kembali Positif Covid-19

Sabtu, 07 Maret 2020 - 06:15 WIB
Tracking Secara Detail...
Tracking Secara Detail Kasus Corona, Dua Warga Kembali Positif Covid-19
A A A
JAKARTA - Pemerintah perlu terus melakukan penelusuran (tracking) secara ketat siapa saja yang pernah bersentuhan secara langsung dengan pasien positif corona (Covid-19). Langkah ini diperlukan karena adanya penambahan dua pasien positif corona.

Dua orang baru yang positif corona, atau kasus tiga dan kasus empat, sama-sama asal kluster Jakarta—berasal dari hasil pelacakan kontak dekat dengan kasus nomor satu atau dua, warga Depok yang terpapar penyakit tersebut dari WNI Jepang yang kini kondisinya membaik. Secara total pemerintah telah menelusuri 25 orang.

Tracking lebih lanjut dan lebih detail tentu urgen dilakukan agar jangan sampai ada pihak yang terpapar virus mematikan tersebut masih melakukan aktivitas di ruang publik. Bila masih ada, dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi penyebaran corona lebih luas lagi sehingga pengendalian wabah pun lebih rumit.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menegaskan, pemerintah akan terus menelusuri orang-orang yang pernah kontak langsung dengan dua kasus baru corona. Dia menyebut ini sebagai penelusuran subkluster Jakarta. “Pasti (ditelusuri). Pasti karena memang demikianlah prosedur penyelidikan yang kami miliki,” kata Yuri di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin.

Untuk mencegah penyebaran corona, pemerintah terus melacak orang-orang yang pernah kontak dengan dua suspect baru ini. Sejauh ini sudah ada 10 orang yang menghubungi dan segera dilakukan pemeriksaan. Sejauh ini mereka tidak memiliki keluhan yang mencurigakan. "Tetapi kekhawatirannya ada. Karena itu, kami perlu ketemu, kami sudah buat janji. Untuk beberapa saat yang akan datang kami akan ketemu dan kami akan ekspos lebih jelas lagi kemungkinan ini,” paparnya. (Baca: Dua Positif, Suspect Corona di Indonesia Kini Jadi 11 Orang)

Berdasarkan penelusuran, adanya dua pasien positif corona ini terkait kasus nomor satu. Dari penelusuran ditemukan kurang lebih terdapat 80 orang yang berada satu tempat dengan kasus nomor satu. Mereka terdiri atas tamu, pegawai, orang-orang yang berada di sekitar itu yang memungkinkan terjadi kontak. Penelusuran dibantu Dinas kesehatan Jakarta, Polri, dan BIN.

Setelah diidentifikasi, jumlah 80 orang mengecil menjadi 20. Dari jumlah 20 orang ini ditelusuri Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kemudian diciutkan menjadi tujuh orang. Semua dari jumlah terakhir ini dibawa ke RSPI Sulianti Saroso untuk menjalani serangkaian pemeriksaan. Hasilnya kemudian ditemukan empat suspect terpapar corona, kemudian dipastikan dua di antaranya positif corona.

Selain di kluster Jakarta, pemerintah juga melakukan tracking di Bali terkait kunjungan turis Jepang yang dinyatakan positif corona setelah kembali ke negaranya. Turis tersebut melakukan kunjungan pada 15 sampai 19 Februari lalu. “Maka kita lakukan tracking dari awal tempat dia bermalam, hotelnya, sampai pengemudi mobil yang dicarter untuk melayani keluarganya selama di Bali. Termasuk beberapa room boy yang kontak dalam relatif dekat karena memberikan room service dan sebagainya. Semuanya 11 orang. Dari pemeriksaan atas itu semuanya negatif,” ungkapnya. (Baca juga: Selain Kesehatan, Ini Dampak Lain Virus Corona di Indonesia)

Lantas siapa kedua pasien positif korona dimaksud? Achmad Yurianto tidak mau menyebut profil lengkap mereka. Dia hanya menyebut usia keduanya 33 tahun dan 34 tahun, bukan berasal dari satu rumah. Atas status tersebut, kedua kasus baru ini sudah diberi tahu begitu pemeriksaan diketahui positif corona.

Suhu badan dua orang baru yang positif terjangkit virus korona itu hingga siang kemarin mencapai 37,6 dan 37,7 derajat Celsius. Keduanya memiliki keluhan batuk dan pilek, tetapi tidak ada keluhan sesak nafas. "Sehingga kami berharap kondisi ini bisa segera kami intervensi agar dalam waktu dekat bisa menjadi lebih baik,” katanya di Kantor Presiden kemarin.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena mendesak pemerintah menelusuri kembali orang-orang yang berhubungan dengan pasien positif corona ini. “Kita melokalisasi itu dengan follow the patient, pasiennya yang kena yang mana, ya dia yang kita kejar berhubungan dengan siapa dalam beberapa hari terakhir. Bagi yang suspect, kita berikan penanganan untuk bagaimana melihat dia positif atau tidak,” ujarnya.

