Timur Tengah Membara, Netizen Diminta Kampanyekan Stop Perang AS-Iran

Rabu, 08 Januari 2020 - 14:08 WIB
Timur Tengah Membara, Netizen Diminta Kampanyekan Stop Perang AS-Iran
Timur Tengah Membara, Netizen Diminta Kampanyekan Stop Perang AS-Iran
A A A
JAKARTA - Timur Tengah sedang memanas. Konflik dipicu oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) yang menewaskan pemimpin militer Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Peristiwa terbaru, Iran melakukan serangan balasan dengan menembakkan rudal ke markas AS di Irak.

Perlu upaya nyata dari setiap warga negara dunia untuk ikut menyuarakan agar perang berhenti dan tidak meluas. Salah satunya melalui media sosial (medsos).

"Pengguna media sosial sebaiknya aktif menyerukan perdamaian, menolak ketidakadilan global. Masa depan dunia tidak bisa diserahkan pada keputusan Ali Khamenei, Donald Trump," kata ariqo Wibawa Satria, pengamat media sosial dari Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi dalam siaran persnya yang diterima SINDOnews, Rabu (8/1/2020).

Dia mengutip pernyataan Bung Hatta yang mengatakan, masa depan negara (dunia) tidak bisa diserahkan kepada orang per orang.

"Ini sekaligus menguji apakah benar media sosial melahirkan kesetaraan, memberikan setiap orang kekuatan," tutur co Founder dan CEO Global Influencer School ini. (Baca Juga: Timur Tengah Memanas, SBY Akui Cemas dan Minta Pemimpin Dunia Tak Diam)

Hariqo berpendapat, seperti analogi perkelahian dua orang di atas, perang Iran dan USA sangat mungkin melibatkan negara lain. China, Russia sepertinya di pihak Iran, sementara Inggris dan beberapa negara Eropa bersama Amerika. Apa yang awalnya di diduga sebagai “local disaster” bisa berubah menjadi perang dunia (world war).

Menurut dia, seruan perdamaian melalui media sosial sangat penting. Apalagi pengguna internet dan warga dunia sangat besar. Pengguna internet di Indonesia saja berjumlah 171 juta orang dan bisa memengaruhi menjadi pelopor perdamaian dengan konsisten menyampaikan.

“Hindari canda-candaan, meme atau konten lucu soal perang dunia ke 3, karena ini soal nyawa saudara-saudara kita sesama manusia," kata Hariqo

Hariqo mengajak pengguna internet untuk menandatangani petisi tolal prang Iran dan AS melalui situs change.org.

"Kalau dua orang berkelahi, kita wajib melerai tanpa memikirkan latar belakang keduanya. Jika sayup terdengar “biarin saja, kan bukan sebangsa, seagama dengan kita,” maka itu adalah bisikan setan," tulis Hariqo di laman change.org.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4239 seconds (0.1#10.140)