Reuni 212 Diharapkan Tak Jadi Alat untuk Kepentingan Politik

Senin, 02 Desember 2019 - 16:30 WIB
Reuni 212 Diharapkan...
Reuni 212 Diharapkan Tak Jadi Alat untuk Kepentingan Politik
A A A
JAKARTA - Pengamat politik Universitas Bung Karno (UBK) Faisal Chaniago menyebutkan, kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Reuni 212 jangan sampai jadi alat politik untuk tujuan tertentu, termasuk di Pilpres 2024.

Sekalipun, kata Faisal, dari sisi demokrasi, kegiatan Reuni 212 sah-sah saja. Karena setiap masyarakat mempunyai hak yang sama dalam berkumpul.

"Yang dikhawatirkan jika kegiatan Reuni 212 yaitu menjadikan agama sebagai alat untuk kepentingan politik," kata Faisal, Senin (2/12/2019).

Dikatakan Faisal, Indonesia merupakan negara majemuk, sebaiknya hati-hati dalam menggunakan agama dalam kegiatan politik.

"Jika Gubernur hadir dalam kegiatan Reuni 212, ia juga hadir dalam kegiatan agama lain. Supaya ada keadilan. Sebab Anies adalah Gubernur semua warga Jakarta," jelasnya.

"Bukan Gubernur satu golongan. Dan Gubernur Anis, sebaiknya jangan Mau lagi terjebak lagi dalam politik agama," sambungnya.

Faisal menyebutkan, bila kegiatan Reuni 212 ini dikaitkan dengan kepentingan 2024, mungkin saja ada. Namun, masih terlalu jauh untuk dikaitkan.

"Kalau kita bicara untuk Pilres 2024 masih jauh, tapi bisa juga untuk sekarang atau nanti. Kalau hanya untuk kepentingan silaturhami sah-sah saja, tapi kalau untuk menjadi alat politik, tentu sangat disayangkan," ujar Faisal.

Bila kegiatan reuni 212 itu untuk kepentingan politik, kata Faisal, maka ini sangat disayangkan.

"Tentu sangat disayangkan kalau memang agama dipakai untuk alat politik, tapi kalau ini hanya sarana partisipasi politik tentu tidak ada yang melarang, karena siapapun boleh," tuturnya.

Dia pun berpesan, agar agama tidak dipakai untuk kepentingan politik tertentu, termasuk dalam reuni 212 ini.

Pendapat berbeda disampaikan aktivis 98 Aan Rusdianto. Dia menganggap langkah Anies yang menghadiri reuni 212 merupakan panggung yang digunakan untuk kepentingan Pilpres 2024.

"Itu sudah otomatis ya, Islam politik yang ditarik. Intinya di sini saling memanfaatkan," ujarnya.

Sekali pun, kata Aan, panggung yang digunakan oleh Anies sah-sah saja untuk kepentingan tertentu di Pilpres 2024. "Ini sah-sah saja menggunakan Islam politik sebagai tunjangan untuk politik praktis, tapi sejauh mana ini segmented, menggunakan simbol-simbol agama ini, tapi yang terpenting adalah kita menginginkan keutuhan NKRI," jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di acara Reuni 212 di Monas, Jakarta. Berpakaian dinas, Anies sempat memberi sambutan dan mengapresiasi para peserta yang tertib di acara itu.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1753 seconds (0.1#10.140)