Politisi Partai Golkar ini menyarankan pemerintah melakukan tracking dari data dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) selama 1 bulan terakhir soal data WNI atau WNI yang berasal dari luar negeri, khususnya negara yang menjadi episentrum corona, yaitu China, Iran, Italia, dan Korea Selatan (Korsel).

Selanjutnya pemerintah di level terendah turut membantu penelusuran kondisi kesehatan terkini dan ditindaklanjuti oleh dinas kesehatan (dinkes) setempat. “Kalau mau lebih sempit lagi dicek 2-3 minggu terakhir, tidak perlu sampai satu bulan. Dari situ bisa di-track bahwa dia terindikasi kuat corona dan dilokalisasi di situ,” usul Melki.

Hingga kemarin Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memeriksa 227 spesimen yang berasal dari pasien dalam pengawasan (PDP). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelumnya yang hanya berjumlah 156 spesimen. Data tersebut dikirim dari 61 rumah sakit di 25 provinsi.

Dari jumlah tersebut, dua orang dinyatakan positif sebagaimana sudah diumumkan pemerintah sebelumnya. Selain itu, dari 227 orang ada 11 di antaranya—sebelumnya 13 suspect—merupakan suspect corona. Mereka saat ini telah diisolasi di rumah sakit. Selain 11 orang, semuanya negatif corona.

Ke-11 orang terduga itu terdiri atas 1 anak buah kapal (ABK) Diamond Princess, 7 orang berasal dari kluster Jakarta atau yang berkaitan dengan kasus nomor satu, sisanya berasal dari beberapa kluster, termasuk dari Bandung. Terkait kasus di beberapa kluster lain tersebut pemerintah belum melakukan tracking.

Observasi di Sebaru

Achmad Yurianto memaparkan, proses observasi yang dilakukan di Pulau Sebaru Kecil terhadap 188 anak buah kapal (ABK) World Dream dan 69 ABK Diamond Princess menemukan satu orang terduga dan tertular corona, yakni dari ABK Diamond Princess. "Meskipun kondisi fisiknya baik, tetapi kami mencurigai kemungkinan suspect dia tertular Covid-19. Sekarang sudah kami isolasi di Rumah Sakit Persahabatan,” ujarnya.

Observasi dilakukan bukannya terhadap ABK, tapi juga 10 orang tim medis yang menjemput ABK Diamond Princess. Namun, mereka juga turut memberikan pelayanan kesehatan bagi para ABK bersama total 35 orang tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter spesialis paru, penyakit dalam, jantung, kemudian patologi klinik, dokter umur, dan perawat. “Data awal untuk 10 tenaga medis ini seluruhnya negatif, dan hasilnya bagus,” tuturnya.

Adapun untuk 188 orang di World Dream, Yuri mengatakan bahwa kondisinya saat ini sehat. Bahkan, dari hasil pemeriksaan spesimennya dinyatakan negatif corona. "Sehingga diharapkan dalam waktu tidak lama lagi setelah 14 hari kami akan melakukan pemeriksaan lagi, kemudian bisa kami kembalikan ke keluarga masing-masing,” jaminnya.

Dari pemeriksaan diketahui ada satu ABK World Dream perempuan yang dalam kondisi hamil. Achmad Yurianto menyebut kondisi yang bersangkutan dalam keadaan baik. (Baca juga: DPR Minta Pemerintah Telusuri Jejak Pasien Corona ke 3 dan 4)

Dari Bali, empat orang yang diperiksa terkait dugaan corona dinyatakan negatif terinfeksi virus corona. Mereka terdiri atas dua warga negara Denmark yang diisolasi di RS Sanjiwani Gianyar, dua orang lagi di RS Sanglah Denpasar. Dua orang terakhir merupakan WN Jepang dan WN Indonesia. "Rencananya ada delapan hasil pemeriksaan sampel yang dikeluarkan Litbangkes. Namun, kami baru menerima hasil empat sampel," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya kemarin.

Dia juga menuturkan,ada tiga pasien suspect korona yang masuk ke dua rumah sakit Jumat kemarin. Mereka terdiri atas dua warga Indonesia yang dirawat di RS Sanglah dan satu warga negara Slowakia yang diisolasi di RS Sanjiwani Gianyar. "Jadi masih ada 11 pasien yang masih diisolasi di sejumlah rumah sakit," ujar Suarjaya. (Dita Angga/Binti Mufarida/Miftahul Chusna)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0815 seconds (0.1#10.140)