Sebanyak 21 WNI di China Pulang Lewat Negara Tetangga

Senin, 10 Februari 2020 - 18:25 WIB
Sebanyak 21 WNI di China...
Sebanyak 21 WNI di China Pulang Lewat Negara Tetangga
A A A
JAKARTA - Warga negara Indonesia (WNI) yang ada di China masih dapat pulang ke Tanah Air meskipun penerbangan langsung dari dan ke China disetop sementara.

Hal ini disampaikan Duta Besar untuk China, Djauhari Oratmangun saat melakukan telekonferens dengan Kantor Staf Presiden.

“Kita anjurkan kepada WNI atau mahasiwa apabila ingin kembali ke Indonesia melalui negara ketiga (transit-red) karena sejak 5 Februari lalu, baik dari dan ke Indonesia kan sudah ditutup sementara,” tutur Djauhari, Senin (10/2/2020).

Dia mengatakan, pada pagi tadi telah memfasilitasi 21 orang WNI untuk kembali ke Tanah Air dengan penerbangan transit sebelum masuk ke Indonesia.

Djauhari menjelaskan, 21 WNI tersebut menggunakan Malaysia Airlines yang transit terlebih dahulu transit di Kuala Lumpur.

“Pagi tadi sekitar jam 9.30, kita baru juga memfasilitasi juga bersama-sama dengan pemerintah daerah terkait meulangkan 21 orang dari Airport Beijing. Belum dari airport-airport lainnya. Mudah-mudahan sore ini sudah tiba di Jakarta,” tuturnya. (Baca juga: Virus Corona Sudah Bunuh 909 Orang, Publik China Mulai Marah )

Djauhari menyebut maskapai yang masih membuka penerbangan dari dan ke China antara lainScoot, Tiajin airline, Air China, Asiana Airline, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, Hong Kong Airline.

Menurut dia, lalu lintas penerbangan d ari dan ke China masih signifikan. “Jadi masih signifikan. Khusus dari Beijing masih ada Malayasia Airways melalui kuala lumpur. Kemudian Thai Air melalui Bangkok. Lalu Korean Air, Chinas Southern melalui Seoul,” ungkapnya.

Dia menyebut ada peraturan beberapa negara bagi pendatang dari China diharuskan melakukan karantina selama 14 hari. Namun dia menyarankan agar WNI tidak menggunakan jalur penerbangan dengan peraturan tersebut.

“Kita tidak menganjurkan WNI dan pelajar kita mengambil penerbangan tersebut. Tetapi melalui tempat ketiga di mana transit itu tidak perlu ada karantina,” ungkapnya,

Meski begitu Djauhari menekankan perlunya pemeriksaaan yang memadahi bagi WNI saat tiba di Tanah Air.

“Dengan demikian tentunya penerimaan kita di Indonesia harus dengan pemeriksaan kesehatan yang memadahi. Sehingga bisa diyakini bahwa mereka masuk k Indonesia dalam kondisi yang baik dan sehat,” tuturnya.

Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah membenarkan rencana kepulangan 21 WNI dari China ke Indonesia. Dia memastikan 21 orang tersebut sudah menjalani proses pemeriksaan di China.

“Mereka berangkat dari China daratan di wilayah yang tidak mengalami isolasi. Mereka sudah menjalani proses pemeriksaan kesehatan dan mendapat sertifikasi sehat. Dengan demikian diizinkan terbang meninggalkan China,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, saat tiba di Tanah Air akan ada prosedur yang harus dilalui 21 WNI. Prosedur tersebut dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

“Saat di Tanah Air nanti di Jakarta akan ada satu proses oleh Kemenkes yang diberlakukan serupa dengan prosedur lainnya,” katanya.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Anung Sugihanton mengatakan, terhadap 21 WNI yang pulang hari ini akan melalui prosedur yang sama dengan lainnya. Namun dia mengatakan ada notifikasi yang berbeda.

“Mengisi head alert card di tingkat bandara masing-masing. Malaysia ini banyak masuknya ada Bandung, Yogyakarta, Surabaya. Di pintu masuk embarkasi mereka isi head alert card,” ungkapnya.

Selain itu dia mengatakan sudah menyampaikan ke daerah 21 WNI ini akan masuk ke provinsi mana saja. Dia menuturkan sudah memeprsiapkan daerah jika dalam masa 14 hari atau berapa puluh hari ke depan ada keluhan dari para WNI tersebut.

“Ini agar dapat respons dari layanan kesehatan. Kami sudah dapat 21 nama WNI yang akan pulang. Kami siapkan teman-teman di daerah untuk melakukan notifikasi ke daerah dan daerah melakukan survaillance atau pengamatan di rumah masing-masing atau di mana. Melalui head alert card dan kami monitor agar terus dapat akses layanan kesehatan,” tuturnya.

Dia menambahkan jika WNI yang masuk Indonesia bukan dari Hubai maka maka prosedurnya bukan karantina yang seperti di Natuna. Kecuali, jika WNI tersebut punya riwayat merawat ataupun kontak dengan orang sakit virus corona.

“Ini berbeda. Mohon ini dibedakan. Seandainya kita karantina semua mainland (China daratan), semua keluar masuk harus melalui proses lanjutan. Ada regulasi inetrnasional bahwa negara tak boleh lepaskan orang yang sedang dalam proses karantina dalam negara tersebut. Kita harus percaya, sehingga mengapa Tiongkok masih lakukan pemeriksaan ulang sebelum mereka pulang, termasuk terhadap 3 WNI (yang ditahan di Hubai) kita,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0775 seconds (0.1#10.140)