Tanggapi Survei Indo Barometer, Rektor UNG Sebut Wapres Ma'ruf Amin On The Right Track
A
A
A
JAKARTA - Survei yang dilakukan oleh Indo Barometer mencatat tingkat kepuasan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berada jauh di bawah Presiden Jokowi. Tingkat kepuasan publik pada Wapres Ma'ruf Amin hanya 49,6%. Sedangkan masyarakat yang tidak puas dengan Wapres Ma'ruf Amin sebanyak 37,5%.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok menyampaikan hasil survei tersebut masih berada pada taraf yang normal. Sebab, tingkat kepuasan pada Wapres di hasil survei tersebut hanya terpaut 0,4% dari 50% publik Indonesia. Jadi, masih separuh warga yang melihat kinerja Wapres positif. Adapun yang tidak puas sejumlah 37,5 %, bagi Eduart, tidak terlalu mempengaruhi sebab tidak semua warga bisa membedakan mana program, target, dan capaian kinerja sesuai dengan tahapan dalam perencanaan pembangunan.
Bagi Eduart, hasil survei tersebut tidak bisa menjustifikasi kinerja. Sebab saat ini APBN tahun 2020 baru berjalan dua bulan, masih banyak program yang belum berjalan. Pengukuran kinerja pemerintahan berbeda dengan pengukuran mengenai kepuasan publik. Publik biasanya melihat dari apa yang tampak dari media massa, bukan dari pencapaian target dan indikator program pemerintah.
"Kinerja Wapres saya kira sudah on the right track, sebab beliau memposisikan diri sebagai pembantu Presiden dalam hal pengawasan dan monitoring program pemerintah. Hal ini saya kira sementara dilaksanakan secara normatif. Tentu menjustifikasi kinerja dan kepuasan publik rendah saya kira keliru," ujar Eduart Wolok.
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Provinsi Gorontalo ini menambahkan, hal ini baru bisa diukur saat memasuki triwulan kedua, ketiga, dan keempat pada tahun anggaran yang berjalan. "Jadi, mengukur kepuasan publik untuk 100 hari dan menyamakannya dengan kinerja pemerintah adalah hal yang tidak pas," ujarnya. (Baca Juga: Survei Indo Barometer: 70,1 Persen Publik Puas Kinerja Jokowi-Maruf).
Diketahui, Indo Barometer menggelar survei tersebut pada 9-15 Januari 2020. Survei ini melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Indo Barometer menggunakan batas kesalahan kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data menggunakan metode face to face interview menggunakan kuisioner oleh surveyor terlatih.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok menyampaikan hasil survei tersebut masih berada pada taraf yang normal. Sebab, tingkat kepuasan pada Wapres di hasil survei tersebut hanya terpaut 0,4% dari 50% publik Indonesia. Jadi, masih separuh warga yang melihat kinerja Wapres positif. Adapun yang tidak puas sejumlah 37,5 %, bagi Eduart, tidak terlalu mempengaruhi sebab tidak semua warga bisa membedakan mana program, target, dan capaian kinerja sesuai dengan tahapan dalam perencanaan pembangunan.
Bagi Eduart, hasil survei tersebut tidak bisa menjustifikasi kinerja. Sebab saat ini APBN tahun 2020 baru berjalan dua bulan, masih banyak program yang belum berjalan. Pengukuran kinerja pemerintahan berbeda dengan pengukuran mengenai kepuasan publik. Publik biasanya melihat dari apa yang tampak dari media massa, bukan dari pencapaian target dan indikator program pemerintah.
"Kinerja Wapres saya kira sudah on the right track, sebab beliau memposisikan diri sebagai pembantu Presiden dalam hal pengawasan dan monitoring program pemerintah. Hal ini saya kira sementara dilaksanakan secara normatif. Tentu menjustifikasi kinerja dan kepuasan publik rendah saya kira keliru," ujar Eduart Wolok.
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Provinsi Gorontalo ini menambahkan, hal ini baru bisa diukur saat memasuki triwulan kedua, ketiga, dan keempat pada tahun anggaran yang berjalan. "Jadi, mengukur kepuasan publik untuk 100 hari dan menyamakannya dengan kinerja pemerintah adalah hal yang tidak pas," ujarnya. (Baca Juga: Survei Indo Barometer: 70,1 Persen Publik Puas Kinerja Jokowi-Maruf).
Diketahui, Indo Barometer menggelar survei tersebut pada 9-15 Januari 2020. Survei ini melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Indo Barometer menggunakan batas kesalahan kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data menggunakan metode face to face interview menggunakan kuisioner oleh surveyor terlatih.
(zik)