Mahfud MD: Situasi Muslim Uighur Mengusik Sebagian Muslim di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan situasi muslim Uighur di Xinjiang, China mengusik sebagian orang Islam di Indonesia. (Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Kecam Aksi Represif China terhadap Muslim Uighur)
Hal ini diungkapkan ketika Mahfud menggelar pertemuan tertutup dengan Duta Besar China untuk Indonesia beberapa waktu lalu. “Sy undang Dubes Cina ke kantor Menko Polhukam dan menyatakan bhw situasi di Uighur mengusik sebagian orang Islam di Indonesia. Sy sering ke Cina dan melihat banyak mesjid, restaurant halal, dan pemukiman2 muslim rasanya aman saja. Kok di Uighur ada yang begitu?” kata Mahfud dalam cuitan akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd (25/12/2019)
Mahfud juga mengatakan kepada Dubes China tidak akan ikut campur masalah Uighur tetapi ingin mencari tahu masalahnya. Pasalnya, kata Mahfud, di wilayah China lainnya keberadaan muslim aman saja. (Baca juga: PKS Minta Indonesia Proaktif Bela Nasib Muslim Uighur
“Kpd Dubes Cina Sy tanya, mengapa di Uighur ribut sedang di daerah2 lain kaum muslimin di Cina aman? Saya tegaskan bhw kita tak ingin ikut campur tapi ingin tahu masalahnya. Setelah dia menjelaskan, ya, sudah. Kita tak mau intervensi,” tegas Mahfud dalam cuitannya.
Mahfud membantah bahwa dirinya bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berbeda pandangan terkait masalah muslim Uighur. Mahfud memastikan tidak ada keretakan di Kabinet Indonesia Maju, apalagi terkait persoalan muslim Uighur.
“Omong kosong tentang kabinet retak karena perbedaan statement Mahfud MD dan Moeldoko soal Uighur. Penyataan kami malah sinkron, kok dibilang retak,” cuitnya.
“Moeldoko mengatakan bahwa Pemerintah RI takkan intervensi dlm urusan Uighur sedangkan Menko Polhukam mengatakan sudah lama melakukan Diplomasi Lunak. Dimana pertentangannya? Saya mengatakan diplomasi lunak justeru krn tdk ingin intervensi. Klop, kan?” cuitnya lagi.
Mahfud menegaskan, Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan China. Masalah Uighur, kata Mahfud, merupakan urusan internal China sehingga yang dilakukan untuk masalah ini adalah diplomasi secara lunak.
“Faktanya Indonesia punya hubungan diplomatik dengan Cina. Karena Indonesia tak ingin intervensi dan menganggap itu urusan internal Cina maka diplomasi yang dilakukannya ya lunak saja. Makanya Sy minta penjelasan dan menjelaskan langsung kpd Dubes Cina,” kata Mahfud.
“Coba, dimana pertentangan keterangan saya dgn Moeldoko. Kan sama2 bersikap tidak akan intervensi. Ibaratnya, kalau saya dan Pak Moeldoko hadir ke sidang kabinet ya sama2 hadir tapi Pak Moeldoko lewat pintu sebelah barat sedang saya lewat pintu sebelah timur,” tegas Mahfud dalam cuitannya.
Hal ini diungkapkan ketika Mahfud menggelar pertemuan tertutup dengan Duta Besar China untuk Indonesia beberapa waktu lalu. “Sy undang Dubes Cina ke kantor Menko Polhukam dan menyatakan bhw situasi di Uighur mengusik sebagian orang Islam di Indonesia. Sy sering ke Cina dan melihat banyak mesjid, restaurant halal, dan pemukiman2 muslim rasanya aman saja. Kok di Uighur ada yang begitu?” kata Mahfud dalam cuitan akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd (25/12/2019)
Mahfud juga mengatakan kepada Dubes China tidak akan ikut campur masalah Uighur tetapi ingin mencari tahu masalahnya. Pasalnya, kata Mahfud, di wilayah China lainnya keberadaan muslim aman saja. (Baca juga: PKS Minta Indonesia Proaktif Bela Nasib Muslim Uighur
“Kpd Dubes Cina Sy tanya, mengapa di Uighur ribut sedang di daerah2 lain kaum muslimin di Cina aman? Saya tegaskan bhw kita tak ingin ikut campur tapi ingin tahu masalahnya. Setelah dia menjelaskan, ya, sudah. Kita tak mau intervensi,” tegas Mahfud dalam cuitannya.
Mahfud membantah bahwa dirinya bersama Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko berbeda pandangan terkait masalah muslim Uighur. Mahfud memastikan tidak ada keretakan di Kabinet Indonesia Maju, apalagi terkait persoalan muslim Uighur.
“Omong kosong tentang kabinet retak karena perbedaan statement Mahfud MD dan Moeldoko soal Uighur. Penyataan kami malah sinkron, kok dibilang retak,” cuitnya.
“Moeldoko mengatakan bahwa Pemerintah RI takkan intervensi dlm urusan Uighur sedangkan Menko Polhukam mengatakan sudah lama melakukan Diplomasi Lunak. Dimana pertentangannya? Saya mengatakan diplomasi lunak justeru krn tdk ingin intervensi. Klop, kan?” cuitnya lagi.
Mahfud menegaskan, Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan China. Masalah Uighur, kata Mahfud, merupakan urusan internal China sehingga yang dilakukan untuk masalah ini adalah diplomasi secara lunak.
“Faktanya Indonesia punya hubungan diplomatik dengan Cina. Karena Indonesia tak ingin intervensi dan menganggap itu urusan internal Cina maka diplomasi yang dilakukannya ya lunak saja. Makanya Sy minta penjelasan dan menjelaskan langsung kpd Dubes Cina,” kata Mahfud.
“Coba, dimana pertentangan keterangan saya dgn Moeldoko. Kan sama2 bersikap tidak akan intervensi. Ibaratnya, kalau saya dan Pak Moeldoko hadir ke sidang kabinet ya sama2 hadir tapi Pak Moeldoko lewat pintu sebelah barat sedang saya lewat pintu sebelah timur,” tegas Mahfud dalam cuitannya.
(cip)