DPR Sebut Anak-anak Kombatan ISIS Tak Berarti Bebas Virus Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily mengingatkan bahwa anak-anak WNI eks anggota atau kombatan ISIS bukan berarti bebas dari ideologi terorisme. Karena itu, rencana itu perlu didiskusikan mendalam khususnya, bersama negara-negara yang memiliki persoalan sama dengan Indonesia.
"Ingat, anak-anak kombatan ISIS ini juga bukan berarti tidak terkena virus terorisme lho. Dalam memori kolektif mereka bisa saja mereka terpatri apa yang dirasakan dan dialami tentang terorisme yang dilakukan ISIS," ujar Ace saat dihubungi SINDO Media, Jumat (14/2/2020). (Baca juga: Pemerintah Harus Proaktif Data Anak Eks WNI Kombatan ISIS )
Ace berpandangan, harus ada rehabilitasi psikososial dari paham terorisme terhadap anak-anak para kombatan ISIS yang berencana dipulangkan. Hal ini untuk memastikan bahwa ideologi anak-anak ini tidak tercemar terorisme.
"Kalau tidak, bibit terorisme sudah terkontaminasi pada mereka dari sejak dini," imbuhnya.
Kemudian, Ketua DPP Partai Golkar ini melanjutkan masalah terkait anak-anak kombatan ISIS ini juga dialami oleh negara-negara lain, selain Indonesia. Sehingga, ia menyarankan bahwa perlu ada pembicaraan khusus Pemerintah Indonesia dengan negara-negara lainnya yang mengalami kasus yang sama soal nasib anak-anak kombatan ISIS ini.
"Bisa saja mereka dikarantina terlebih dahulu dengan bersama anak-anak kombatan ISIS ini melalui badan khusus internasional, misalnya UNHCR atau badan internasional lainnya yang menangani korban perang," usul Ace.
Baru setelah itu, kata Ace, jika mereka sudah dipastikan bersih dari paham terorisme, anak-anak kombatan ISIS ini boleh pulang ke Tanah Air. (Baca juga: Pemisahan Anak dari Orang Tua Eks ISIS Bisa Timbulkan Masalah Psikologis )
"Setelah mereka betul-betul bersih dari virus terorisme bisa saja dipertimbangkan untuk memilih kembali ke negara asalnya masing-masing," tandasnya.
"Ingat, anak-anak kombatan ISIS ini juga bukan berarti tidak terkena virus terorisme lho. Dalam memori kolektif mereka bisa saja mereka terpatri apa yang dirasakan dan dialami tentang terorisme yang dilakukan ISIS," ujar Ace saat dihubungi SINDO Media, Jumat (14/2/2020). (Baca juga: Pemerintah Harus Proaktif Data Anak Eks WNI Kombatan ISIS )
Ace berpandangan, harus ada rehabilitasi psikososial dari paham terorisme terhadap anak-anak para kombatan ISIS yang berencana dipulangkan. Hal ini untuk memastikan bahwa ideologi anak-anak ini tidak tercemar terorisme.
"Kalau tidak, bibit terorisme sudah terkontaminasi pada mereka dari sejak dini," imbuhnya.
Kemudian, Ketua DPP Partai Golkar ini melanjutkan masalah terkait anak-anak kombatan ISIS ini juga dialami oleh negara-negara lain, selain Indonesia. Sehingga, ia menyarankan bahwa perlu ada pembicaraan khusus Pemerintah Indonesia dengan negara-negara lainnya yang mengalami kasus yang sama soal nasib anak-anak kombatan ISIS ini.
"Bisa saja mereka dikarantina terlebih dahulu dengan bersama anak-anak kombatan ISIS ini melalui badan khusus internasional, misalnya UNHCR atau badan internasional lainnya yang menangani korban perang," usul Ace.
Baru setelah itu, kata Ace, jika mereka sudah dipastikan bersih dari paham terorisme, anak-anak kombatan ISIS ini boleh pulang ke Tanah Air. (Baca juga: Pemisahan Anak dari Orang Tua Eks ISIS Bisa Timbulkan Masalah Psikologis )
"Setelah mereka betul-betul bersih dari virus terorisme bisa saja dipertimbangkan untuk memilih kembali ke negara asalnya masing-masing," tandasnya.
(kri)